Mukjizat merupakan suatu kejadian
yang luar biasa, yang tidak mungkin bisa di pahami secara logika.
Dan mukjizat hanya terjadi pada
para nabi. Sedangkan Karomah yang berarti kemullyaan itupun merupakan sebuah
kejadian yang sulit di pahami secara logika. Jadi hampir sama, bedanya Karomah
bisa terjadi hanya kepada selain Nabi, atau para Waliyullah, yaitu orang-orang
yang begitu dekat dengan Allah Swt setelah para Nabi alaikumus-salam.
Kali ini saya tidak akan
menuliskan tentang mukjizat para Nabi, akan tetapi akan menulis sala satu
Karomah Seorang waliyullah dari nusantara, atau republik yang kita cintai ini,
Yaitu : Syeikh Khalil Bangkalan madura Indonesia.
Ketika Mbah Hasyim nyantri di
Bangkalan beliau diberi tugas mengurusi kuda milik Mbah Kholil hingga
kesempatan untuk ngajipun tidak banyak. Suatu hari Mbah Kholil kedatangan tamu
dari Jawa dan kebetulan dia seorang Kyai namun santrinya tak sampai ratusan
hanya puluhan saja. Setelah tamu ditanya keperluannya apa, lalu tamu tersebut
mengutarakan keperluannya kepada Mbah Kholil.
Tamu : “ Mbah Kholil, saya datang
kesini kyai pertama niat silaturahmi dan yang kedua saya hendak menikahkan
putri saya berhubung dia sudah dewasa kiranya patut saya carikan jodoh apalagi
usia saya juga sudah ada di ambang pintu ajal yang tak lama lagi Allah pasti
memanggil ruh saya Kyai. Jika ada Kyai, saya mohon petunjuk dan izin Kyai untk
mencarikannya ”.
Tanpa berfikir panjang Mbah
Kholil langsung memanggil Mbah Hasyim yang ada di belakang rumah beliau yang
sedang ngurusi kuda. Spontan Mbah Hasyim yang mendengar suara gurunya memanggil
langsung lari tunggang langgang menghadap sang guru.
Mbah Hasyim : “ Iya Kyai
Njenengan manggil saya…? ”
Mbah Kholil : “ Iya ”.
Tanpa banyak tanya lagi Mbah
Hasyim langsung diam merunduk, lalu Mbah Kholil berkata kepada tamu beliau. Ini
dia calon menantumu yang akan meneruskan perjuanganmu. Tamu pun terkejut tegang
dan tak habis fikir sambil bergumam dalam hatinya, masa iya sih santri
mblasaken seperti ini akan mengurus pesantrenku…? Saya tidak yakin bila anak
ini banyak ilmunya.
Disisi lain Mbah Hasyim pun
terkejut pula sambil begumam dalam hatinya, masa iya ya Mbah Kholil tega akan
menjodohkan saya dengan putrinya ulama’ yang begitu mulya dan santrinya banyak
nan berwibawa serta alim…?
Mbah Kholil lalu menyambung
dawuhnya apa yang keduanya pikirkan.
Mbah Kholil : “ Sudahlah Anda ( tamu
) pulang saja dan siapkan selamatannya di rumahmu. Tiga hari lagi aqad nikah
dilaksanakan. Dan juga kamu Hasyim kembali ke belakang…! ”
Mbah Hasyim pun kembali ke tempat
tugasnya dengan hati yang risau, pikiran kacau balau dan perasaan begitu galau,
sembari bertanya-tanya di dalam hati kecilnya : “ Bagaimana mungkin saya bisa
menjalani ini semua, kenapa guru tidak memberi tau saya terlebih dahulu, atau
paling tidak menawarkannya…? ”
Rasa gundah gulana, bimbang, ragu
dan bingung terus berkecamuk dalam fikiran Mbah Hasyim. Di saat-saat seperti
itulah Hidayah Allah ditampakkan. saat Mbah Hasyim teringat dimana suatu hari
saat Mbah Kholil mulang kitab beliau Dawuh sederhana saja : “ Barang siapa di antara kalian yang ingin
tercapai hajatnya maka bacalah “ sholawat nariyah ” dengan sebanyak-banyaknya.
terutama pada waktu ijabah itu sangat dianjurkan, yaitu setelah dari separuh
malam hingga menjelang fajar atau waktu subuh ”.
Saat malam kira-kira jam 12
malam, Mbah Hasyim melaksanakan apa yang pernah diucapkan gurunya itu yaitu
membaca Shalawat Nariyah sebanyak-banyaknya, dan menjelang Subuh beliau
ketiduran dan hal ajaib dimana dalam mimpi tidur sekejapnya beliau bermimpi
bertemu Imam al-Bukhari dan mengajarkan kepada beliau hadits shahih selama 40
tahun lamanya, lalu beliau terbangun serta terkejut tidak percaya atas mimpinya
itu.
Di malam yang kedua terjadi lagi,
dalam mimpinya beliau bertemu Imam as-Syafi’i dan mengajarkan kepada beliau
kitab-kitab Fiqih dari bebagai Madzhab yaitu Imam as-Syafi’i sendiri Hanafi
Maliki dan Hanbali selama 40 Tahun lamanya.
Dan di malam ke tiga beliau bermimpi
bertemu dengan Imam al-Ghazali dan Junayd al-Baghdady yang mengajarkan beliau
kitab-kitab tasawwuf selama 40 tahun. Setelah beliau bangun, beliau terkejut
dan bertanya dalam pikirannya apa makna dari semua mimpi ini.
Kesokan harinya beliau hendak bertanya
kepada gurunya namun tidak ada kesempatan karena beliau justru disuruh
siap-siap berangkat ke rumah calon mertua untuk melangsungkan aqad nikah.
Lalu keduanya pun berangkat
hingga ditempat tujuan langsung dilakukan Aqad Nikah selesai itu Mbah Kholil
akan pulang ke Bangkalan. Sepatah katapun tak ada yang keluar terucap dari Mbah
Kholil mulai dari Bangkalan hingga sampai di tempat akad pernikahan. Baru Mbah
Kholil hendak pulang beliau dawuh kepada Mbah Hasyim lalu kepada mertuanya dan
disaksikan banyak santri dan tamu undangan.
Mbah Kholil : “ Hasyim Jangan
Nyelewang-Nyeleweng ya…! Ibadah ikut yang dicontohkan Nabi melalui ulama’nya
dan ikutilah ulama’nya Allah agar selamat, Allah pasti bersamamu…”
Kepada mertua Mbah Hasyim : “ Jangan
ragu dengan Hasyim dia sudah ngaji 120 tahun lamanya…”
Baik Mbah Hasyim, mertua dan para
tamu tidak begitu paham serta kebingungan menafsiri dawuh Mbah Kholil karena
mereka pikir ini gak masuk akal kapan ngajinya sampai 120 tahun sementara usia
beliau belum sampai 50 tahun. Lalu Mbah Kholilpun balik ke Bangkalan.
Esoknya Mbah Hasyim diuji
mertuanya sembari ingin membuktikan se alim apakah menantunya yang dijagokan
gurunya itu. Dan beliaupun dengan agak gugup berada di masjid sementara di
tempat yang biasa mertuanya duduk sudah disediakan 2 kitab tafsir dan hadits,
tanpa ditanya si santripun dan Ustadz memberitahukan batas yang harus diajarkan
dan dibaca, nah keajaiban pun dimulai tanpa harus menengok apalagi memegang
kitabnya Mbah Hasyim langsung membaca dengan fasih dan hafal diluar kepala
serta membahasnya layaknya Masyayikh yang sudah kenyang dengan segudang ilmu,
tak satupun ada yang salah.
Ustadz dan santri senior yang
tidak yakin dengan kemampuan beliaupun pun menjadi takjub begitupula mertuanya
yang mengintip dari celah jendela rumahnya pun ikut takjub.
Dari hari itu hingga seterusnya
Mbah Hasyimlah yang mulang semua kitab-kitab klasik yang tebal dari berbagai
cabang ilmu agama Islam. Itulah beberapa karomah Mbah Kholil kepada Mbah Hasyim
dan masih banyak lagi karomah-karomah beliau kepada santri-santri beliau yang
lain. Subhaanallaah, Maha suci zat Allah yang telah mewujudkan sesuatu dengan
kehendaknya,..
No comments:
Post a Comment