Al Imam Ali bin Hasan al Aththas
mngatakan :
ﺍﻥ ﺍﻟﻤﺤﺼﻮﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻔﺘﺢ ﻭﺍﻟﻨﻮﺭ ﺍﻋﻨﻲ ﺍﻟﻜﺸﻒ ﻟﻠﺤﺠﺐ، ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﺍﻻﺩﺏ ﻣﻊ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻭﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﻛﺒﺮ ﻣﻘﺪﺍﺭﻩ ﻋﻨﺪﻙ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻚ ﺫﺍﻟﻚ ﺍﻟﻤﻘﺪﺍﺭ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺷﻚ
” Memperoleh ilmu, futuh dan
cahaya ( maksudnya terbukanya hijab batinnya ), adalah sesuai kadar adabmu
bersama gurumu. Kadar besarnya gurumu di hatimu, maka demikian pula kadar
besarnya dirimu di sisi Allah tanpa ragu “. ( al Manhaj as Sawiy : 217 )
Imam Nawawi ketika hendak belajar
kepada gurunya, beliau selalu bersedekah di perjalanan dan berdoa,
” Ya Allah, tutuplah dariku kekurangan guruku,
hingga mataku tidak melihat kekurangannya dan tidak seorangpun yg menyampaikan
kekurangan guruku kepadaku “. ( Lawaqih al Anwaar al Qudsiyyah : 155 )
Beliau pernah mengatakan dalam
kitab At Tahdzibnya :
ﻋﻘﻮﻕ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ ﺗﻤﺤﻮﻩ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﻭﻋﻘﻮﻕ ﺍﻻﺳﺘﺎﺫﻳﻦ ﻻ ﻳﻤﺤﻮﻩ ﺷﻲﺀ ﺍﻟﺒﺘﺔ
” Durhaka kepada orang tua
dosanya bisa dihapus oleh taubat, tapi durhaka kepada ustadzmu tidak ada
satupun yg dapat menghapusnya “.
Habib Abdullah Al Haddad
mengatakan ” Paling bahayanya bagi seorang murid, adalah berubahnya hati
gurunya kepadanya.
Seandainya seluruh wali dari
timur dan barat ingin memperbaiki keadaan si murid itu, niscaya tidak akan
mampu kecuali gurunya telah ridha kembali “. (Adaab Suluk al Murid : 54)
Seorang murid sedang menyapu
madrasah gurunya, tiba tiba Nabi Khidir mendatanginya. Murid itu tidak
sedikitpun menoleh dan mengajak bicara nabi Khidhir. Maka nabi Khidhir berkata,
” Tidakkah kau mengenalku…?. Murid itu menjawab, ” ya aku mengenalmu, engkau
adalah Abul Abbas al Khidhir “.
Nabi Khidhir, ” kenapa kamu tidak
meminta sesuatu dariku…? ”.
Murid itu menjawab, ” Guruku
sudah cukup bagiku, tidak tersisa satupun hajat kepadamu “. ( Kalam al Habib
Idrus al Habsyi : 78 )
No comments:
Post a Comment