LOA mengatakan apapun yang kita
pikirkan akan kita tarik ke kehidupan kita. Mereka yang akhirnya bisa kaya dan
bahagia, karena pandai mengatur pikirannya. Mereka yang akhirnya miskin atau
hidup biasa biasa saja dan atau tidak bahagia karena tidak bisa mengatur
pikirannya sehingga dimakan dan dirugikan oleh LOA nya sendiri.
Kita rugi, ditipu, dicuri,
dirampok, dikhianati adalah SESUATU YANG SUDAH TERJADI serta tidak bisa di
rubah. Anda mau gulung gulung keliling lapangan sambil menangis tidak akan
membuatnya kembali. Bagaimana kelanjutan ke depannya tergantung kepada
bagaimana kita menyikapi yang terjadi sekarang dengan pikiran kita.
Kalau orang ber pola pikir kaya
rugi 1 milyar, dia akan bersyukur : " Alhamdulillah tidak sampai 10
milyar, saya masih untung 9 milyar dibanding temanku yang rugi 10 milyar ".
Maka dia akan mendapat untung 9 milyar nantinya sesuai dengan harapan atau
afirmasinya.
Sebaliknya, orang ber pola pikir
miskin akan berpikir : " Waduuh . . kiamat sudah, tidak mungkin bisa
bangkit lagi nih dengan rugi 1 milyar ". Maka kata nabi Muhammad SAW saat
mengunjungi umatnya yang sakit dan mengatakan mungkin akan mati : " Kalau
kamu berpikir begitu ya itulah yang akan terjadi "
Apapun yang terjadi di dunia ini
belum bisa di nilai karena memang belum selesai. Hal yang kita anggap baik,
mungkin saja sebenarnya awal dari hal jelek. Sebaliknya hal yang kita anggap
buruk mungkin saja awal dari hal yang baik. Ini nampak dari cerita dibawah ini
:
Ada seorang petani miskin di cina
yang memiliki seekor kuda betina. Itu adalah kekayaan satu satunya yang
digunakan untuk segala macam, baik untuk menarik bajak sampai membawa hasil
tanahnya ke pasar. Suatu saat si kuda betina hilang. Tetangga tetangga datang untuk
bersimpati karna itu kekayaan satu satunya. Tetapi si petani hanya tenang
tenang saja.
Seminggu kemudian, kuda itu
pulang bersama 7 ekor kuda jantan yang mengejar ngejarnya. Si petani " mendadak
kaya " karena memiliki 8 ekor kuda. Tetangga ikut gembira tetapi si petani
biasa saja.
Anak laki laki pak petani yang
berumur 16 tahun, mencoba menaiki salah satu kuda jantan itu. Si kuda melompat
lompat dan anak itu jatuh, kakinya patah. Tetangga datang dan menyatakan
kesedihannya karna anak satu satunya celaka. Si petani tenang saja.
Bebarapa bulan kemudian
terjadilah perang dengan negara tetangga. Tentara kerajaan datang dan membawa
semua laki laki berusia 15 sampai 40 tahun untuk berperang. Biasanya yang
begini tidak kembali dan menjadi korban pertama. Anak petani tidak dipilih
karena kakinya cacat bekas jatuh. Tetangga tetangga kembali berkumpul merayakan
tidak terpilihnya si anak.
Jika kita pelajari hal diatas,
nampak bahwa peristiwa yang satu menjadi penyebab timbulnya peristiwa
berikutnya. Kuda hilang ( negatif ), menjadi penyebab bisa memiliki 7 ekor kuda
jantan ( positif ). Adanya kuda jantan ( positif ) menyebabkan kaki patah ( negatif
). Kaki yang patah menyebabkan tidak terpilih untuk perang ( positif ).
Kalau ada peristiwa yang dianggap
negatif, kita langsung saja berpikir : " Yesss…!!. berkah besar apa ya yang
akan saya terima…? ". Begitu juga jika ada hal baik terjadi, berpikirlah :
" Syukur alhamdulillah, aku kira
kira akan dapat apalagi ya…? yang lebih
besar dari ini…? ".
Jadi apapun yang terjadi kita
terus berpikir akan mendapat sesuatu yang besar. Dan berlakukah frasa " AKU
SESUAI PRASANGKA HAMBAKU ".
No comments:
Post a Comment