Pada tahun 90-an, saat saya saya
sekolah di Sekolah Menengah Umum, kala saya menjadi Ketua Umum OSIS SMA tersebut,
saya hampir " terperosok " ke lubang kesesatan ajaran terorisme.
Saat era itu, terorisme masuk ke
sekolah”. Saat saya jadi Ketum OSIS tersebut, saya didekati oleh aktivis” terorisme dan pengurus” OSIS semua diikutkan
Pelatihan BATRA ( Basic Training ). Bahkan, sempat pelatihan di kaki gunung xxx.
Seluruh isi pelatihan, semuanya adalah doktrin agar seluruh peserta pelatihan
membenci negara, Merah Putih, Pancasila, Presiden RI & para pejabatnya ( yang
semua disebutnya sebagai Thoghut ).
Semua kafir, semprot mereka.
Beberapa saat saya sempat
terprovokasi, namun, perang batin selalu berkecamuk tiap hari dan akhirnya saya
putuskan : saya keluar dari " lubang kesesatan terorisme " tersebut.
Saya tegas !. Dan, para aktivis
yang terus paksa” saya untuk masuk lagi ke kelompok mereka, semua saya tantang
berkelahi. Alhamdulillah, mereka mundur dan saya selamat sampai sekarang.
Bisyukrillaah.
Sejarah terorisme memang amat
panjang usianya dan berliku. Namun, sejarah tersebut bisa ditilik dari sejarah
akhir pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Sejarah tersebut amat ngegirisi dan
sangat biadab. Sejarah amat kelam akhir periode Khulafaur Rasyidin tersebut,
harus jangan sampai terulang lagi di
NKRI yang kita cintai ini.
“ Hukum itu milik Allah, wahai
Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu.”. Itulah teriakan Abdurrahman bin Muljam
Al Muradi ( Khawarij ) ketika menebas tubuh Sayyidina Ali bin Abi Thalib,
karamallahu wajhah pada saat bangkit dari sujud shalat Shubuh pada 19 Ramadhan
40 H itu.
Abdurrahman bin Muljam menebas
tubuh Sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan pedang yang sudah dilumuri racun yang
dahsyat.
Racun itu dibelinya seharga 1000
Dinar. Tubuh sayyidina Ali bin Abi Thalib mengalami luka parah, tapi beliau
masih sedikit bisa bertahan.
Tiga hari berikutnya ( 21
Ramadhan 40 H ) nyawa sahabat yang telah dijamin oleh Rasulullah SAW menjadi
penghuni surga itu hilang di tangan seorang muslim yang selalu merasa paling
Islam
Sayyidina Ali dibunuh setelah
dituduh kafir. Sayyidina Ali dibunuh setelah dituduh tidak menegakkan hukum
Allah. Sayyidina Ali dibunuh atas nama hukum Allah.
Itulah kebodohan dan kesesatan
orang Khawarij yang saat ini masih ngetrend ditiru oleh sebagian umat muslim.
Tidak berhenti sampai di situ.
Saat melakukan aksinya, Ibnu Muljam juga tidak berhenti membaca Surat Al
Baqarah ayat 207, sebagai pembenar perbuatannya :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
“ Dan di antara manusia ada orang
yang mengorbankan dirinya karena mencari ke-ridla-an Allah; dan Allah Maha
Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. ”
Maka sebagai hukuman atas
kejahatannya membunuh khalifah Ali, Ibnu Muljam kemudian dieksekusi mati dengan
cara qishas.
Proses hukuman mati yang dijalankan
terhadap Ibnu Muljam juga berlangsung dengan penuh dramatis. Saat tubuhnya
diikat untuk dipenggal kepalanya dia masih sempat berpesan kepada algojo : “ Wahai
Algojo, janganlah engkau penggal kepalaku sekaligus. Tetapi potonglah anggota
tubuhku sedikit demi sedikit hingga aku bisa menyaksikan anggota tubuhku
disiksa di jalan Allah. ”
Ibnu Muljam meyakini dengan
sepenuh hati bahwa aksinya membunuh suami Sayyidah Fathimah, sepupu Rasulullah,
dan ayah dari Sayyid Al-Hasan dan Al-Husein itu adalah sebuah aksi jihad fi
sabilillah. Suatu keyakinan yang benar” amat konyol, naif dan sesat
Seorang ahli surga meregang nyawa
di tangan seorang muslim yang meyakini aksinya itu adalah di jalan kebenaran
untuk bela Islam, demi meraih surga. Potret Ibnu Muljam ini adalah realita yang terjadi pada sebagian umat
Islam di era modern sekarang ini
Generasi pemuda yang mewarisi
Ibnu Muljam itu giat memprovokasikan untuk berjihad di jalan Allah dengan cara
memerangi, dan bahkan membunuh nyawa manusia yang berbeda agama, bahkan pada sesama muslim.
Siapa sebenarnya Ibnu Muljam…?
Dia adalah lelaki yang nampak sangat shaleh, zuhud, zahid dan sangat bertakwa,
sehingga dia mendapat julukan Al-Muqri’.
Sang pencabut nyawa Sayyidina Ali
itu, saking shalehnya, juga seorang hafidz ( penghafal Al-Qur'an ) dan
sekaligus orang yang mendorong sesama muslim untuk menghafalkan kitab suci
tersebut.
Khalifah Umar bin Khattab pernah
menugaskan Ibnu Muljam ke Mesir untuk memenuhi permohonan ‘Amr bin ‘Ash untuk
mengajarkan hafalan Al-Qur'an kepada penduduk negeri piramida itu.
Dalam pernyataannya, Khalifah
Umar bin Khattab bahkan menyatakan : “ Abdurrahman bin Muljam, salah seorang
ahli Al-Qur'an yang aku prioritaskan untukmu ketimbang untuk diriku sendiri.
Jika ia telah datang kepadamu maka siapkan rumah untuknya untuk mengajarkan
Al-Qur'an kepada kaum muslimin dan muliakanlah ia wahai ‘Amr bin ‘Ash” kata
Umar.
Meskipun Ibnu Muljam hafal
Al-Qur'an, bertaqwa dan rajin beribadah, tapi semua itu tidak bermanfaat
baginya.
Ia mati dalam kondisi su’ul
khatimah, tidak membawa iman dan Islam akibat kedangkalan ilmu agama yang
dimilikinya.
Afiliasinya kepada sekte Khawarij
telah membawanya terjebak dalam pemahaman Islam yang sempit.
Ibnu Muljam menetapkan klaim
terhadap surga Allah dengan sangat tergesa-gesa dan dangkal. Sehingga dia
dengan sembrono melakukan aksi-aksi yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur
agama Islam. Alangkah menyedihkan, karena aksi itu diklaim dalam rangka membela
agama Allah dan Rasulullah.
Sadarkah kita bahwa saat ini
telah lahir generasi-generasi baru Ibnu Muljam yang bergerak secara massif dan
terstruktur…?
Mereka adalah kalangan yang
merasa " shaleh " dan merasa " paling Islam " yang
menyuarakan syariat dan pembebasan umat Islam dari kesesatan.
Mereka menawarkan jalan kebenaran
menuju surga Allah dengan cara mengkafirkan sesama muslim yang berbeda
pemahaman dengan mereka.
Ibnu Muljam gaya baru ini lahir
dan bergerak secara berkelompok untuk meracuni generasi-generasi muda
Indonesia. Sehingga mereka dengan mudah mengkafirkan sesama muslim, mereka
dengan enteng menyesatkan kiyai dan ulama.
Raut wajah mereka nampak
memancarkan keshalehan yang bahkan tampak pada bekas sujud di dahi, malah dahi /
jidatnya tersebut kadang sampai hitam legam ( tanda mereka ahli sujud…? ).
Tapi, betapa bejad dan biadabnya kelakuan mereka…?
Mereka senantiasa membaca
Al-Qur'an di waktu siang dan malam. Namun sesungguhnya mereka adalah kelompok
yang merugi.
Rasulullah dalam sebuah hadits
telah meramalkan kelahiran generasi Ibnu Muljam ini.
Nabi SAW bersabda :
ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻧَﺎﺱٌ ﻣِﻦْ ﻗِﺒَﻞِ ﺍﻟْﻤَﺸْﺮِﻕِ ﻭﻳﻘﺮﺃﻭﻥ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻻ ﻳُﺠَﺎﻭِﺯُ ﺗَﺮَﺍﻗِﻴَﻬُﻢْ ﻳَﻤْﺮُﻗُﻮﻥَ
ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﻤْﺮُﻕُ ﺍﻟﺴَّﻬْﻢُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮَّﻣِﻴَّﺔِ ﺛُﻢَّ ﻻ ﻳَﻌُﻮﺩُﻭﻥَ ﻓِﻴﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻌُﻮﺩَ
ﺍﻟﺴَّﻬْﻢُ ﺇِﻟَﻰ ﻓُﻮﻗِﻪِ ﻗِﻴﻞَ ﻣَﺎ ﺳِﻴﻤَﺎﻫُﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﺳِﻴﻤَﺎﻫُﻢُ ﺍﻟﺘَّﺤْﻠِﻴﻖُ
Akan keluar dari arah timur
segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati
kerongkongan mereka ( tidak sampai ke hati ). Mereka keluar dari agama seperti
anak panah keluar dari busurnya. Mereka tidak akan bisa kembali seperti anak
panah yang tak akan kembali ke tempatnya. Tanda-tanda mereka adalah mereka
bercukur ( gundul ). HR Bukhari
Nabi bersabda di dalam Hadits Abu
Sa'id Al Khudri Rodhiyallohu 'anhu, yang diriwayatkan Al Bukhari dan Muslim,
bersabda :
ﺇﻥ ﻣﻦ ﺿﺌﻀﺊ ﻫﺬﺍ ﻗﻮﻣﺎ ﻳﻘﺮﺀﻭﻥ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻻ ﻳﺠﺎﻭﺯ ﺣﻨﺎﺟﺮﻫﻢ ﻳﻘﺘﻠﻮﻥ ﺃﻫﻞ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻭﻳﺪﻋﻮﻥ ﺃﻫﻞ ﺍﻷﻭﺛﺎﻥ ﻳﻤﺮﻗﻮﻥ ﻣﻦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻛﻤﺎ ﻳﻤﺮﻕ ﺍﻟﺴﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺮﻣﻴﺔ ﻟﺌﻦ ﺃﺩﺭﻛﺘﻬﻢ ﻷﻗﺘﻠﻨﻬﻢ ﻗﺘﻞ ﻋﺎﺩ
Sesungguhnya dari jenis orang ini
akan muncul sekelompok orang. Mereka membaca Al Qur'an namun tidak melampaui
tenggorokannya. Mereka membunuh kaum muslimin namun membiarkan penyembah
berhala. Mereka keluar terlepas dari Islam sebagaimana anak panah keluar
terlepas dari obyek sasaran. Jika aku sempat menemui mereka, sungguh akan aku
perangi mereka sebagaimana kaum 'Aad diperangi.
Kebodohan mengakibatkan mereka
merasa berjuang membela kepentingan agama Islam padahal hakikatnya mereka
sedang memerangi Islam dan kaum muslimin.
Wahai kaum muslimin, waspadalah
pada gerakan generasi Ibnu Muljam ini. Mari kita siapkan generasi muda kita
agar tidak diracuni oleh golongan Ibnu Muljam gaya baru ini…!.
Islam itu agama Rahmatan Lil
'Aalamiin. Islam itu agama keselamatan. Islam itu merangkul dan bukan memukul.
Islam itu mengajak, bukan mendepak.
Islam itu mengajak untuk masuk surga,
bukan " mengkapling " orang lain masuk neraka.
اللهم اهدنا و احفظنا والمسلمين في كل مكان ، آمين
MOHON SHARE TULISAN INI KE
MANAPUN, DEMI BERTAMBAHNYA WAWASAN BAGI YANG BELUM TAHU : JIKA ISLAM ITU ADEM,
AYEM WAL TENTREM. ISLAM ITU BENAR”
MAKNYUUUUUUS....
No comments:
Post a Comment