Di dalam kitab Bidayat
Al-hidayah, Al-Ghozali mengatakan bahwa tazkiyatun nafs merupakan usaha
menyucikan diri dari sifat memuji diri sendiri. dasar dari pemikiran tazkiyatun
nafs berasal dari keyakinan para sufi bahwa jiwa manusia pada fitrahnya adalah
suci. Disebabkan oleh adanya pertentangan dengan badan, yang dalam hal ini dapat
diartikan sebagai keinginan nafsu, maka hal tersebut mengakibatkan jiwa tidak
suci bahkan tidak lagi sehat.
Dalam hubungan dengan sifat-sifat
jiwa yang ada dalam diri manusia, tazkiyatun nafs menurut Al-Ghozali berarti pembersihan
diri dari sifat kebuasan, kebinatangan, dan setan yang kemudian mengisi dengan
sifat-sifat ketuhanan.
Bentuk Tazkiyatun Nafs
Bentuk tazkiyatun nafs pada
dasarnya ada dua macam, yaitu bentuk pembinaan akhlak dan bentuk terapi jiwa.
A. Tazkiyatun nafs sebagai
pembinaan akhlak manusia
Menurut Al-Ghozali, jiwa yang
sehat bersumber dari akhlak terpuji. Sebaliknya, jiwa yang sakit bersumber dari
akhlak tercela. Sehingga dalam hal ini, kualitas jiwa seseorang dapat dinilai
dengan bagaimana penampilan akhlak seseorang. Akhlak yang terpuji, dan dekat
dengan Allah, akan menunjukkan sikap yang baik dan disenangi oleh orang lain.
Namun, akhlak yang buruk, dan jauh dari Allah, akan menunjukkan bahwa dalam
jiwanya ada gejolak penyakit jiwa yang meresahkan bagi diri sendiri maupun
orang. Dalam meningkatkan upaya untuk memperbaiki akhlak, dibutuhkan metode
yang tepat untuk mengubah dan meningkatkan akhlak. Metode tersebut dinamakan riyadhat
( latihan jiwa ) dan mujahadat ( kesungguhan ). Akhlak merupakan sifat dalam
jiwa seseorang dengan mudah dapat menimbulkan suatu perbuatan, tanpa melalui
proses penalaran lebih dulu. Jika perbuatan itu baik, hal tersebut menunjukkan
bahwa akhlak tersebut terpuji, begitu pula sebaliknya.
B. Tazkiyatun nafs dalam bentuk
terapi jiwa
Argumentasi Al-Ghozali terhadap
terapi jiwa adalah bahwa jiwa dapat diobati sebagaimana tubuh dapat diobati.
Pengobatan penyakit jiwa dapat
dilakukan dengan terlebih dahulu dengan mendiagnosis jenis penyakit dan sebab sebabnya.
Al-Ghozali menegaskan bahwa
ketaatan merupaka obat, sedangkan kemaksiatan merupakan racun yang berpengaruh
terhadap hati atau jiwa.
Seseorang harus melakukan
penyelidikan tentang penyebab keburukan jiwanya, sehingga dengan mengetahui penyebabnya,
akan memudahkan penghapusan penyebab. Al-ghozali mengatakan, “ Ketahuilah bahwa
semua akhlak yang buruk disembuhkan dengan ilmu dan amal. Penyembuhan tiap penyakit
( jiwa ) ialah dengan melawan penyebabnya. Oleh karena itu, kita harus meneliti
dulu sebab-sebabnya”.
Dari pernyataan di atas,
Al-Ghozali sangat menekankan bagaimana ilmu dan amal sangat penting dalam penyembuhan
jiwa.
Ilmu dalam hal ini berfungsi untuk
mengetahui sebab dan akibat suatu penyakit jiwa. Selanjutnya, setelah mengetahui
penyebabnya, seseorang dapat menghilangkan penyebabnya, seseorang dapat
menghilangkan penyebabnya dan melakukan perbuatan (amal) yang dianggap sebagai
lawan dari sifat jelek yang muncul. Amal dilakukan harus berdasarkan syariat.
No comments:
Post a Comment