Penghuni surga yang tidak pernah
shalat sekalipun, apa yang ada dibenak kamu mendengar kata itu…?
Namun itulah hidayah, ia menyapa
manusia disaat yang tidak disangka-sangka. Dan apabila hidayah itu telah
menyapa manusia maka tidak ada yang bisa merubahnya dan tidak pula
menghentikannya.
Karena hidayah milik Allah, dan
diberikan kepada siapa yang ia kehendaki. Allah berfirman :
“ Sesungguhnya kamu tidak akan
dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang
mau menerima petunjuk.” ( QS Al Qashash 56 ).
Seharusnya kita menjadi
hamba-hamba yang ingin mendapatkan hidayah Allah. Orang yang ingin mendapatkan hidayah Allah
nampak dalam pribadi dan kesehariannya untuk mengemis ridha-Nya.
Dan inilah kisah seorang hamba
Allah yang padanya Allah curahkan hidayah dalam sanubarinya. Dan juga sebagai bukti
bahwa mati itu tidak kenal ruang dan waktu. Ia akan datang kapanpun dan dimanapun.
Maka sebaik-baik kita adalah hamba yang bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik
mungkin.
Diriwayatkan dari Ibnu Sufyan
maula Ibnu Abi Ahmad bahwa Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu meminta kepada para sahabat
dan berkata, " Ceritakan kepadaku mengenai kisah seseorang yang masuk
Surga padahal belum pernah shalat sekali pun sepanjang hidupnya…! "
Ternyata para sahabat tidak ada yang mengetahui.
Akan tetapi para sahabat balik
bertanya, " Siapakah dia…? "
Abu Hurairah menjawab,
"Ushairim Bani Abdul Asyhal ‘Amr bin Tsabit bin Waqsy."
Ushairin Bani Abdul Asyhal adalah
seorang musyrikin. Sebelum cahaya kebenaran masuk ke dalam hatinya, ia adalah
sosok manusia yang permusuhannya terhadap Islam sungguh sangat besar. Ia
berusaha mengajak dan mempengaruhi kaumnya untuk menentang Nabi Muhammad untuk
tidak masuk ke agamanya, bahkan ia menghina dan mengejek serta
menjelek-jelekkan Nabi Muhammad dengan sebutan-sebutan yang kurang enak
didengar telinga.
Al-Husharim berkata, " Aku
bertanya kepada Mahmud bagaimana kehidupan Ushairim sebelumnya…? "
Mahmud menjawab, "Sebelumnya
dia enggan memeluk Islam sebagaimana kaumnya, namun kemudian ia masuk
Islam".
Ia masuk Islam di pagi hari,
kemudian bersyahadat. Kemudian bertanya kepada Rasulullah untuk melaksanakan shalat,
namun waktu shalat belum tiba. Kemudian dia diajak untuk berjuang membela nama
Allah dan iapun berangkat. Ia mengambil pedang dan berangkat menuju medan
perang. Dia menyerang dan memberikan perlawanan sehingga terluka di beberapa
bagian tubuhnya, dan syahid.
Tatkala orang-orang dari Bani
Abdul Asyhal mencari para korban dalam peperangan ini, mereka mendapati
Ushairim. Mereka bertanya, 'Ini jasad Ushairim, apa yang menyebabkan dia datang
dalam peperangan ini…? Bukankah dia tidak berkenan ikut serta dalam peperangan
ini…?'
Mereka mempertanyakan status
Ushairim sehingga berada dalam pertempuran ini, 'Wahai Amr, apa yang
menyebabkan kamu berada di sini. Karena setia kepada kaummu ataukah simpati
kepada Islam….?'
Amr menjawab, 'Karena cintaku terhadap
Islam, aku telah beriman kepada Allah dan Rasulullah, kemudian aku angkat
senjataku dan aku berperang, sehingga keadaanku seperti ini.' Ushairim meninggal
dunia di tengah-tengah kaumnya, kemudian mereka memberitahukan kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda, 'Sesungguhnya
dia termasuk penghuni Surga'."
Inilah Uhsairim, belum 24 jam
ke-Islamannya namun syahid terlebih dahulu mendahuluinya daripada waktu shalat.
Ia menjadi penghuni surga yang dahinya belum pernah menyentuh tanah untuk
bersujud memuliakan Allah. Namun ia telah mengorbankan jiwanya untuk membela
kemuliaan Islam.
Ini bukan soal ia tak pernah
shalat namun masuk surga. Tapi ini persoalan bahwa ajal tidak pernah dapat
diduga. Kita tidak dapat memastikan kapan kita meninggal. Bisa jadi kita yang
selama ini beribadah dengan sungguh-sungguh namun takdir mendahului, kita
berbuat maksiat dan dimatikan dalam bermaksiat. Ataupun sebaliknya.
Rasulullah shallahu alaihi
wasallam bersabda: "ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan
ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta
saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan
ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan
ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali
sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan
perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.” ( Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam
Bad’ul Khalq )
Suatu hal yang sangat dahsyat
bagi siapa yang dikehendaki-Nya untuk meraih kemuliaan hidayah Allah yang
sangat mahal itu, dan tidak ada seorang pun yang bisa untuk menolak dan menghentikannya.
Apabila Allah sudah berkehendak.
Perjalanan hidup seseorang
siapapun dia pasti selalu dibatasi oleh kematian, dan sebaik-baik kematian
adalah mati syahid di jalan Allah.
Semoga saya dan pembaca sekalian
mendapatkan anugrah dari Allah untuk dimudahkan dan ditetapkan pada akhir yang
baik dan membahagiakan.
Sumber: As-Sirah an-Nabawiyah,
Ibnu Hisyam
No comments:
Post a Comment