1. Paling seneng kalau diutus
keluarga ndalem ( keluarga kyai )
Yang namanya mbak santri itu
pasti susah banget kalo mau izin keluar pondok, kalo mo izin alasannya kudu
benar benar logis, valid dan 'gaya melas'. Aktifitas yang padat, seperti ngaji,
hafalan, muroja`ah, ro`an, jama`ah menjadi santapan tiap hari, rasa suntuk dan
jenuh itu so pasti ada, nah, disuruh pak kyai atau bu nyai untuk semisal membeli
sesuatu di luar pondok berasa mendapat durian jatuh, hitung-hitung bisa
liat-liat suasana luar pondok tanpa harus menghadap ke keamanan terlebih
dahulu.
2. Suka niup ke arah kening ( benerin
jilbab )
Mbak santri tentu pengalaman,
saat mengenakan jilbab pasti nggak ketinggalan niup ke arah kening. Dengan
tujuan posisi jilbab pas di tengah-tengah. Antara mbak santri satu dengan yang
lain gaya meniup mereka nggak jauh beda, bibir atas ditarik ke belakang, bibir
bawah didorong ke depan untuk menghasilkan udara berkekuatan penuh ke atas menuju
arah jilbab. Santri putra tidak dianjurkan menggunakan metode seperti ini,
percuma, sebab kopyah tidak selentur jilbab. He he.
3. Selalu menudukkan kepala saat
bertemu santri putra
Mbak santri itu rata-rata
penakut, takut dosa, takut kyai, takut takzir, takut kepikiran, takut jatuh
cinta... sehingga, mereka lebih memilih jalan aman dengan menundukkan kepala
saat berpapasan atau bertemu santri putra.
4. Seringkali berhenti kalo lihat
kaca
Mbak santri kalo uda mau keluar
ke mana gitu, pasti dandanannya lama banget, apalagi kalo ada kegiatan bareng santri
putra, wah wah.. bisa habis tuh bedak wa akhwatuha, kalo sudah dandan cakep terus
jalan dan terlintas di hadapan mereka sebuah kaca, praktis mereka berhenti,
nggak peduli deh mau kaca spion, kaca kamar, kaca rumah warga, kaca rumah kyai
pun dijadikan objek memastikan keanggunannya.
5. Kang santri, calon suami
idaman.
Mbak santri tidak tahu banyak
tentang cinta, namun perihal siapa kelak jodohnya...?, mereka sudah punya
pilihan...
Yup, pria yang ahli dalam ilmu
agama, dan kang santri adalah jawabannya.
No comments:
Post a Comment