Menyangkal Wahabi yang melarang tradisi
mudik dan mengatakan bid'ah.
ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲٍ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻛَﺎﻥَ ﺇِﺫَﺍ ﻗَﺪِﻡَ ﻣِﻦْ ﺳَﻔَﺮٍ ﻓَﻨَﻈَﺮَ ﺇِﻟَﻰ ﺟُﺪْﺭَﺍﻥِ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔِ ، ﺃَﻭْﺿَﻊَ ﺭَﺍﺣِﻠَﺘَﻪُ ، ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺩَﺍﺑَّﺔٍ ﺣَﺮَّﻛَﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺣُﺒِّﻬَﺎ
" Dari Anas RA, bahwasanya
Nabi SAW apabila kembali dari berpergian, beliau melihat dinding kota Madinah, kemudian
Beliau mempercepat lari ( onta ) kendaraanya, apabila Beliau menaiki kendaraan
lain ( keledai atau kuda ) maka Beliau menggerak-gerakannya karena kecintaanya
kepada Madinah. "
( HR Al Bukhari )
Apa yang dilakukan Rasulullah SAW
ketika kembali dari bepergian tersebut, ada penjelasan dalam " Fathul Bari
Syarhu Shahihil Bukhari " :
ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳﺚِ ﺩَﻟَﺎﻟَﺔٌ ﻋَﻠَﻰ ﻓَﻀْﻞِ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻣَﺸْﺮُﻭﻋِﻴَّﺔِ ﺣُﺐِّ ﺍﻟْﻮَﻃَﻦِ ﻭَﺍﻟْﺤَﻨِﻴﻦِ ﺇِﻟَﻴْﻪِ
" Hadits tersebut menunjukan
keutamaan Madinah dan disyariatkannya mencitai tanah air ( kampung halaman )
serta merindukannya ".
Ibnu Hajar al-Asqalani
Fathul Bari Syarhu Shahihil
Bukhari
Juz III, hal 621
Dari penjelasan singkat tersebut
maka setidaknya dapat ditarik kesimpulan bahwa mencintai tanah air ( kampung
halaman ) merupakan karakter dasar manusia, di samping itu juga dianjurkan oleh
syara'
Sehingga kesimpulan sederhanya
adalah, bahwa mencintai tanah air ( kampung halaman ) bukan hanya karena tabiat
atau karakter semata, tetapi juga lahir dari bentuk adanya ke-Imanan dan
kesadaran mengikuti sunnah Rasulullah SAW, sehingga sah-sah saja apabila setiap
tahun menjelang Hari Raya Idul Fitri, saudara saudara se-Iman tidak pernah
melewatkan tradisi Mudik, karena ada rasa rindu terhadap kampung halaman dan
kecintaan terhadap Tanah Air.
Ayo Mudik Untuk Silaturrohmi…
No comments:
Post a Comment