Photo

Photo

Friday 29 December 2023

Manusia Manusia Petarung

  

Maaf, ngapunten, amit sewu….! Mana ada ceritanya sih Mas / Mbak, manusia seperti kita ini menginginkan lahir dari keluarga tidak mampu. Jika boleh memilih, rata-rata mereka ingin dilahirkan dari keluarga terpandang, kaya raya dan jika perlu warisannya banyak.

Karena pada dasarnya setiap manusia itu menginginkan hidup serba mapan, nyaman, terfasilitasi kebutuhannya, selalu dihormati, tidak dipandang sebelah mata dan minimal selalu hidup senang tanpa perlu mencicipi yang namanya hidup dalam kesusahan.

Begitu pun dalam sejarah percintaan. Tentunya ingin ketemu jodoh yang baik, yang sudah sukses, yang cantik, yang ganteng, dari keluarga baik-baik dan tulus mencintai pasangannya dunia akhirat.

Tapi perjalanan waktu yang sudah terlewati tidak bisa diputar. Tuhan memiliki kehendak lain. Sebagian besar dari saudara kita ada yang terlahir dari keluarga tidak mampu, tidak terpandang, hidup serba kekurangan dan malah ada yang jauh lebih mengenaskan keadaannya. Belum soal perjodohan, kadang malah dipertemukan dengan pasangan yang jauh dari apa yang diharapkannya selama ini.

Lantas, apa iya kemudian karena memiliki orang tua yang tidak mampu terus menyesal dan menyalahkan orang tuanya…? Apa iya gara-gara ketemu jodoh yang jauh dari harapan kemudian nyalah-nyalahin Tuhan…?

Kalo sudah menyesal dan menyalahkan orang tua atau mungkin memberontak Tuhan, kemudian keadaan hidup tiba-tiba berubah jadi lebih baik….? Salah….! Bukan membaik, malah tambah runyam gak karu-karuan, gak percaya….? Coba saja….!

Tidak ada ceritanya orang-orang yang lahir dari keluarga mapan, kemudian terbebas dari penderitaan. Demikian pula mereka yang terlahir dari keluarga papa, lantas tidak diberi kesempatan Tuhan hidup bahagia. Dalam derita dan bahagia, status sosial tidak biasa menjadi jaminannya. Coba hal ini dipahami.

Begitu pula soal jodoh, tidak ada satupun manusia yang sempurna. Namanya manusia itu ada kelebihan dan ada kekurangannya, kalo mau punya pasangan sempurna, kenapa gak nikah sama Malaikat saja….? Mustahil kan…!

Jangan begitu…! Kita tidak memerlukan sama sekali hal-hal yang mendorong keadaan hidup semakin terpuruk. Memang kesenangan bisa dibeli dan dicari, tapi kebahagiaan…? Tidak ada satupun manusia yang bersedia menjualnya apalagi membuangnya dipinggir jalan begitu saja.

Kaya miskin adalah label kehidupan yang tidak perlu diributkan takdirnya. Pasangan yang baik dan tidak itu hanya soal bagaimana kita belajar menerima apa adanya.

Jangan pernah meletakkan rasa bahagia pada tali-tali ketergantungan pada sesama. Karena sebenarnya kebahagiaan adalah keputusan diri yang tidak perlu diragukan lagi.

Tak mengapa lahir dari keluarga tak punya, setidaknya kita tahu bahwa kerja keras untuk menafkahi diri sendiri itu jauh lebih baik daripada mempertahankan hidup dengan cara meminta-minta.

Sampai akhirnya kita sadar bahwa dengan banting tulang, memeras otak, siang malam berjuang demi mengumpulkan rizki yang mungkin tidak seberapa, itu jauh lebih berharga dibanding hidup senang tapi selalu merepotkan orang tua.

Jika sudah seperti ini…? Penghargaan dan kemuliaan yang semacam apa lagi yang hendak dicari…? Tuhan tidak akan mengujimu diluar kemampuanmu, ingat itu….!

Pun demikian, pasangan yang gak sesuai harapan bisa jadi adalah cara Tuhan mendidik kita mempraktekkan ilmu-ilmu kesabaran, yang derajatnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kesenangan-kesenangan semu.

Setidaknya, hidup dengan segala ujiannya yang secara manusiawi terasa berat, telah membentuk diri kita menjadi hamba yang kuat dan penuh manfaat, Alhamdulillah.

Damailah Alam Semesta.

 

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...