Photo

Photo

Thursday 28 December 2023

Kolobendu “ Zaman Peringatan & Kolosirna “


Bagi Trah Jawa yang benar-benar konsisten mempelajari sejarah apalagi ahli dibidang sastra Jawa, pasti tahu apa itu Kolobendu…! Maaf, jangan serta merta kemudian kata Kolobendu dikebiri substasinya sebagai bentuk kalimat ramalan, karena munculnya istilah Kolobendu sebelumnya dirumuskan terlebih dahulu oleh ahlinya.

 

Tentang Kolobendu…! Kolo adalah waktu, Bendu adalah peringatan. Jadi sederhananya, pengertian lebih luas perihal Kolobendu adalah masa atau waktu dimana para Trah Jawa akan berhadapan dengan hal-hal yang sekiranya bisa dimengerti atau bisa dipahami sebagai bentuk zaman peringatan.

Adapun bentuk peringatan yang dimaksud disini bisa dalam wujud tragedi, musibah, bencana, dsb hingga kemudian melahirkan beberapa kondisi memprihatinkan, yang salah satunya kondisi tersebut oleh Trah Jawa disebut sebagai Pagebluk. Ya, Pagebluk….!

 

Pagebluk adalah masa-masa sulit, masa-masa yang memprihatinkan, masa-masa yang mengkhawatirkan, masa-masa yang menegangkan, masa-masa yang penuh misteri, masa-masa yang seharusnya para Trah Jawa harus Tansah Eling Lan Waspodo. Karena dampak dari Pagebluk yang disimpulkan terlahir disaat datangnya Kolobendu, semua aspek keberkahan yang sebelumnya menunggal di tanah, di air, di udara, dibeberapa akses pendukung kehidupan manusia tiba-tiba sebagian besar hilang, walau tidak secara keseluruhan, keberkahan yang pergi itu membuat tanah yang dipijak, air yang diminum dan udara yang dihirup seakan tidak lagi memberi kenyamanan, seperti muksa.

 

Ketenangan demi ketenangan berangsur-angsur hilang, kebahagiaan demi kebahagiaan tidak lagi bersahabat. Rizki sulit dicari, tanaman diserang hama, hasil persawahan merosot tajam panennya, ekonomi kacau balau, sirkulasi kehidupan alam dengan manusia tidak seimbang, yang berilmu gegabah mengambil sikap, yang bodoh tidak tahu diri, rumit dan kian berantakan.

Yang paling menyedihkan, soal benar dan salah hampir sulit dipilah, yang salah bisa benar dan yang benar bisa salah. Ini adalah Pagebluk, ini adalah peringatan yang dimaksudkan oleh Kolobendu.

Kolobendu hadir ketika manusia telah melampui batas kenakalannya. Mereka telah terjebak disudut kegelapan jiwa, memberhalakan keserakahan, meluapkan kemarahan, menyebar kebencian, meneriakkan peperangan dan menindas yang tak berdosa. Semua itu adalah muara dari munculnya Kolobendu.

Maka tidak ada pilihan lain, kita semua sebagai Trah Jawa harus saling bersinergi, bersama menciptakan Kolosirna. Kolo adalah waktu, Sirna adalah hilang. Yakni menyirnakan semua kepentingan Cumbu ( hasrat sesat ) yang dibumbui oleh kesombongan, oleh kerakusan, oleh kekejian dan merampas hak merdeka.

Dari ruang terendah, titik zero, hong wilaheng, kosong, istigroq, suwung, amukas, gung lewang lewung, bersatu padu Fafirru, kembali, manembah, ngulat sariro, atunggal kajiwan, tobat, sareh, tanpa tendensi, membangum kehidupan kang amukti. Mukti dalam kedaulatan manusia yang asah, asih, asuh.

Lalu wening, hening, sunyi, diam menunggu dawuh Ulama, Brahmana, Pandhita, Karuhun, Begawan dan manusia-manusia pilihan lainnya demi sirnanya Kolobendu, sirnanya Pagebluk dan sirnanya kebengisaan yang bertengger dihati kita masing-masing.

Daulat Dawuh Ingkang Jumeneng Sinuhun Gusti Sultan Sepuh Cirebon : " Hanggayuwa Sira Maring Kaluhuran... Sebo…! " Sendiko Dawuh Gusti.

" Rahmatan Lil 'Alamin, Hamemayu Hayuning Bawono "

 

#Trahjawa

#Dnanusantara

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...