Photo

Photo

Friday 28 July 2017

KISAH SANG PENDOSA

Pada zaman Nabi Musa , ada seorang laki-laki yang sangat terkenal akan kefasikannya (tukang bikin dosa) semasa hidup. Tatkala laki-laki itu meninggal dunia, orang -orang di sekitarnya tidak sudi untuk memandikan dan menguburkan mayatnya dengan layak. Mereka hanya menyeret mayat laki-laki itu dan membuangnya ke suatu tempat yang penuh dengan kotoran ternak, lalu Allah menurunkan wahyu kepada Musa, agar ia berangkat ke tempat lelaki tersebut dan memandikan, menguburkan dan mensholatkannya dengan layak. karena lelaki itu adalah seorang wali-Nya.

Maka berangkatlah Musa ke tempat jenazah lelaki tersebut. Sesampai di kampung yang dituju, Musa meminta keterangan kepada penduduk mengenai kehidupan lelaki itu. Tetapi jawaban yang diterima  Musa hampir senada, bahwa lelaki itu semasa hidupnya mempunyai sifat dan perangai yang jelek.

Lalu, Musa meminta mereka untuk bersedia memberitahu di mana jenazah lelaki tersebut mereka tempatkan, karena Allah memerintahkannya untuk mencarinya. Permintaan Musa dikabulkan, maka beberapa orang menunjukkan tempat di mana lelaki itu diletakkan. Ketika telah sampai, Nabi Musa mendapati mayat lelaki itu berada di tempat tumpukan kotoran hewan. Kembali para penduduk mengingatkan Musa bahwa lelaki itu adalah orang yang fasik selama hidupnya.

Mendengar tuturan para penduduk desa tersebut, Musa mengadu kepada Allah, katanya, “Ya Allah..Engkau telah memerintahkan aku untuk memandikan, mensholatkan dan menguburkan lelaki ini, sedangkan kaumnya telah bersaksi bahwa laki-laki ini semasa hidupnya adalah orang yang bertingkah laku jelek. Untuk itu, Engkaulah yang lebih mengetahui apakah orang yang meninggal ini baik atau
buruk?”

Pengaduan Musa dijawab Allah dengan menurunkan wahyu-Nya, “Wahai Musa, orang-orang itu benar dengan apa yang telah diperbuat laki-laki itu. Tetapi mereka tidak tahu bahwa sesungguhnya lelaki itu telah meminta pertolongan-Ku saat menjelang ajalnya dengan tiga doa. Seandainya seluruh manusia yang penuh dengan dosa mau meminta-Ku dengan tiga doa tersebut, tentulah akan Aku penuhi. Oleh karena itu, bagaimana Aku tidak sayang padanya sedangkan dirinya benar-benar meminta-Ku? Dan bukankah Aku adalah Dzat yang lebih berhak memberi kasih sayang?”
Nabi Musa bertanya, “Wahai Allah, apa saja ketiga doa itu?”
Allah menjawab dengan wahyu-Nya, "Doa pertama, ketika ajal lelaki itu sudah dekat ia berdoa,

Doa Pertama : “Ya Allah! Sesungguhnya aku telah berbuat maksiat, namun hatiku amat membenci perbuatan maksiat itu. Akan tetapi, ada tiga perkara yang selalu bersama-samaku hingga aku melakukan perbuatan maksiat itu di dalam hati. Pertama, adalah hawa nafsu, kedua adalah teman yang jelek dan ketiga adalah Iblis. Ketiga perkara inilah yang menjatuhkanku ke dalam lembah kemaksiatan. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu terhadap sesuatu yang aku ucapkan, maka ampunilah aku.”

“Doa kedua; “Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku mengerjakan maksiat, adapun tempatku adalah bersama orang-orang fasik, akan tetapi aku lebih suka berkawan dengan orang-orang zuhud. hidup bersama mereka adalah lebih aku senangi daripada bersama-sama orang fasik.”

“Doa ketiga: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui aku lebih mencintai orang-orang baik daripada orang-orang fasik sehingga apabila ada dua orang menghadapku yakni orang baik dan fasik, maka pastilah aku mendahulukan kepentingan orang yang baik daripada yang fasik.”

Mendengar wahyu ini Musa akhirnya memahami apa yang sesungguhnya terjadi. Dan ini menjadi ‘itibar bagi dirinya dan kaumnya untuk selalu mengharapkan rahmat dari Allah .


Rasulullah pernah berkata, “Seorang yang tenggelam dalam kemaksiatan tetapi tetap mengharapkan belas kasih Allah, lebih dekat kepada-Nya daripada seorang ahli ibadah yang putus harapan dari belas kasih Allah.”

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...