Apa yang saya khawatirkan terbukti juga..
Ketika saya menulis surat "Nasehat untuk adek Afi",
saya sebenarnya sudah khawatir bahwa sesuatu yang terlalu cepat mengangkasa,
akan cepat pula jatuhnya.
Afi dituding plagiat dimana-dimana dan saya masih tutup mata.
Tetapi ketika beredar video dimana Afi menirukan kata-kata Amanda Todd remaja
yang bunuh diri dengan kalimat yang persis sama, saya sungguh menyayangkannya.
Sayang sekali. Afi terlalu silau dengan panggung megah yang
disajikan kepadanya. Mentalnya tidak kuat untuk berjalan di catwalk merah. Ia
akhirnya menjadi orang yang menulis untuk disanjung, bukan karena ia memang ingin
menulis dari hatinya.
Terlalu hijau, mungkin itu jawabnya.
Mungkin jika saya seusia Afi saya akan mengalami nasib yang
sama. Pada usia yang belum matang, diundang kemana-mana mulai dari jadi
pembicara di universitas, di stasiun televisi bahkan sampai diundang Presiden Jokowi.
Jelas jiwa saya akan labil karena belum pernah ditempa oleh berbagai ujian
untuk menguatkan mental.
Itu sama seperti ketika kita yang biasa hidup susah, tiba-tiba
diberikan rezeki yang luar biasa gedenya tanpa kerja keras. Bukannya menjadi
lebih baik, kita menjadi orang yang 'aneh' karena begitu banyaknya sanjungan dan
muncul teman2 munafik yang suka pada kita hanya karena melihat harta saja.
Apakah Afi salah ?
Tidak seluruhnya.
Kesalahan terbesar ada pada orang-orang dewasa yang kagetan.
Melihat ada sesuatu yang bisa dijual, dijuallah. Media membutuhkan rating untuk
mengangkat citranya dan harus ada sosok yang 'kontroversial' yang diangkat
bukan untuk kepentingan orang banyak, tetapi untuk kepentingan media itu
sendiri...
Dan banyak pula yang memakan umpan besar itu dengan segala
bentuk pemujaan berlebihan.
Saya selalu bilang pada anak saya, "Jadilah sesuatu yang
terbentuk dengan proses alam, bukan karena karbitan. Karena proses alam itu
natural dan tidak meninggalkan kesia-siaan. Kalau kamu besar karena menghalalkan
segala cara, maka akan tampak bahwa kamu itu sebenarnya mentah hanya pura-pura
matang saja.."
Tidak ada yang instan dalam segala hal, karena ketika hasil
dijadikan rujukan, maka sesungguhnya kita adalah orang miskin yang tidak
kelihatan. Proses itulah kekayaan sebenarnya, karena proses adalah pengalaman pengalaman
yang berharga yang bisa diambil maknanya Untuk Afi, istirahatlah dulu dek tidak
perlu dipaksakan untuk terus bersinar, karena emas akan terlihat meski ia ada
tumpukan sampah.
Berlatihlah untuk jujur dan tidak perlu mengikuti kemauan
orang.
Saran abang, Gado-gado itu sehat karena terdiri dari banyak
sayuran. Tapi proses pembuatannya lumayan rumit daripada sekedar menyobek
bungkus mie instan..
"Bang, nanti Afi di bully kalau bang Denny nulis
ini.."
"Tenang aja, di bully itu bagian dari proses kematangan
jiwa.."
Seruput dulu ya, hati-hati di jalan..
No comments:
Post a Comment