“Sejak awal kita memang sudah bentrok dengan Wahabi. NU
dibentuk memang untuk melawan Wahabi.” KH. Said Aqil Siradj
Apa dan
Bagaimana langkah Nahdlatul Ulama (NU) dan pesantren mencegah pergerakan Wahabi
Salafi di Indonesia yang masuk ke kampung-kampung dan desa? Untuk menjawab
kegelisahan ini, Majalah Risalah NU melakukan wawancara dengan Ketua Umum PBNU
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj.
Berikut
petikan wawancaranya:
Bagaimana
sebenarnya Wahabi di Indonesia?
Itu
sebenarnya sudah lama, tapi eksisnya sejak tahun 80-an setelah Arab Saudi
membuka LIPIA (Lembaga llmu Pengetahuan Islam dan Arab). Ketika itu direkturnya
masih bujangan yang kawin dengan orang Bogor. Kemudian menampakkan kekuatannya,
bahkan mereka membuka yayasan-yayasan. Setahu saya ada 12 yayasan yang pertama
kali dibentuk. Antara lain As-Shafwah, Assunnah, Annida, Al-Fitrah, Ulil Albab,
yang semuanya didanai oleh masyarakat Saudi, bukan oleh negaranya. Contoh,
Assunnah dibangun oleh Yusuf Ba’isa di Cirebon, di Kali Tanjung,
Kraksan. Sekarang ketuanya Prof. Salim Badjri, muridnya adalah Syarifuddin yang
ngebom Polresta Cirebon beberapa waktu lalu. Dan satu lagi yang ngebom gereja
Bethel di Solo namanya Ahmad Yusuf. Jadi, sebenarnya, Wahabi ajarannya bukan
teroris, tapi bisa mencetak orang jadi teroris karena menganggap ini- itu
bid’ah, musyrik, lama-lama bagi orang yang diajari punya
keyakinan, “Kalau begitu orang NU boleh dibunuh dong, kalau ada maulid
nabi boleh dibom,” dan seterusnya.
Soal
pemalsuan kitab-kitab Sunni, khususnya kitab yang jadi referensi NU, bagaimana?
Kita sudah
berjuang sekuat tenaga untuk mengkounter pendapat mereka. Kita jangan minder
dan merasa kalah. Kalau hanya dihujat maulid nabi gak ada dalilnya, atau ziarah
kubur gak ada dalilnya, sudah banyak buku yang ditulis untuk membantahnya.
Misalnya yang ditulis Pak Munawir-Yogya, Abdul Manan-Ketua PP LTM NU, Idrus
santri Situbondo, Muhyiddin Abdus Somad dari Jember, dan lain sebagainya.
Banyak yang menulis buku tentang dalil-dalil amaliah kita. Ziarah kubur
dalilnya ini, maulid nabi dalilnya ini, tawassul dalilnya ini. Seperti saya
sering mengatakan maulid nabi itu memuji-muji Nabi Muhammad, semua sahabat juga
memuji Nabi Muhammad, setinggi langit bahkan. Nabi Muhammad diam saja tidak
melarang. Tawassul, semua sahabat juga tawassul dengan Rasulullah. Tawassul
dengan manusia, Rasulullah lho! Bukan Allahumma langsung, tapi saya minta
tolong Rasullulah, sampai begitu! Litarhamna, rahmatilah kami. Labid bin Rabiah
mengatakan, kami datang kepadamu wahai manusia yang paling mulia di atas bumi,
agar engkau merahmati kami. Coba, minta rahmat kepada Rasulullah, kalau itu
dilarang, kalau itu salah, Rasulullah pasti melarang, “Jangan minta ke saya, musyrik.” Tapi Enggak tuh!
Dalam
Al-Quran juga ada dalil, walau annahum idz dzalamu anfusahum jauka
fastaghfarullaha wastaghfara lahumurrasul lawajadullaha tawabarrahima (surat
Ahzab). Seandainya mereka yang zalim datang kepada Muhammad, mereka istighfar,
dan kamu pun (Muhammad) memintakan istighfar untuk mereka, pasti Allah
mengampuni.
Bagaimana
dengan kitab-kitab Wahabi?
Ya kan
sudah banyak yang diterjemah, bahkan kalau ada orang pergi haji pulang dapat
terjemahan. Itu dari kitab-kitab Wahabi semua.
Siapa
pendiri Wahabi?
Begini,
Muhammad bin Abd Wahab, pendiri Wahabi itu mengaku bermazhab Hambali, tapi
Hambali versi Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah adalah pengikut Hambali yang
ekstrim. Imam Hambali itu imam ahli sunnah yang empat yang selalu mendahulukan
nash atau teks daripada akal, jadi banyak sekali menggunakan hadist ahad. Kalau
Imam Hanafi kebalikannya, dekat dengan akal. Murid Imam Hambali lebih ekstrim,
lahirlah Ibnu Taimiyah yang kemudian punya pengikut Muhammad bin Abd Wahab. Di
sini menjadi luar biasa, malah dipraktekkan menjadi tindakan, bongkar kuburan.
Sementara Ibnu Taimiyah masih teori dan wacana.
Asal usul
Wahabi dari mana?
Bukan dari
Mekkah, dari Najd, Riyadh. Orang Makkah asli, Madinah asli, Jeddah asli gak ada
yang Wahabi, hanya tidak berani terang-terangan. Dulu hampir saja terjadi fitnah,
ketika Mahkamah Syar’iyyah al ‘Ulya (Mahkamah Tinggi Syar’i) menghukumi Sayyid Muhammad bin
Alwi Al-Maliki harus dibunuh karena melakukan kemusyrikan. Keputusannya sudah
ditandatangani oleh Raja Khalid, tapi dimasukkan laci oleh Raja Fahd waktu itu
putera mahkota, katakanlah dibekukan! Kalau terjadi, gempar itu!
Untuk
membendung gerakan Wahabi, apa yang harus diiakukan NU?
Saya yakin
kalau yang keluaran pesantren gak terpengaruh. Saya di sana 13 tahun,
sedikitpun, malah berbalik benci. Semua yang keluaran dari NU ke sana, seperti
pak Agil Munawar, Masyhuri Na’im, gak ada yang Wahabi. Semua
keluaran sana gak ada yang Wahabi kalau dari sini bekalnya kuat. Atau bukan NU,
seperti Muslim Nasution dari Wasliyah, pak Satria Efendi dari PERTI, gak Wahabi
meskipun di sana belasan tahun sampai doktor. Pak Maghfur Usman, Muchit Abdul
Fattah, pulang malah sangat anti, Wahabinya.
Insya
Allah selama pesantren NU masih eksis, Wahabi gak akan masuk. Wahabi pertama
kali dibawa Tuanku Imam Bonjol yang tokoh Padri. Padri itu pasukan
berjubah putih yang anti tahlil. Hanya waktu itu kekerasannya Imam Bonjol untuk
menyerang Belanda. Padahal ke internal juga keras. Imam Bonjol itu anti ziarah
kubur. Kuburannya di Manado. Waktu saya ke Menado ditawari, “Mau ziarah kubur gak?” Ya waktu hidupnya gak seneng ziarah
kubur, masak saya ziarahin?
Tentang
pengikut Wahabi yang banyak dari kalangan Eksekutif?
Orang
kalau sudah punya status sosiai, direktur, sudah dapat kedudukan, terhormat,
kaya, yang kurang satu, ingin mendapatkan legitimasi sebagai orang soleh dan
orang baik-baik. Nah, mereka kemudian mencari guru agama. Guru agama yang
paling gampang ya mereka, ngajarinya gampang. Kalau ngaji sama orang NU kan
sulit, detil. Kalau sama mereka yang penting ini Islam, ini kafir, ini halal,
ini haram, doktrin hitam-putih. Sehingga di antara orang-orang terdidik terbawa
oleh aliran mereka. Karena masih instan pemahaman agamanya. Kalau kita kan gak,
kita paham agamanya sejak kecil
.
Inti
gerakan Wahabi itu di semua lini ya?
Harus
diingat bahwa berdirinya NU itu adalah karena perilaku Wahabi. Wahabi mau
bongkar kuburan Nabi Muhammad, KH Hasyim bikin Komite Hijaz. Waktu itu yang
berangkat Kiai Wahab, Haji Hasan Dipo (ketua PBNU pertama), KH Zainul Arifin
membawa suratnya Kiai Hasyim ketemu Raja Abdul Azis mohon, mengharap, atas nama
umat Islam Jawi, mohon jangan dibongkar kuburan Nabi Muhammad. Pulang dari sana
baru mendirikan Nahdlatul Ulama. Jadi memang dari awal kita ini sudah bentrok
dengan Wahabi. Lahirnya NU didorong oleh gerakan Wahabi yang bongkar-bongkar
kuburan, situs sejarah, mengkafir-kafirkan, membid’ah-bid’ahkan perilaku kita, amaliah kita.
Tadinya diam saja, begitu yang mau dibongkar makam Nabi Muhammad, baru KH
Hasyim perintah bentuk komite tersebut.
Seberapa
kuat Wahabi sekarang?
Sebetulnya
tidak kuat, sedikit. Tapi dananya itu yang luar biasa. Dan belum tentu orang
yang ikut karena percaya Iho! Artinya kan semata-mata karena dapat uang.
Uangnya luar biasa. Si Arab-arab itu, kan kebanyakan Arab bukan Habib. Jadi
pada dasarnya mereka juga cari uang.
Ancamannya
seberapa besar?
Yah, Kalau
kita biarkan ya terancam. Kalau setiap hari radio MTA, TV Rodja ngantemin
maulid nabi, ziarah kubur, lama-lama orang terpengaruh juga.
Sumber:
Majalah Risalah NU No. 38/Tahun VI/1434H/2013
No comments:
Post a Comment