Photo

Photo

Tuesday 25 July 2017

SERUAN RUH SETELAH KELUAR DARI JASAD

Diriwayatkan oleh Aisyah ra. beliau berkata : “Ketika Rasulullah Saw. datang, saya sedang duduk bersila, lalu beliau mengucapkan salam kepadaku dan aku hendak berdiri memberi penghormatan sebagaimana kebiasanku setiap kali beliau datang. Bersabdalah beliau : “Duduklah di tempat dudukmu ketika kau berdiri, wahai ummul mukminin.” Lalu Aisyah melanjutkan ceritanya, maka duduklah Rasulullah dan meletakkan kepalanya di atas pangkuanku, hingga beliau tertidur berbaring. Dengan tidak sengaja aku mencari uban di jenggot beliau dan aku dapat Sembilan belas uban yang sudah memutih, seraya aku berfikir dalam benakku, “Sungguh dia akan wafat sebelum aku. Kalau demikian halnya, maka tinggallah umat ini tanpa seorang Nabi.” Lalu menangislah aku hingga air mata ini mengalir di pipiku dan menetes di wajah Rasulullah, maka terbangunlah beliau dari tidurnya dan bersabda : “Apa gerangan yang menyebabkanmu menangis, wahai ummul mukminin?” lalu kuceritakan cerita itu pada beliau, lantas beliau bertanya : Keadaan apa yang sangat menyusahkan mayit?”

Aku berkata : “katakanlah wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Kau dulu yang mengatakan.” Maka saya menjawab : “Tiada suatu saat yang menyusahkan mayit kecuali keluar dari rumahnya.” Waktu itu merasa sedih di belakangnya seraya berkata : “Wahai bapakku, wahai ibuku, dan berkata pula orang tua “wahai anakku.” Lalu Rasulullah Saw. bersabda : “Ini adalah pedih dan apalagi yang lebih pedih dari itu?” Saya menjawab : “Tiada suatu keadaan yang lebih pedih bagi mayit kecuali waktu diletakkan di liang lahat, ditimbun tanah, lalu pulanglah semua sanak kerabat, anak-anak dan kekasih-kekasihnya. Dan mereka serahkan mayat tersebut kepada Allah Ta’ala beserta perbuatannya lalu datang kepadanya Malaikat Munkar dan Nakir.” Lalu Rasulullah saw. bertanya : “Apalagi yang lebih pedih dari itu?” Aku menjawab : “Allah dan Rasul-NYA lebih mengerti.” Bersabdalah Rasulullah Saw. : “Wahai Aisyah, sesungguhnya kepededihan yang sangat bagi mayit yaitu ketika orang-orang yang memandikannya. Lalu mereka lepas cincin pemuda dari jari-jari mayit, mereka lepas pakaian pengantin dari badan mayit, dan mereka lepas serban-serban para guru dan ahli fiqih dari kepalanya untuk segera dimandikannya. Disaat melihat mayit dalam keadaan telanjang, maka berserulah dia dengan nada yang terdengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia ruh tersebut berkata : “Wahai orang-orang yang memandikan, demi Allah aku mohon kepada kalian, agar kalian lepas pakaian-pakaianku ini dengan lemah lembut karena sesungguhnya waktu ini aku telah istirahat lantaran pencabutan oleh Malaikat Maut.”

Dan ketika disiramkan air kepadanya, dia berseru : “Demi Allah, wahai orang-orang yang memandikan, janganlah kau siramkan airmu yang panas, jangan pula kau jadikan air itu terlalu panas, dan tidak pula terlalu dingin, karena jasadku telah terbakar dari pencabutan ruh.” Dan ketika mereka memandikan mayit, maka berkatalah ruh : “Demi Allah, wahai orang-orang yang memandikan, janganlah kau pegang kuat-kuat, karena jasadku sangat terluka lantaran keluarnya ruh.” Dan apabila telah selesai dimandikan, janganlah kau ikat kafan kepalaku agar kau melihat wajah-wajah keluargaku, anak-anak dan sanak kerabatku. Karena inilah saat terakhir aku meliht mereka. Aku berpisah dengan mereka dan tiada pernah melihat mereka hingga hati kiamat.” Dan ketika mayit telah dikeluarkan dari rumahnya, maka berserulah : “Demi Allah, wahai jamaah pengantarku, janganlah kau segerakan aku hingga aku berpamitan dengan rumahku, keluargaku, sanak kerabatku dan hartaku.” Lalu berseru pula : “Wahai jamaah pengantarku, kutinggalkan istriku dalam keadaan yatim, maka janganlah kalian menyakitinya, dan anak-anakku dalam keadaan yatim maka janganlah kalian menyakiti mereka. Karena sesungguhnya pada hari ini aku dikeluarkan dari rumahku dan tidaklah aku bisa kembali kepada mereka selama-lamanya.” Dan apabila mayit tersebut sedang diletakkan di atas keranda, maka berserulah ruh itu : “Demi Allah, wahai jamaah pengantarku, jangan kalian segerakan aku hingga aku dengar suara kelauargaku, anak-anakku, dan sanak kerabatku. Karena pada hari ini aku berpisah dengan mereka hingga hari kiamat. Dan apabila mayat tersebut sedang dibawa dalam keranda lalu pengiring berjalan sampai tinga langkah, berserulah ruh itu dengan suara yang didengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia : “wahai kekasih-kekasihku, sahabat-sahabatku, dan anak-anakku, janganlah kalian tertipu oleh dunia sebagaimana aku telah tertipu olehnya, dan janganlah kalian dipermainkan zaman sebagaimana dia telah mempermainkanku. Maka ambillah aku sebagai ibarat. Telah kukumpulkan harta untuk ahli warisku, sedang mereka tidaklah mau menanggung dosa dan kesalahanku sedikitpun, karena dunia Allah memperhitungkan dan menghisab aku, sedang kalian sedang menikmati dunia dan tidak pernah berdoa untukku.”

Dan ketika mayat tersebut dishalatkan di atas keranda, sedangkan keluarga dan sahabat-sahabatnya tidak pulang dari musholla, maka berserulah dia : “Demi Allah, wahai jamaah pengantarku, sesungguhnya mayat itu terlupakan oleh orang-orang yang hidup, akan tetapi janganlah kalian lupakan akan secepat ini sebelum kalian kuburkan aku hingga kalian melihat pada tempatnya. Wahai jamaah pengantarku, kini aku lebih tahu bahwa wajah mayit itu sangat dingin dibanding dengan air yang dingin di hati orang-orang yang hidup akan tetapi janganlah kalian kembali secepat ini.” Dan ketika mayat tersebut diletakkan di tanah kubur, maka berserulah dia : “Wahai jamaah pengantarku, aku pernah berdoa untukmu semua akan tetapi kalian belum berdoa untukku.”

Dan apabila diletakkan di liang lahat, berserulah dia : “Wahai ahli ibadah, tidaklah aku kumpulkan harta yang banyak kecuali aku tinggalkan untuk kalian. Maka ingatlah kepadaku dengan memperbanyak amal baik, karena Al-Quran telah mengajari kalian berbagai sopan santun dan janganlah kalian lupa mendoakanku.”

Dan atas dasar ini ada sebuah hikayat dari Abi qilabah ra. dan hikayah itu menerangkan bahwa di dalam mimpi Abi Qilabah ada suatu kejadian seakan-akan suatu perkuburan telah terbelah lalu keluarlah semua ahli kubur darinya. Mereka duuk-duduk di tepi kubur, sedangkan di hadapan masing-masing mereka terdapat sebuah talam dari cahaya, dan Abu Qilabah melihat bahwa salah satu di antara ahli kubur itu terdapat seorang yang tidak cahaya sedikitpun di mukanya. Lalu dia bertanya kepadanya : “Apa sebabnya tidak aku lihat di mukamu secercah cahayapun?” maka mayat tersebut menjawab : “Sesungguhnya mereka-mereak itu (tetangga) mempunyai anak dan sahabat-sahabat yang sama-sama menghadiahkan amal kebaikan dan shadaqah bagi mereka. Dan cahaya ini adalah bukti dari hadiah-hadiah mereka. Sedangkan saya mempunyai anak yang tidak bershadaqah untuk diriku, maka dari itu tiada secercahpun cahaya yang aku miliki, hingga aku merasa malu kepada tetanggaku.” Ketika Abi Qilabah terbangun maka dia memanggil anak dari mayat yang diimpikan tersebut dan menceritakan kepdanya tentang apa yang dilihatnya dalam mimpi. Maka anak tersebut berkata :
“Aku bertaubat di mukamu dan tidaklah aku akan kembali kepada perbuatanku yang lalu untuk selamalamanya.”

Maka anak tersebut mulai menyibukkan diri dengan semua ketaatan, doa dan bershadaqah demi ayahnya. Ketika selang beberapa waktu Abi Qilabah melihat perkuburan itu yang kedua kalinya dalam mimpi, maka terlihat olehnya nur di muka mayit tersebut yang lebih terang dari cahaya matahari dan lebih banyak dari nur para tetangganya, seraya mayat tersebut berkata : “Wahai Abi Qilabah, mudah-mudahan Allah Swt. membalas kebaikan bagimu karena aku telah selamat dari rasa malu di antara tetangga-tetanggaku.”

Telah diriwayatkan pula, sesungguhnya Malaikat Maut berjumpa dengan seorang lelaki si Iskandaria, lalu orang tersebut bertanya : “Siapa kamu?” Malaikat Maut menjawab : “Saya Malaikat Maut.” Maka bergetarlah tulang tulang orang tersbut. Lalu Malaikat Maut bertanya orang itu : “Apa yang kau lihat pada dirimu ini?” orang tersebut menjawab : “Takat dari api neraka.” Lalu Malaikat Maut berkata kepada orang itu : “Aku tulis sebuah ucapan yang menyelamatkan kamu dari api neraka.” Orang tersebut menjawab : “Ya.” Lalu Malaikat Maut mengambil selembar kertas dan ditulisnya di dalamnya kalimat : BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM.


Maka berkatalah orang arif : “Dalam kalimat ini terdapat nama dzat yang sangat terkasih, lalu bagaimana untuk mengerti nama tersebut?” lalu orang si pembaca Basmalah berkata : “Semua orang berkata bahwa dunia ini tidak ada seperenam dirham. Karena sesungguhnya Malaikat Mautlah yang mempertemukan antara kekasih dengan dzat yang dikasihi.”

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...