Bismillahirrahmanirrahim.
Seorang anak yang dijanjikan oleh orang tuanya akan dibelikan
sepeda misalnya asal bisa masuk rangking kelas 5 besar, biasanya, dia akan
belajar dengan sungguh-sungguh untuk mengejar 5 besar itu demi sepeda idamannya.
Sebenarnya, orang tua itu mampu membelikan sepeda buat anaknya
itu tanpa syarat apapun. Namun orang tua juga tahu, jika si anak dibelikan
sepeda dengan cara "manja'', ia akan meremehkan nilai sepeda itu. Ia akan
bermain seenaknya. Ia tidak mau belajar. Hanya main sepeda. Ia tidak mau
berusaha keras. Ia sulit berkorban demi apapun. Bahkan buat dirinya sendiri.
Sudah begitu, karena biasa dimanja, ia akan minta yang lain
lagi. Sepedanya mudah saja dilupakannya. Sebab tidak ada "nilai
penting" buatnya untuk mempertahankan sepeda itu. Ia pun cepat bosan. Ia
minta yang lain lagi. Yang lebih mahal. Dan, tanpa syarat apapun.
Sebagaimana contoh diatas, Allah sering kali menguji hamba-Nya
agar melakukan suatu pengorbanan demi menggapai harapan dan cita-citanya. Dia
-memang sengaja- agar manusia berikhtiar dengan maksimal. Mengeluarkan semua
daya pikirnya dengan anugerah akal yang sudah diberikan oleh Allah. Buat apa
diberi akal kalau tidak dibuat berpikir…..?!
Allah berkehendak agar manusia memaksimalkan semua potensi
yang dianugerahkan oleh-Nya. Agar tidak sia sia Allah memberikan semua itu.
Sebenarnya, Allah sebagai Tuhan Pencipta yang tiada batas
kemampuan-Nya, sangat mampu untuk mewujudkan semua itu tanpa syarat apapun. Kun
fayakun saja.
Tapi, Dia ingin agar harapan dan cita-cita yang dicapai lebih
berharga bagi makhluk-Nya. Sehingga lebih bersyukur saat mendapatkannya. Dan
toleran terhadap orang lain yang sedang "berjalan'' ke arah pantai harapan
masing-masing.
Omong-omong, Allah janji untuk mencukupi kebutuhan harian kita
hingga seharian, jika kita mau melaksanakan 4 roka'at sholat dhuha. Sip apa sip…..?!
Berjuang dulu sholat dhuha 4 roka'at, "kecukupan
seharian" menyusul kemudian. Tentunya, sempurnakan dengan ikhtiar yang
terbaik ya.
Anak sama orang tuanya saja (orang tua hanya dititipi anak,
bukan memilikinya) bisa percaya, masak kita sama Tuhan Pencipta kita (Allah
yang menciptakan dan pemilik sesungguhnya) tidak percaya…?! Yang benar saja, Sob…. Hehehe.
Hadits di bawah ini yang menjadi rujukan buat status saya ini.
Bacalah ! Orang iman disuruh "membaca". IQRO'!
وروي عن أبي الدرداء و أبي ذر عن رسول لله صلى لله علیھ وسلم، عن لله عز وجل؛ أنھ قال :" ابن آدم اركع لي من أول النھار أربع ركعات ؛ أكفك آخره".
(( أخرجھ الترمذي
Artinya: "Dan diriwayatkan dari Abi Darda' dan Abi Dzar
dari Rasulillah shollallohu 'alaihi wa sallam dari Allah 'azza wa jalla,
bahwasanya Dia berfirman: Wahai anak Adam, rukuklah (sholatlah) kepada-Ku di
awal siang dengan 4 roka'at (sholat dhuha 4 roka'at), niscaya Aku akan
mencukupimu pada akhirnya (kebutuhan seharian)". [Hadits Riwayat
At-Tirmidzi]
Semoga bermanfaat dan barokah….!
Salam silaturahmi dan hormat takdzim….!
Alfaqir: Muhammad Itsna Hambali ( Gus Itsna )
- Pengasuh Ponpes. Darul 'Ulum,
Selotumpuk-Tangkil-Wlingi-Blitar-Jawa Timur-Indonesia.
- Penulis Al Makhroju
- Penulis Al Ghina
- Penceramah
- Konsultan agama
No comments:
Post a Comment