Diriwayatkan bahwa setiap manusia disertai dua Malaikat yang
berada di sebelah kanan sebagai pencatat amal amal baik tanpa disaksikan yang
lain, sedangkan yang di sebelah kiri sebagai pencatat amal-amal tercela, dan tidak
dicatat amal-amal jelek tersebut sebelum disaksikan Malaikat di sebelah kanan.
Bila seorang manusia sedang duduk, maka Malaikat yang satu berada di sebelah
kanan, sedang yang lain di sebelah kiri. Bila manusia tersebut sedang berjalan,
maka Malaikat yang satu berada di mukanya sedang yang lain berada di belakangnya.
Bila manusia tersebut sedang tidur, maka Malaikat yang satu berada di sebelah
kepalanya, sedang yang lain berada di sebelah kakinya.
Dalam hadits lain disebutkan bahwa ada lima Malaikat yang serupa
dengan dua Malaikat tersebut. Dua Malaikat di malam hari, dua Malaikat di siang
hari dan satu malaikat yang tidak pernah pisah dari seorang manusia.
Firman Allah Swt. :
.مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَیْنِ یَدَیْھِ وَمِنْ خَلْفِھِ
“Beberapa
Malaikat yang berganti di muka dan di belakang manusia.”
Yang dimaksud dengan kalimat MU’AQQIBAAT di sini ialah
Malaikat malam dan siang yang sama-sama menjaga manusia, jin dan syaitan.
Sedangkan dua Malaikat yang menjaga amal jahat dan amal baik berada di antara
dua bahu manusia. Lidah sebagai pena bagi kedua Malaikat itu, mulut sebagai
tempat tinda, air ludahnya sebagai tinta. Mereka itu mencatat amal-amal manusia
hingga hari kematiannya.
Diriwayatkan dari Nabi Saw., sesungguhnya pencatat amal
sebelah kanan dipercayai oleh pencatat sebelah kiri.
Apabila seorang hamba melakukan amal kejahatan, sedangkan
pencatat sebelah kiri hendak mencatatnya, maka berkatalah yang sebelah kanan,
“Tahanlah.” Lalu ditahan pencatatan amal jahat itu hingga sampai tujuh jam.
Apabila hamba tersebut mohon ampun kepada Allah Swt., maka tidaklah kejahatan
tersebut dicatat dan apabila tidak maka dtulislah dengan satu kejahatan.
Apabila seorang hamba ruhnya telah dicabut, lalu diletakkan di
dalam kubur maka berkatalah dua Malaikat,
“Wahai
tuhan kami, telah Tuhan serahkan hamba-MU pada kami, kami tulis amal-amalnya
dan Engkau cabut ruhnya, maka ijinkanlah kami naik ke langit.” Allah Sat.
menjawab, “Langit itu telah dipenuhi oleh Malaikat - Malaikat yang bertasbih.
Maka kembalilah kalian, bertasbihlah untuk-KU di atas kubur hamba-KU
bertakbirlah , bertahlillah dan tulislah semua itu untuk hamba-KU hingga AKU
bangunkan dia dari kubur-kuburnya.” Allah Swt. namakan kedua Malaikat itu
Kiraman Katibin, karena apabila telah mereka tulis suatu kebaikan mereka bawa kebaikan
itu naik ke langit dan mereka tunjukkan kehadirat Allah Swt. dan mereka
bersaksi atas kebaikan kebaikan itu seraya berakta, “Sesungguhnya hamba-MU yang
bernama Fulan telah melakukan suatu kebaikan ini dan itu.” Dan apabila telah
mereka tulis kesalahan seorang hamba, maka mereka bawa kesalahan itu ke langit
dan mereka tunjukkan kepada Allah Swt. dengan penuh kesusahan dan penyesalan.
Lalu Allah Swt. berfirman , “Wahai Malaikat Kiraman Katibin, apa yang telah
dilakukan hamba-KU?” Maka tidak seorang Malaikatpun yang menjawab pertanyaan
tersebut hingga pertanyaan tersebut diulang dua tiga kali. Mereka sama mengadu,
“Wahai Tuhan kami, Engkaulah Maha menutupi cela mereka, sesungguhnya mereka itu
membaca kitab-MU setiap hari dan mengharap cela itu tertutup oleh kami, “Lalu
hamba-hamba tersebut berkata, “Mereka itulah Kiraman Katibin yang mengetahuia
apa yang kalian kerjakan.”
Maka sesungguhnya kami ini menutupi cela-cela mereka dan
Engkau wahai Tuhanku Yang Maha Mengetahui atas segala cela. Dengan demikian
mereka disebut Malaikat Kiraman Katibin.
No comments:
Post a Comment