Photo

Photo

Thursday 20 July 2017

IMAM SYAFI'I

Siapa yang tidak tahu Imam Syafi'i, beliau adalah salah satu tokoh besar dalam islam
Namanya adalah :
Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin SyafiI bin As-Saib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al Muthalib bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Kaab bin Luai bin Ghalib.

Nama panggilannya adalah Abu Abdillah.

Beliau dilahirkan di Gaza tahun 150 Hijriyah pada tahun dimana Imam Abu Hanifah An Numan meninggal.

Ayahnya meninggal dalam usia muda, sehingga Muhammad bin Idris As-SyafiI menjadi yatim dalam asuhan ibunya.

Pada usia 7 tahun ia sudah hafal Al-Quran 30 juz, pada usia 10 tahun (menurut riwayat lain, 13 tahun) ia hafal kitab Al-Muwaththa` karya Imam Malik dan pada usia 15 tahun (menurut riwayat lain, 18 tahun) ia sudah dipercayakan untuk berfatwa oleh gurunya Muslim bin Khalid az-Zanji.

AWAL MENUNTUT ILMU

Imam As-SyafiI berkata, Aku adalah seorang yatim dibawah asuhan ibuku. Ibuku tidak mempunyai uang untuk membayar seorang guru untuk mengajariku. Namun seorang guru telah mengizinkanku belajar dengannya ketika ia mengajar.

Tatkala aku selesai meng-khatam-kan al-Quran, aku lalu masuk masjid untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan para ulama. Dalam pengajian itu, aku menghafalkan hadits dan permasalahan-permasalahan agama.

Akibat kemiskinanku, ketika aku melihat tulang yang menyerupai papan, maka tulang itu aku ambil untuk menulis hadits dan beberapa permasalahan agama.

Imam An-Nawawi membahas tentang Imam SyafiI yang secara ringkasnya adalah sebagai berikut:

Imam SyafiI memperdalam fiqh dari Muslim bin Khalid Az-Zanji dan imam-imam Makkah yang lain. Kemudian dia pindah ke Madinah dengan tujuan berguru kepada Abu Abdillah Malik bin Anas.

Ketika di Madinah, Imam Malik bin Anas memperlakukan As-SyafiI dengan mulia karena nasab, ilmu, analisis, akal dan budi pekertinya.

Imam As-SyafiI kemudian membaca dengan cara menghafal kitab Al-Muwaththa (karya Imam Malik) kepada Imam Malik.

Mendengar bacaanya terhadap Al Muwaththa ini, Imam Malik merasa kagum sehingga dia meminta agar Imam As-SyafiI untuk membacanya kembali.

Setelah berapa lama bersama Imam Malik, akhirnya dia berkata kepada As-SyafiI, Bertakwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya kamu dimasa mendatang akan memiliki sesuatu yang agung.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Imam malik berkata kepada Imam As-SyafiI, :
Sesungguhnya Allah Taala telah menyinari hatimu dengan nurNya, maka jangan padamkan nurNya dengan berbuat maksiat.

Setelah berguru dengan Imam Malik, Imam As-SyafiI lalu pindah ke Yaman.

Dari Yaman, dia lalu pindah ke Irak untuk menyibukkan dirinya dalam ilmu agama.

Selama tinggal di Irak ini, dia menghasilkan kitab yang bernama Kitab Al-Hujjah yang kemudian dikenal Qaul Qadim Imam As-Syafii.

Pada tahun 199 Hijriyah, dia meninggalkan Irak menuju Mesir.

Semua karyanya yang dikenal dengan Qaul Jadid ditulis di Mesir.

Ketika di Mesir inilah nama Imam As-SyafiI banyak disebut-sebut orang sehingga dirinya menjadi tujuan banyak orang untuk menimba ilmu, baik yang berasal dari Irak, Syam, maupun Yaman.

AKHLAK IMAM SYAFI'I

Ar Rabi bin Sulaiman mengatakan bahwa Imam SyafiI membagi malam menjadi tiga bagian:
1. Sepertiga pertama untuk menulis
2. Sepertiga kedua untuk shalat
3. Sepertiga terakhir untuk tidur.

Imam SyafiI merupakan seseorang yang sangat dermawan terhadap setiap orang.

Al-Humaidi mengatakan bahwa Imam SyafiI dari daerah Sinan ke Makkah dengan membawa sepuluh ribu dinar ditangannya.

Dia lalu mendirikan tenda diluar kota Makkah, sehingga orang-orang berdatangan meminta uang tersebut. Sebelum gelap malam tiba, maka uang itu telah habis tanpa tersisa sedikit pun.

Ar-Rabi memberitahukan bahwa ada seseorang yang telah mengambil keledai milik Imam Syafii. lalu dia berkata, Wahai Rabi, berikanlah kepada pencuri itu empat dinar dan suruh dia minta maaf padaku.

GURU DAN MURID-MURIDNYA

Guru-guru Imam SyafiI diantaranya:
- Muslim bin Khalid Az Zanji
- Imam Malik bin Anas
- Sufyan bin Uyainah
- Hatim bin Ismail.

Murid-muridnya:
- Sulaiman bin Dawud Al Hasyimi
- Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid
- Imam Ahmad bin Hambal
- Ar Rabi bin Sulaiman Al Jizi.

KARYA IMAM SYAFI'I

Al Baihaqi dalam Manaqib Asy SyafiI mengatakan bahwa Imam SyafiI telah menghasilkan sekitar 140-an kitab, baik dalam Ushul maupun Furu.

Karya-karyanya antara lain kitab :
Al Umm
As Sunan Al Matsurah
Ar Risalah
Al Fiqh Al Akbar.

KECERDASAN IMAM SYAFI'I

Dihikayatkan bahwa ada sebagian ulama terkemuka di Iraq yang merasa dengki dan iri hati terhadap Imam asy-Syafii dan berupaya untuk menjatuhkannya.

Hal ini dikarenakan keunggulan Imam asy-Syafii atas mereka di dalam ilmu dan hikmah, di samping karena beliau mendapatkan tempat yang khusus di hati para penuntut ilmu sehingga mereka begitu antusias menghadiri majlisnya saja dan merasa begitu puas dengan pendapat dan kapasitas keilmuannya.

Karena itu, para pendengki tersebut bersepakat untuk menjatuhkan Imam asy-Syafii.
Caranya, mereka akan mengajukan beberapa pertanyaan yang rumit dalam bentuk teka-teki untuk menguji kecerdasannya dan seberapa dalam ilmunya di hadapan sang khalifah yang baik, Harun ar-Rasyid.

Khalifah memang sangat menyukai Imam asy-Syafii dan banyak memujinya.

Setelah menyiapkan beberapa pertanyaan tersebut, para pendengki tersebut memberitahu sang khalifah perihal keinginan mereka untuk menguji Imam asy-Syafii.


Sang khalifah pun hadir dan mendengar langsung lontaran beberapa pertanyaan tersebut yang dijawab oleh Imam asy-Syafii dengan begitu cerdas dan amat fasih.

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...