Siapa yang
tidak kenal dengan Abu Lahab..?
Setiap
muslim, tentu akrab dengan nama ini. Dia terkenal bukan karena kebaikannya,
melainkan karena kebenciannya yang sangat mendalam kepada Junjungan kita
Rasulullah SAW dan ajaran yang dibawanya, Islam.
Bahkan,
secara spesial, Abu Lahab dan Istrinya tercantum di dalam Al-Qur`an sejak
permulaan islam disebarkan di tanah suci Mekkah. Allah SWT mengabadikan di
dalam Surat Al-Lahab.
Al-Bukhori
meriwayatkan dari Ibnu Abbas, suatu ketika Rasulullah SAW pergi ke lembah
Al-Batha dan menaiki bukitnya, kemudian berteriak:
(Wahai
manusia, datanglah kemari).
maka
orang-orang Quraish pun berkumpul di sekitar Beliau.
Kemudian
Beliau berkata:
(jika aku
katakan kepada kalian semua, bahwa ada musuh yang akan menyerang kalian di
waktu pagi dan petang, apakah kalian mempercayaiku..?)
“Ya” sahut mereka yang berkumpul.
Kemudian
Rasulullah SAW melanjutkan:
(Maka
sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang dikirim kepada kalian semua
sebelum datangnya azab yang sangat pedih)
Salah
seorang dari mereka, yaitu Abu Lahab kemudian berkata: Celakalah engkau
Muhammad, Apakah hanya untuk ini engkau mengumpulkan kami semua disini..?.
Kemudian
Allah SWT menurunkan Surat Al Lahab:
(Binasalah
kedua tangan Abu Lahab dan dia benar-benar binasa. Tidaklah berguna baginya
hartanya dan keturunannya. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang menyala
(neraka). Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar. Di lehernya ada tali
dari sabut yang dipintal)
Abu Lahab
adalah salah seorang paman Rasulullah SAW.
Nama
sebenarnya adalah `Abdul `Uzza bin `Abdul Muttalib. Nama panggilannya adalah
Abu `Utaybah. Dia dipanggil Abu Lahab karena wajahnya yang terang dan
menyala-nyala.
Ibnu
Mas`ud berkata suatu ketika Rasulullah SAW mengajak orang-orang Quraish kepada
keimanan, lalu Abu Lahab berkata: “Seandainya apa yang dikatakan
keponakanku itu benar, maka aku akan melindungi diriku dari pedihnya azab pada
hari kiamat nanti dengan hartaku dan anak-anakku”.
Padahal di
dalam surat Al Lahab Allah SWT sudah menyebutkan yang artinya: “Tidaklah berguna hartanya dan keturunannya.”
Abu lahab
meninggal karena penyakit. Ia tidak ikut memerangi Nabi saat perang Badar
karena sakitnya itu. Sepulangnya orang-orang kafir dari perang Badar dengan
membawa kekalahan, sakitnya bertambah parah.
Dan ia
akhirnya meninggal dengan keadaan sakit yang mengerikan.
Diriwayatkan
bahwa orang-orang kafir, bahkan teman-teman dan keluarganya enggan mengurus
jenazahnya karena keadaan sakitnya yang menjijikkan dan timbul bau busuk dari
penyakitnya.
Inilah
akhir hidup seorang musuh Allah.
Selama
tiga hari sejak kematiannya, jasad Abu Lahab dibiarkan tergeletak tanpa ada
yang bersedia menguburkan. Para warga tidak berani mendekati jasadnya.
Akhirnya
karena bau busuk yang kian menjadi, maka digali juga sebuah lubang kubur bagi
Abu Lahab. Bangkai Abu Lahab didorong-dorong dengan sebilah kayu sampai masuk
lubang.
Tidak
hanya itu, prosesi penguburan pun berlangsung secara mengenaskan.
Dari jauh warga
melempari kuburan Abu Lahab dengan batu hingga mereka yakin betul jasadnya
telah tertutup rapat.
Ya sebuah
tragedi kematian yang lebih hina dari kematian seekor ayam sekalipun.
Sedangkan
Istrinya Abu Lahab, yaitu Ummu Jamil yang artinya wanita yang cantik. Tapi
julukan ini tidak sesuai dengan perilakunya. Ia setali tiga uang dengan
suaminya dalam hal memusuhi Nabi. Ia lebih tepat dinamai wanita yang jelek
karena perilakunya yang sangat jelek.
Seringkali
pada malam hari Ia memanggul kayu yang berduri untuk diletakkan di jalan-jalan
yang biasa dilalui Nabi. Sehingga bila Nabi lewat pada malam hari / subuh, Nabi
akan menginjak kayu yang berduri itu sehingga Nabi terluka.
Ummu jamil
senang kalau Nabi terluka karena menginjak kayu berduri.
Ummu jamil
juga suka mengadu domba dan memfitnah supaya orang-orang Makkah membenci Nabi.
Karena hal ini, ia dijuluki pembawa kayu bakar. Karena ia suka “membakar” emosi, mengadu domba, dan
menimbulkan kebencian orang-orang Makkah pada Islam.
Saat
membawa kayu, ia mengikatnya dan melilitkan sebagian talinya pada lehernya.
Inilah kebiasaan yang dilakukannya saat membawa kayu berduri untuk mencelakai
Nabi.
Perilaku
buruk inilah yang akhirnya membawanya menemui ajalnya. Ummu jamil meninggal
karena tercekik tali yang digunakannya untuk membawa kayu.
Kelak di
akhirat, ia akan disiksa juga dengan tali. Dinyatakan oleh Allah bahwa di
neraka, leher Ummu jamil diikat dengan tali dari api neraka jahannam.
Hal - hal
di atas diterangkan oleh Allah dalam surat Al lahab. Salah satu surat pendek
dalam Al Quran. Surat ini menunjukkan mukjizat Al Quran, karena dengan tepat
memprediksi hal-hal yang belum terjadi saat surat ini diturunkan.
Telah
dinyatakan bahwa Abu lahab dan istrinya termasuk seorang yang celaka. Maka
memang sampai akhir hayatnya, mereka tidak pernah beriman kepada Allah dan
Rasulullah, meskipun Rasul selalu mengajak mereka untuk beriman.
Saat surat
Al Lahab diturunkan, Ummu jamil marah-marah karena merasa terhina. Ia
mendatangi Abu Bakar dan menanyakan di manakah Muhammad. Ummu Jamil marah-marah
di depan Abu Bakar sambil membawa batu dan mengancam akan melakukan berbagai
hal buruk pada Muhammad.
Ummu jamil
menanyakan di manakah Muhammad, padahal saat itu Nabi sedang duduk tepat di
samping Abu Bakar.
Ummu jamil
tidak dapat melihat Nabi karena penglihatannya ditutup oleh Allah sehingga ia
hanya melihat Abu Bakar.
Padahal
Nabi sedang duduk di samping Abu Bakar.
Abu bakar
heran kenapa Ummu Jamil menanyakan dimana Nabi (padahal berada di sampingnya),
maka Abu bakar bertanya apakah Ummu jamil hanya melihat Abu Bakar dan tidak
melihat orang lain di sampingnya..?
Maka Ummu
jamil bertambah marah karena merasa diolok-olok oleh Abu bakar seraya menjawab “Apakah engkau bermaksud menghinaku..?
Aku tidak
melihat siapa-siapa selain kau!”
Inilah
salah satu mukjizat Nabi. Adalah mudah sekali bagi Allah melakukan hal ini.
Secara
umum, ulama berpendapat bahwa surat Al-Lahab di turunkan Allah SWT untuk
mencela sekaligus memberikan kepastian informasi bahwa Abu Lahab dan Istrinya
kelak pasti akan masuk ke dalam Neraka.
YANG
MENARIK adalah surat Al Lahab ini turun disaat Abu Lahab dan Istrinya MASIH
HIDUP.
Ketika
itu, tentu saja ayat ini sering di baca berulang-ulang dan di hafal oleh kaum
mukmin sementara Abu Lahab di tengah-tengah mereka dan bisa mendengar ayat ini
dibacakan.
Tetapi
entah apa yang ada di pikiran Abu Lahab dan Istrinya saat itu. Seandainya dia
dan Istrinya memang PINTAR, tentu tahu ada jalan yang paling mudah untuk
menghentikan dan membuat dakwah islam mati saat itu juga.
Mungkin
karena begitu bencinya kepada Rasulullah SAW dan ajaran yang dibawanya,
sehingga cara termudah menghentikan dakwah islam saat itu tidak pernah
terpikirkan olehnya.
Bagaimana
tidak..?
Ketika
surat Al-Lahab itu turun, seluruh kaum mukmin saat itu sudah benar-benar
meyakini Al-Qur`an sebagai suatu KEBENARAN YANG PASTI, dan ketika itu Al-Qur`an
mengabarkan bahwa Abu Lahab dan Istrinya kelak pasti akan masuk neraka karena
senantiasa memerangi dan merendahkan Rasulullah SAW dan ajaran Islam.
SEANDAINYA
SAJA Abu Lahab dan istrinya pintar, ia dan istrinya bisa berpura-pura memeluk
islam dan menerima ajaran Rasulullah SAW, sehingga akan menimbulkan keraguan
tentang firman Allah pada surat Al-Lahab di kalangan muslim.
Sebab,
jika Abu Lahab dan istrinya berpura-pura masuk islam, tentu Surat Al-Lahab yang
turun mengisyaratkan kebohongan Al-Qur`an.
Pastilah
Islam dan ajarannya sudah mati sejak saat itu juga. Skak Matt…. Abu Lahab dan istrinya menang telak. Mengalahkan Allah dan
Nabi Muhammad SAW.
Tetapi
SubhanAllah (Maha Suci Allah), semua itu tidak terjadi. Abu Lahab dan isterinya
tetap dalam kekafiran yang nyata hingga akhir hayatnya.
Dan kalau
begitu adanya, adakah kata yang lebih tepat untuk dinyatakan selain dari Abu
Lahab dan Istrinya yang Bodoh dan Al-Qur`an yang Pasti Benar?
SubhanAllah,
semakin bertambah keyakinanku akan kebenaran Al-Qur`an yang benar-benar datang
dari SisiMu ya Allah. Semoga Engkau menghimpun kami bersama hamba-hamba-Nya
yang senantiasa membaca, menghafal dan mengamalkan Al-Qur`an di tengah-tengah
kehidupan pribadi, masyarakat dan bernegara, Aamiiin…
No comments:
Post a Comment