Photo

Photo

Friday 10 May 2019

Warna NU Itu Bernama Tawaduk


Bagus sekali buat mendidik akhlak kita...

Warna NU itu Bernama Tawaduk.

Mbah Dullah Salam, adalah seseorang yang demikian disegani. Kemampuan ilmunya hingga kharisma dan tingkat ketawadukan nya.

Meskipun banyak pihak menganggap beliau adalah seorang wali Mastur, yang menjadi Garis penerus nasab Al Mutamakin , bagi Saya yang menarik adalah gaya bicara  tawaduk dan lembahanah nya.

Saya sempat di ajak " mayeng " oleh Mbah Liem ( Muslim Rifa'i imam Puro ) tiga hari tiga malam.

Sepanjang perjalanan saya terus menerus di minta untuk mengulang hafalan saya. Baik kitab atau apa saja .

Suatu saat beliau sempatkan silaturahmi ke Mbah KH Sahal Mahfudl. Betapa saya saat itu menyaksikan seorang Rois Am Syuriah PBNU itu demikian hormat dan tawaduknya kepada Mbah Liem yang keturunan sunan Kali jogo ini.

Mbah Sahal mencium tangan Mbah Liem dengan santun. Dan saat pamitan pulang di amplopi oleh Mbah Sahal .

Ketika meneruskan perjalanan amplop itu di buka. Tanpa di hitung. Lalu mbah liem mengambil uang dari sakunya dan menambahkan segepok ke amplop itu.

Saya hanya diam setengah heran. Hehe…
Fikiran dan nalar “ santri buki ku “ mengatakan ;
Ah… barangkali untuk mengamankan uang beliau biar gak jatuh. Itu saja.

Sesampai di pondok pesantrennya Mbah Dullah salam, Mbah Liem tidak langsung menuju ndalem Mbah Dollah .

Beliau mengajak saya sowan dulu ke makam Mbah Mutamaqin.  Terus tahlil.

Saat tiba hampir selesai tahlil, beliau membaca fatekhah dan sampai pada iyaka nakbudu wa iyaka nas yakin. Beliau bersujud. Tentu saya mengikuti nya.
Dan ..
Masya Allah , bacaan iyaka nakbudu waniyaka nastain itu di ulang ulang panjang sekali saya hitung sekitar 3.333. sebagai santri Koboy sungguh saat itu saya hampir pingsan Saking pusingnya. Hahahaha….

Kemudian setelah selesai kami sowan ke ndalem Mbah Dollah salam. Kami hanya nunduk beliau yang memandangku dengan tajam, sembari bergumam pelan.

“ Ini tho anak muda yang sampeyan katakan ahli gizi itu, Kiyai…? “

Mbah Liem yang ditanya hanya mengangguk. Membuatku kikuk dan  makin bingung...

Dan perasaan menjadi plong, ketika Mbah Dullah salam mempersilahkan kami makan. Padahal waktu itu jam 03.00 . tetapi masakan masih kecil kebul.... Hahahaha

Setelah makan kami pamitan. Dan Mbah Liem yang demikian hebat pengaruhnya sampai Mbah Sahal mencium tangan beliau justru di hadapan Mbah Dullah salam berbeda. Mbah Liem yang kini mencium asthi Mbah Dullah salam....dan amplop dari Mbah Sahal tadi yang sudah ditambahi dengan segepok uang dari saku Mbah Liem di aturan ke Mbah Dullah Salam

Hmmmmm… ahlaq yang luar biasa , batinku membisikan demikian

Bakul dawet…
Tetapi tahu kah anda bagaimana ketawadu’kan Mbah Dullah kepada orang lain….?

Suatu saat di pondok beliau kedatangan tamu pejabat tinggi jaman orde baru Moerdiono. Ketika beliau Mbah Dullah hendak pidato di atas panggung , beliau tiba tiba turun lagi meninggalkan tamu negara yang hebat itu. Di zaman Orde Baru pak More …. sangat disegani.

Beliau seolah tidak peduli terus ngeloyor ke ujung jalan. Ternyata disana ada seorang bakul dawet yang sedang istirahat. Tanpa sungkan sungkan Mbah Dullah meraih tangan bakul dawet itu dan mencium tangan kasar, dengan kulit kerut merut  itu... dan menyelipi amplop yang di terima dari Mbah Liem itu, saya menyaksikan dengan ngungun dan menitiskan air mata.

Dan setelah adegan yang mendapat perhatian banyak orang itu , Mbah Dullah salam kembali ke atas panggung dan bercerita bahwa orang tuwa bakul dawet itu adalah salah satu guru nya.

" Beliaulah  yang mengajarkan kepadaku surat Al fatekhah…."

Maka jangan heran ciri khas para santri adalah tawadhuk.

Jadi.... ya Jangan heran jika anda menyaksikan ada orang orang yang hebat, ternama, jagoan , jendral kiyai sekalipun. Mereka akan menekuk kaki, dan menundukan wajah nya ketika berhadapan dengan orang yang lebih tuwa.  Apalagi guru nya. Hahaha... Inilah moral santri NU yang tidak dimiliki oleh yang lain .

Bukankah Rosul sendiri bersabda  ;

" Innamal buistu Li utamima ma karimal ahlaq…? "


Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...