Photo

Photo

Monday, 13 May 2019

Jaka Indi Dan Dunia Astral, Bagian 1


Buat bacaan hiburan yang sedang santai sendirian.

Dewi Achitya

Disuatu senja yang cerah, dalam suasana hangatnya udara sore hari yang lembut menyapu alam

Terdapatlah seorang putri raja yang cantik jelita sedang mandi di Kolam Air Harum di kebun istana tiba-tiba sang putri mendengar suara ranting patah terinjak langkah kaki seseorang ....

" Siapa kamu…? Kamu mau ngintip ya….? " tanya sang putri Raja yang sedang mandi di kolam tersebut.

Tak lama keluarlah pemuda tampan yang lucu sambil berkata " Aku adalah Jaka Indi, sedang melakukan perjalanan lintas dimensi dan kebetulan aku sampai disini. Terang Jaka Indi panjang lebar.

" Ha ha ha ha... kamu berbohong ya…? kamu pasti pemuda berandal. mana ada perjalanan lintas dimensi. Aku juga belum pernah melihat orang berpenampilan seperti kamu, pakaian model apa itu…? .... seraya menatap aneh, celana jean's dan t-shirt putih yang dikenakan oleh jaka Indi

Aku akan memanggil prajurit kerajaan untuk menangkapmu. Kamu akan dihukum mati " kata tuan putri .... seraya menatap sinis.

" Tunggu dulu. Aku tidak berniat jahat, duniamu dan dunia asalku berbeda. Sesungguhnya aku sedang melakukan perjalanan Lintas Dimensi .... melalui portal ghaib, dan portal ghaib itulah yang membawaku sampai kebun istana ini, Itulah asal muasal aku bisa sampai kemari " Terang Jaka Indi panjang lebar.

Apa itu portal ghaib…?
Apa maksutnya dunia yang berbeda…?

Portal Ghaib ..... ya portal ghaib.... dunia yang berbeda, maksuknya dimensinya yang berbeda,

" Baiklah. Aku tidak akan memerintahkan penjaga menangkapmu. Tapi ada satu syarat yang harus kau penuhi " Kata sang putri

" Apa itu….? " Tanya jaka Indi penasaran.

" Begini. ...
Besok... pagi-pagi sekali bawa aku keduniamu...
Sore harinya hantar aku kembali keduniaku... ke Istana ini."

" Ouh... Tidak Bisa…!! " kata Jaka Indi dengan tegas

" mengapa tidak bisa…?

Jawab Jaka Indi “ Karena Besok Libur ...”

" Hei... !! " Pemuda brandal, apa hubungannya besok libur dengan tidak bisa keduniamu….?

Begini tuan putri .... dinegeri tempatku berasal, sedang ada peringatan hari raya, kami sedang libur panjang, dan kesempatan ini digunakan sebahagian masyarakat kami untuk pulang kampung alias mudik, termasuk penjaga portal ghaib negeri kami, yang biasa kami sebut sang kuncen.... yang mana saat ini juga sedang mudik. Jadi portal ghaib baru akan dibuka kembali minggu berikutnya.

" nampak sang putri termenung sesaat, kemudian ia melanjutkan bertanya...."

Apa kita tidak bisa ke alam duniamu, bila sang kuncen tidak berada ditempat…?

Garuk...garuk...kepala ... sambil berfikir.... Sebenarnya sih bisa..... karena tidak semua portal ghaib ada kuncennya ..... hanya saja portal ghaib yang tanpa kuncen, lokasinya terlalu jauh.... ada yang di hutan pedalaman adapula pula yang di pesisir utara pantai.

Begini saja tunggu satu minggu kedepan.... maka saya akan mengajak tuan putri ke alam dunia saya.

Tiba-tiba sang putri, bangkit berdiri dari kolam pemandian.... sambil berteriak memanggil Penjaga.

" hai... para pengawal…!! " cepat kemari.... disini ada seorang penyusup. segera tangkap dan penjarakan.

Tentu saja Jaka Indi menjadi sangat terkejut, melongo, dan berdebar-debar jantungnya. Bukan terkejut karena tuan putri memanggil penjaga untuk menangkapnya, bukan pula terkejut karena akan dipenjarakan, melainkan terkejut saat melihat sang putri bangkit berdiri dari kolam pemandian, ..... ternyata sang putri tidak mengenakan sehelai benangpun, yang membuat tubuh polosnya terpampang jelas, tampak dadanya yang menjulang terlihat penuh berisi, serta tubuh langsingnya yang padat, putih dan mulus dengan lekukan yang sempurna, terlihat sangat mempesona,

Tapi yang lebih mengejutkan lagi, ternyata sang putri tidak memiliki puser, layaknya manusia pada umumnya. Perutnya nampak putih bersih, polos dan rata, tak sedikitpun bernoda, juga tak berpusar.

Jaka Indi segera memalingkan wajahnya.... tak lama datanglah selusin pengawal istana yang bersenjatakan lengkap, dan mereka semuanya wanita muda yang cantik, gagah dan berbadan tegap, dibelakangnya tampak beberapa dayang-dayang mengikuti, membawa handuk dan pakaian lengkap menuju sang putri.

Jaka Indi pasrah ditangkap dan dibawa sang pengawal, kedalam istana. ..... dalam hati... gak-papa dipenjara diistana negeri astral, .... anggap saja pengalaman baru...... lagian besok masih Libur

Maka berangkatlah Jaka Indi dikawal prajurit kerajaan menuju istana, hanya saja Jaka Indi merasa sedikit risih, disamping karena seluruh pengawal adalah para wanita muda, juga karena mereka suka melirik dan mencuri-curi pandang kearahnya, setelah berjalan sekitar lima belas menitan, maka sampailah Jaka Indi didepan sebuah bangunan yang besar, tinggi megah dan indah serta berwarna serba putih, didepan bangunan terdapat tangga yang tinggi, ada sekitar 100 anak tangga untuk mencapai pintu utama bangunan tersebut, pada kedua sisi bangunan terdapat Patung macan yang terbuat dari batu pualam putih, patung macan itu ukurannya dua kali lebih besar dari macan sesungguhnya.

Setelah menaiki anak tangga dan sesampainya di depan pintu utama, nampak semakin terlihat jelas kemegahan bangunan tersebut. Seluruh bangunan terbuat dari bahan-bahan alami kwalitas terbaik. saat memasuki ruangan terlihat lantai kristal yang bening dan berkilau .... didalam bangunan yang luas .... terlihat beberapa dayang-dayang istana yang cantik..... serta beberapa prajurit wanita,.... tampak busana yang dikenakan seperti perpaduan busana kerajaan cina kuno dan kerajaan jawa kuno, hanya saja bahan-bahannya terbuat seperti dari sutra pilihan.

Pada bagian ruang utama terdapat beberapa lukisan yang besar-besar, dan solah seperti lukisan hidup,...... tetapi yang bikin Jaka Indi terkejut karena dari beberapa lukisan tersebut, terdapat lukisan wali songo yang berjajar rapi, dan adapula beberapa lukisan raja-raja Jawa.

" mengapa bisa ada lukisan mereka di kerajaan ini,” termenung Jaka Indi memikirkannya...

Anehnya pula.... baik selama dalam perjalanan bahkan sesampainya didalam istana, Jaka Indi tidak pernah melihat anak-anak, orang tua bahkan tidak pula tampak seorang priapun, hanya ada para wanita muda yang usianya sebaya, baru asyik - asyiknya menikmati keindahan isi dan bangunan istana, tiba-tiba kepala pengawal prajurit berkata ....

" ikuti saya menuju ruang pemeriksaan untuk menghadap kepala pengawas ".

Mereka berjalan kedalam ruang istana, lantas berbelok menuju salah satu pintu disudut ruangan, hanya dua pengawal dan kepala Prajurit yang mengiringi kedalam ruangan, para pengawal lainnya menunggu diluar pintu, terlihat kepala pengawas juga seorang wanita yang masih muda, ia mengenakan pakaian sutra serba biru, pada keningnya ada hiasan permata kecil yang juga berwarna biru, kiri dan kanan kepala pengawas didampingi dua orang wanita muda berpakaian sutra warna hitam, yang memiliki sorot mata yang tajam. Salah satu wanita pendamping kepala pengawas tersebut memiliki wajah yang sangat pucat dan memiliki pupil mata kemerahan, sedang yang satunya lagi tampak seperti gadis pada umumnya

Jaka Indi dapat merasakan kalau mereka semua memiliki kemampuan supranatural yang tinggi.

Setelah itu kepala Prajurit tampak berbisik kepada kepala Pengawas, kemudian kepala Prajurit mempersilahkan Jaka Indi duduk dibangku yang tersedia didepan kepala Pengawas, lalu kepala prajurut berserta para pengawal pergi meninggalkan ruangan.

" duduklah " .

" kami hanya akan melakukan beberapa pertanyaan, dan harap dijawab dengan sejujurnya, bila ternyata saudara tidak bersalah, maka saudara akan kami perlakukan sebagai tamu kami, tapi bila ternyata saudara terbukti bersalah, maka saudara akan kami tempatkan dalam ruang tahanan kami, menunggu keputusan lebih lanjut tentang kepantasan hukumannya. "

Jaka Indi, kemudian segera duduk, sambil menundukan pandangan seraya menunggu pertanyaan kepala Pengawas.

“ Coba mulai dengan menjelaskan nama saudara, dari mana saudara berasal, asal usul saudara dan maksut kedatangan saudara ke negeri kami, serta bagaimana saudara bisa sampai kenegeri kami…?

“ Baiklah mbak kepala Pengawas, nama saya adalah Raden Jaka Indi, asal dari dunia yang berbeda tepatnya dari dimensi yang berbeda, asal negara saya Indonesia, disebut juga negeri katulistiwa, saya bisa sampai kenegeri ini melalu Perjalanan Lintas dimensi dengan melewati apa yang disebut Portal ghaib, leluhur saya berasal dari Trah Mataram salah satu kerajaan ditanah Jawa. Sebelum mbaknya tanya lebih lanjut, sebaiknya mbaknya juga memperkenalkan diri dan setidaknya menceritakan sedikit tentang negeri ini.

Tiba-tiba gadis yang sisi sebelah kanan dari kepala pengawas, yang berbaju hitam serta berwajah pucat dan memiliki pupil mata berwarna kemerahan dengan sorot mata yg tajam.... berkata ulurkan tangan saudara,

Jaka Indi seperti terkena hipnotis langsung menjulurkan tangan kanannya... lalu gadis bermata merah tersebut mengambil dan memegang tangan Jaka Indi dan membawanya ke atas mangkok kristal yang berisi air bening yang ada dihadapannya, kemudian dengan gerakan perlahan kuku panjang gadis bermata merah menggores sedikit lengan pergelangan Jaka Indi, lantas meneteslah keluar darah Jaka Indi kemangkuk kristal yang disediakan. setelah itu gadis bermata merah mengusap luka ditangan Jaka Indi, dan hanya dengan sekali usapan luka goresan telah hilang dan pulih sebagaimana sediakala.

Jaka Indi terkejut dan segera menarik lengannya. sambil membatin .... gadis ini sungguh luar biasa.... bukan saja wajahnya sangat cantik, tapi ternyata punya kemampuan hipnotis dan kemampuan menyembuhkan luka, kalau saja wajahnya tidak pucat seperti mayat hidup dan pupil matanya tidak berwarna merah seperti mata kuntilanak, pingin rasanya saya jadikan pacar ... qiqiqiqiqi..... ( tentu saja hal ini hanya berani dikatakan Jaka Indi dalam hati )

Kemudian Jaka Indi mengalihkan pandangan kearah mangkok kristal yang telah berisi tetesan darahnya, ...darah yang berada didalam mangkok tampak berputar kekiri lalu berbalik berputar kekanan dan perlahan mengurai dan terpecah menjadi tiga bagian dengan warna yang berbeda, pada gumpalan darah yang paling besar dominan warna biru, lalu gumpalan lainnya berwarna merah dan berwarna hijau.

" Apa artinya ini…? " Tanya Jaka Indi kepada kepala pengawas berbaju biru,

Gumpalan darah warna biru, menandakan saudara Jaka Indi adalah keturunan bangsawan, sedang darah berwarna merah lambang dari turunan manusia umumnya, dan yang berwarna hijau menandakan saudara juga memiliki darah mahluk astral dari golongan darah kami, yaitu darah para Peri.

" Perkenalkan namaku adalah Dewi Sekar Arum, sebelah kananku menunjuk gadis bermata merah namanya Dewi Kemala, dan sebelah kiriku Dewi Ambarwati, sedangkan putri yang Raden Jaka temui dipemandian bernama Dewi Kirana.... Sesunguhnya dunia kami adalah dunia para Peri, tidak berbeda jauh dengan dunia manusia umumnya, bahasa yang kami gunakan juga sama dengan bahasa yang saudara gunakan, yaitu bahasa Nusantara, disamping bahasa Nusantara yang merupakan bahasa resmi, dalam keseharian kami juga menggunakan bahasa sansekerta dan bahasa jawi,"..... Jelas dewi Sekar Arum lebih lanjut

Sekarang bisakah jelaskan lebih jauh tentang nama-nama leluhur Mas Raden Jaka, dan dunia tempat Mas Raden tinggal.

Hmmm.... ternyata .... sikap mereka sekarang terlihat lebih bersahabat, bahkan yang sebelumnya memanggil dengan sebutan saudara, sekarang telah merubah panggilan dengan sebutan Mas dan nada bertanyanya juga mulai melembut. ( renung Jaka Indi dalam hati )

Leluhurku yang kuingat diantaranya Bondan Kejawen, yang kemudian menurunkan Ki ageng Sela....Ki Ageng Pamanahan lalu menurunkan raja-raja Mataram. Jaka Pekik, Jaka Kendil, Jaka Sembung... dan umumnya para satria yang menggunakan nama Jaka, rata-rata masih memiliki hubungan kekerabatan denganku.... sedang mengenai duniaku....bla....bla...bla... dan seterusnya .... Terang jaka Indi menjelaskan panjang lebar dunia tempat tinggalnya

Selama Jaka Indi bicara, terlihat Dewi Ambarwati, gadis sisi sebelah kanan Dewi sekar Arum, membuka kitab besar, yang sepertinya berisi catatan sejarah kerajaan dan silsilah orang-orang penting.

Tak lama Kemudian Dewi Ambarwati membisikan sesuatu kepada Dewi sekar arum, lalu menyodorkan kitab catatan yang telah terbuka tersebut kepada jaka Indi,

Apakah ini nama silsilah keluargamu…? tanyanya dengan menatap tajam,

Jaka Indi lantas melihat pada kitab yang terbentang itu,... disana.. tertera ....
Silsilah Keturunan Dewi Nawang Wulan
- Dewi Nawang Wulan + Jaka Tarub
- Nawangsih + Bondan Kejawen (Putra Prabu Brawijaya)
-. Kyai Ageng Getas Pendawa
-. Kyai Ageng Sela
-. Kyai Ageng Anis
-. Kyai Ageng Pemanahan
-. Panembahan Senopati Mataram
-. Sunan Hanyakrawati
-. Sultan Agung Hanyakrakusuma
-. Sunan Amangkurat I / Sunan Amangkurat Tegal Arum
-. Paku Buwono I
- .Amangkurat IV / Amangkurat Jawi
-. Paku Buwono II
-. Paku Buwono III
-. Paku Buwono IV
-. Paku Buwono V
-. Kanjeng pangeran Sontokoesoemo
-. RM Pandji Koesoemo
-. R Ayu Asrinah + R.Ngabei Mohammad Khosim
-. RM. Alam dzat
-. Raden Jaka Indi

" Wow..... !" komplit sekali catatan silsilah ini, Benar sekali Mbak Sekar Arum, nama-nama yang berada diatas namaku, itu semua adalah leluhurku, kata Jaka Indi pasti,

" hanya saja nama leluhurku yang sebenarnya adalah bukan Jaka Tarub, melainkan Jaka Taqorrub ( Hamba yg mendekatkan diri pada Allah ), alias Pangeran Sendang Sedayu alias JAKA SUPA ANOM, tetapi dikarenakan masyarakat sekitar pada masa itu sulit menyebut kata Taqorrub, maka mereka menyebutnya dengan Jaka Tarub

Lalu Jaka Indi melihat ketiga putri didepannya tampak sedang berembuk sambil berbisik menggunakan bahasa sansekerta yang tidak Jaka Indi mengerti,

Kemudian Dewi Sekar Arum berkata pada Jaka Indi, baiklah ... saudaraku Raden Jaka Indi, kami memang memiliki catatan silsilah keluarga kerajaan, sekalipun keturunan keluarga kami berpencar kemanca negara....dan keberbagai dimensi alam, kami tetap berusaha mencatatnya. Dan terima kasih karena telah menjelaskan semuanya dengan sebenarnya. Dan memang berdasar tes darah dan catatan silsilah ini ...... membuktikan kalau Mas Raden tidak berdusta

Sehubungan Dewi Nawang Wulan adalah salah satu putri kraton yang berasal dari negeri kami dan juga leluhur kami, maka Mas Raden Jaka Indi akan kami perlakukan sebagai tamu kehormatan di kerajaan kami, nanti kami akan mengundang makan malam Mas Raden Jaka untuk sekalian bertemu dengan Bunda Ratu.
bila ada yang ingin ditanyakan, dapat ditanyakan kemudian saat makan malam. berikutnya Mas Raden akan dihantar oleh Dewi Kemala ketempat istirahat diruang Paviliun sebelah,

Tolong kenakan tanda pengenal ini didada Mas Raden jaka, untuk menandakan bahwa mas Raden Jaka adalah tamu kehormatan kami,

Jaka Indi menganguk.... sambil memperhatikan tanda pengenal yang diberikan tersebut, yg berbentuk pin dengan gambar macan putih, ... kemudian oleh Jaka indi disematkanlah pin itu didada pakaian sebelah kiri.

Sambil merenung.... Ehmmm..... jadi dinegeri inilah asal asul nenek buyutku Dewi Nawang Wulan berasal, Apakah beliau masih hidup…? adakah pula keturunan atau keluarganya…? semua ini menjadi pertanyaan Jaka Indi dalam hatinya

Sesaat Kemudian dihantarlah Jaka Indi oleh Dewi kemala, gadis cantik berparas pucat dan bermata merah menuju suatu paviliun terpisah untuk beristirahat.... saat itu ashar telah menjelang,... suasana mulai meremang, Jaka Indi perlahan mengiringi langkah Dewi Kemala menuju Paviliun peristirahatan ...

Dewi Kemala mengenakan baju sutra hitam semacam daster atau kimono sepanjang betis, dan mengenakan sepatu kain dari sutra yang juga warna hitam, terlihat pinggangnya yg ramping dan lekukan badannya yang proposional.... saat angin bertiup menghembus pakaian Dewi Kemala,.... rambutnya yang hitam lurus tampak tergerai sepanjang bahu..... saat berjalan beriringan Jaka Indi dapat mencium aroma harum bunga melati yang kuat dari tubuh Dewi Kemala, dan juga ada semacam aura hawa dingin.... yang sangat dingin .... yang memancar dari tubuh Dewi Kemala..... ditambah warna kulitnya yang putih pucat, pupil matanya yang merah terang....membuat kesan misterius dan terasa " menggidikkan hati " ....saat harus berjalan berdekatan.. walau dewi Kemala hanya berjalan perlahan.....  tapi tidak mudah bagi Jaka Indi untuk mengimbangi langkahnya, karena dewi Kemala berjalan hanya dengan menutul ujung kakinya pada permukaan tanah atau rumput..... tapi sudah dapat melayang pesat kedepan......

" Perlahan Dewi kemala" !! tolonglah berjalan lebih perlahan........ " agar ku tak tertinggal mengiringi langkahmu...."

Perlahan Dewi Kemala memperlambat langkahnya seraya melirik sekilas kearah Jaka Indi.. " kemudian berkata ".... bisakah Mas Raden ceritakan kehidupan Dewi nawang Wulan dan Jaka tarub, ... dan awal mereka berkenalan.....

" bisa.... bisa.... "  jawab Jaka Indi,.... ehmm... tapi tolong panggil aku Jaka Indi saja, maaf aku tak terbiasa dipanggil dengan nama raden... kemudian Jaka Indi mensejajarkar langkahnya dan merapatkan dirinya lebih dekat ke Dewi kemala.... Hmmm... mumpung bisa merapat ke Kunti yang cantik..... Eh...ke Peri cantik... wkwkwkwk .... (senyum Jaka Indi dalam hati)

Begini ceritanya ....

Jaka Tarub adalah seorang pemuda gagah yang rajin ibadah dan senang tirakat, hingga ia memiliki mata bathin yg sangat peka, juga memiliki beberapa kesaktian,  Ia sering keluar masuk hutan untuk berburu di kawasan gunung keramat. di gunung itu terdapat sebuah telaga yang berlokasi di desa Widodaren, Gerih, Ngawi. Saat sedang mencari hewan buruan, Tanpa sengaja, ia melihat tujuh bidadari (7 Peri yang cantik) ..., yang sedang mandi di telaga tersebut. Karena terpikat, Jaka Tarub mengambil selendang berwarna merah muda yang tengah disampirkan dibatu, ...milik salah seorang bidadari. tersebut..... Ketika para bidadari (peri) selesai mandi, mereka berdandan dan siap kembali ke kahyangan.

Salah seorang bidadari bernama Nawangwulan tidak mampu ikut kembali ke kahyangan karena tidak menemukan selendangnya. maka Ia pun akhirnya ditinggal pergi oleh kawan-kawannya..... karena hari sudah beranjak senja.  Jaka Tarub lalu muncul dan berpura-pura menolong. Dewi Nawangwulan pun bersedia ikut pulang ke rumah Jaka Tarub dan singkat cerita, Dewi Nawangwulan akhirnya menikah dengan Jaka tarub. Dari pernikahan ini lahirlah seorang putri yang dinamai Nawangsih.  Sebelum menikah, Dewi Nawangwulan mengingatkan pada Jaka Tarub agar tidak mencari tahu rahasia kebiasaan dirinya dalam menanak nasi.

Rahasia tersebut adalah bahwa Nawangwulan selalu menanak nasi dengan hanya sebutir beras namun bisa menghasilkan nasi yang banyak.  Jaka Tarub yang penasaran tidak menanyakan, tetapi suatu ketika karena rasa keingin tahuannya, langsung membuka tutup penanak nasi.  Akibat tindakan ini, kesaktian Nawangwulan hilang.  Sejak itu ia menanak nasi seperti umumnya wanita biasa.

Akibat hal ini, persediaan gabah di lumbung menjadi cepat habis. Ketika persediaan gabah tinggal sedikit, Nawangwulan menemukan selendangnya, yang ternyata disembunyikan suaminya di dalam lumbung agar ia tidak bisa kembali ke kahyangan.

Dewi Nawangwulan yang marah mengetahui kalau suaminya yang telah mencuri benda tersebut mengancam meninggalkan Jaka Tarub. Jaka Tarub memohon istrinya untuk tidak meninggalkannya.  Namun tekad Nawangwulan sudah bulat.  Hanya saja, pada waktu-waktu tertentu ia rela datang ke marcapada untuk menyusui bayi Nawangsih. Nawangwulan memerintah Jaka Tarub untuk membangun sebuah dangau. Setiap malam, Nawangsih harus diletakkan disana agar Nawangwulan dapat menyusuinya tanpa harus bertemu dengan Jaka Tarub.
Jaka Tarub hanya bisa melihat dari jauh saat Nawangwulan turun dari kahyangan untuk menyusui Nawangsih. Ketika Nawangsih tertidur, Nawangwulan kembali terbang ke kahyangan. Rutinitas ini terus dilakukan sampai Nawangsih beranjak dewasa. Jaka Tarub dan Nawangsih merasa ketika mereka ditimpa kesulitan, bantuan akan tiba-tiba datang. Dipercaya bantuan tersebut datang dari Dewi Nawangwulan. Nawangsih disebut sebagai wanita istimewa karena ia merupakan anak campuran dari manusia dan bidadari.

Begitulah cerita atau legenda Jaka tarub dan Dewi nawang Wulan yang hidup dimasyarakat "Terang...Jaka Indi panjang Lebar....."

" Heumm..." tiba-tiba Dewi kemala terlihat bergumam perlahan.... " benar kata pepatah, bahwa Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya "

Eih...!! maksutnya bagaimana Dewi Kemala…? tanya Jaka Indi penasaran…?

hik... hik... hik..... Bukankah mas Jaka Indi juga mengintip Putri Dewi Kirana saat sedang mandi....  " yang bertanda buah jatuh tidak jauh dari pohonnya " sambil telapak tangan kanannya mencoba menutup mulut kecilnya menahan tawa.... hik....hik...hik...hik...

" Upsd.... !! " jaka Indi hanya bisa Garuk...garuk...kepala ..... sambil celakep terdiam....menahan kesal .... tanpa dapat berucap satu katapun. Tak lama berjalan sampailah mereka di gapura yg dijaga beberapa Prajurit wanita, setelah Dewi Kemala memberi isyarat jari tangan para prajurit tersebut memberinya jalan, dibalik gapura terdapat taman dan beberapa bangku tempat duduk bersantai, dan dibelakang taman terdapat banyak bangunan paviliun berjajar yang didominasi oleh warna putih, disanalah Jaka Indi mulai melihat para pria muda yg tampan tampak melakukan berbagai aktifitas. mereka juga usianya sebaya, tidak tampak anak-anak ataupun orang tua, ada yang duduk-duduk sambil membaca, ada yg menyiram dan merawat bunga, ada yang sedang menyulam, ada yg asiiik menatap kelangit, ada yang bermain catur, bahkan ada pula yang hanya bermalas-malasan,

Ini adalah Paviliun KaPutran ( paviliun pria ), dimana kaum pria dari bangsa Peri bertempat tinggal, kata Dewi Kemala saat sesampainya mereka ditempat tersebut. Sambil terus melajutkan berjalan menuju salah satu bangunan yang paling sudut yang lokasinya terpisah dari bangunan-bangunan lainnya.

Sesampainya ditempat, Dewi kemala membuka pintu ruang berwarna putih dan berkata, masuklah, inilah tempat. Mas Jaka Indi beristirahat, nanti bila saatnya makan malam tiba, akan ada dayang-dayang istana yg akan menjemput Mas Jaka. .... di dalam lemari terdapat beberapa stel pakaian pria, saya harap saat makan malam mas Jaka telah mengganti pakaian yg sekarang dikenakan dengan pakaian yang kami sediakan.

Saat Dewi Kemala membalikan badan untuk pergi berlalu, tiba-tiba Jaka indi memegang tangan sang Dewi kemala dan menahannya,

" ada apa…? tanya dewi Kemala, sambil menatap tajam mata Jaka Indi

" gak apa-apa hanya ada beberapa hal yang belum saya ketahui, "

" saat kapankah makan malam diadakan…? "

" mengapa jumlah wanita ditempat ini jauh lebih banyak dari jumlah prianya…? "

" mengapa tidak ada kaum pria didalam istana dan yang menjadi pengawal…? " dimanakah beradanya anak-anak dan orang-orang tua…?

Nanti bila Mas Jaka Indi mendengar suara kentongan dipukul tiga kali, itulah satnya makan malam, sedang hal yang lainnya dapat ditanyakan pada Bunda ratu saat makan malam bersama.

Jaka Indi tetap tidak melepaskan tangan Dewi Kemala, ia dapat merasakan tangan gilik yang lunak, halus dan lembut, tapi terasa dingin seperti es, perlahan Dewi kemala menarik lepas tangannya, dan pergi berlalu meninggalkan Jaka Indi.

Jaka Indi masih dapat merasakan tangan dingin yang lembut dan aroma melati yang kuat, yang tertinggal setelah kepergian Dewi Kemala

Jaka Indi mulai mengamati kamar yang akan ditempatinya, terlihat hanya ada satu dipan kayu dilapisi selimut sutra tebal, tanpa ada kasur, dengan satu buah bantal, disudut kamar terdapat lemari berukir yang saat dibuka isinya terdapat beberapa stel pakaian seperti pakaian tradisional jawa juga ada beberapa setel pakaian seperti kimono pria, dan ada celana pendek warna putih, semacam boxer ( pakaian dalam pria ), disebelah lemari ada meja dan kursi, yang mana diatas meja terdapat satu kendi air, sekranjang kecil buah-buahan, juga sebuah lilin besar, serta ada Jam Pasir sebagai penanda waktu, ada pula alat tulis dari bulu angsa dan 1 botol tinta, juga beberapa lembar kertas putih kosong, disisi kanan sebelah meja tulis terdapat rak buku yg tersusun rapi,  saat jaka Indi memeriksa.... ada beberapa kitab-kitab kuno, tapi....hanya sebahagiannya saja yang dikenal oleh Jaka Indi, seperti Babad tanah Jawa, serat centini, Serat Kalatida dan ada pula ramalan Prabu jayabaya dan Ronggowarsito, bacaan-bacaan tersebut sudah pernah dibaca Jaka Indi, sedang sebahagian besar kitab-kitab lainnya tidak dikenal oleh jaka Indi, selain karena tertulis dalam bahasa sansekerta, ada yang dalam aksara cina, adapula yang hanya berupa rangkaian gambar-gambar, serta tidak sedikit pula yang seperti tulisan Heroglif Mesir ( kombinasi dari elemen logograf dan alphabet ) yang menariknya di susunan rak tersebut ternyata juga terdapat kitab Suci al qur'an, Bibel dalam bahasa Yunani dan Kitab Weda, hanya saja kitab-kitab tersebut seperti sudah sangat tua usianya.

Didalam ruang terdapat kamar mandi, didalam kamar mandi ada gentong besar untuk menampung air yang mengalir keluar dari bambu kecil, serta ada pula gayung yang terbuat dari separuh batok kelapa, di salah satu sudut kamar mandi terdapat kloset Jongkok. dan pada dinding kamar mandi terdapat beberapa siwak ( sikat gigi dari akar / ranting pohon ) juga ada beberapa botol kecil, seperti tempat sabun cair dan sampoo

Kemudian Jaka Indi, kembali ketengah ruang dan mendekati keranjang buah yang ada dimeja, diambilnya sebutir kurma, yang ukurannya dua kali lebih besar dari kurma umunya, ehmmm ...rasanya manis dan daging kurmanya tebal juga terasa lembut. makan sebutir saja sudah dapat mengeyangkan, lalu Jaka Indi mulai mengelurkan Keris Kyai Sengkelat dari balik pakaiannya, juga mengeluarkan seruling kecil seukuran satu jengkal jari tangan orang dewasa, yang terbuat dari bambu kuning, untuk diletakan dimeja ( kedua benda pusaka ini adalah warisan leluhurnya ) kemudian jaka Indi membuka seluruh pakaiannya dan pergi menuju kamar mandi untuk sekalian mandi, ...

Hmmm.... airnya seperti dari mata air pegunungan, sangat bening dan segar,

Setelah mandi jaka Indi tetap mengenakan celana Jeans warna biru miliknya, hanya mengganti T Shirtnya dengan baju sutra putih lengan panjang, yang oleh Jaka Indi lengannya di gulung sampai sesiku.

Sehabis mandi, jaka Indi sholat, dengan menjama qhosor sholat dhuhur dan ashar, .... dilanjutkan dengan zikir dan meditasi beberapa saat. untuk memperkuat Perisai Energi dirinya, mengingat tadi Jaka indi merasa lengah, karena sempat terkena Hipnotis oleh Dewi kemala.

Setelah selesai meditasi lalu diambilnya seruling kecil yang terbuat dari bambu kuning, dan ditiupnya dengan irama tertentu ..... tak lama datanglah macan yang sangat besar dengan bulu putihnya yang lebat, ...
" hauwmmm... Gheerrrrr..... ada apa tuan muda memanggilku ....?

" hadeuuuwh..... paman hamzah,  keluh jaka indi, bukankah aku telah berkali-kali mengatakan,  agar paman jangan memanggilku dengan sebutan tuan muda, panggil saja aku Jaka, terlebih lagi Paman sudah seperti keluargaku, selalu mendampingiku sejak aku dilahirkan.

" Paman hamzah tak menjawab, tapi hanya menjilat dengan lidahnya ... pergelangan lengan tangan Jaka Indi yg tadi bekas tergores oleh kuku Dewi Kemala .... sambil mengoyang-goyangkan kepalanya....

" ouwh ini hanya bekas luka kecil dan sudah sembuh.... terang Jaka Indi "

Paman Hamzah yang berwujud harimau putih ini sesungguhnya adalah Khodam pendamping Jaka Indi, khodam warisan leluhur, namanya adalah Hamzah (Ø¡) yang diambil berdasar Huruf Hijaiyah, Kata ayah Jaka Indi, setiap keturunan Prabu Brawijaya yang merupakan titisan Raja Majapahit akan didampingi dan dijaga Khodam macan putih, hanya saja Khodam Macan putih ini hanya akan menjadi penjaga bagi "Keturunan tertentu " saja, tidak pada semua keturunan Prabu brawijaya.

Khodam macan putih juga merupakan kedaraan yang digunakan Jaka Indi saat melakukan perjalanan Lintas Dimensi, yang jarak lompatannya dapat menjangkau sejauh mata memandang' Selama mendampingi jaka Indi,  Khodam macan putih ini adalah pembantu yang sangat handal, juga selalu menang dalam setiap pertarungan.

Kemudian jaka Indi menggosok-gosok kepala dan badan Macan Putih, dengan kedua telapak tangannya, saat macan putih ini merasa senang ia akan mengeluarkan semacam keringat pada keningnya, dan bau keringatnya itu sangat harum seperti bau minyak misik / minyak kesturi..

" Paman ... saat paman saya tinggal dihutan istana, ketika saya dipanggil keluar oleh tuan Putri Kirana yang sedang mandi, apa yang kemudian paman lakukan sepeninggal saya…? " Tanya jaka Indi…"

" Tuan Muda, tadi saya berkeliling kerajaan ini, hanya saja saya merasakan ada yang aneh dengan kerajaan ini, karena pada beberapa bangunan tertentu, saya temukan beberapa patung macan putih menyerupai saya .... apakah ada leluhur atau kerabat saya yang memiliki hubungan dengan kerajaan ini…? dan saya juga merasakan adanya energi yang sangat kuat, dan ini menandakan kalau ada orang-orang yang memiliki ilmu yang tinggi di negeri ini

Jaka Indi termenung sejenak, lalu...garuk...garuk...kepala... sambil berfikir..... 'sebenarnya memang banyak hal yang janggal di negeri ini, ehm... baiklah...seraya menepuk-nepuk perlahan ... punggung paman macan putih .... "

" nanti saya akan selidiki soal itu, "

" sekarang pergilah paman, dan tolong cari tahu informasi dan keberadaan seseorang yang bernama Dewi Nawang Wulan,... " nanti pada saatnya saya akan memanggil paman. kembali "

Sepeninggal Macan Putih Jaka Indi menuju pembaringan untuk rebahan sesaat, ... Ia merasakan kalau keadaan didunianya saat ini tidak bebeda jauh dengan didunia yg ia tinggali, hanya sa waktu didunia yang ia datangi ini, terasa lebih panjang dan lebih lama dari waktu didunianya, bahkan sampai saat inipun mahgrib belum juga menjelang, emmm.... mungkin ada baiknya aku keluar dan bicara dengan para pria yang ada ditaman yang kulewati tadi, guna mencari informasi seluasnya.

Saat jaka Indi bangun beranjak dari dipan, tiba-tiba terdengar suara ketukan dipintu.

" Masuklah....pintu tidak dikunci kataJaka Indi " sambil berdiri menghadap kepintu."

Lalu masuklah seorang pengawal wanita, masih berpakaian prajurid dengan persenjataan lengkap, ... kemudian ia kembali menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

Jaka Indi membiarkannya tanpa menegur apapun, hanya menatap menunggu tindakan apa yang akan dilakukan prajurid tersebut.

" Tuan...! " apakah tuan ingat saya…? " tanyanya setelah membalikan badan dan menghadapkan wajahnya ke Jaka Indi, jaka Indi menatap wajah prajurit wanita itu dengan seksama sambil berusaha mengingatnya. Wajahnya terlihat cantik dengan potongan wajah daun sirih dan nampak lesung pipit pada kedua pipinya, kulitnya kuning langsat, rambutnya hitam lurus panjang sepinggang, hidungnya mancung,dan alis matanya lurus memanjang laksana semut beriring, tubuhnya tinggi sintal padat berisi, kecantikannya seperti kecantikan putri kraton Jawa. kalau dilihat dari tampilannya usianya sekitar 20 tahunan

Ah.... tiba-tiba Jaka Indi teringat pada prajurid yg suka melirik dan melihat sembunyi-sembunyi padanya, yang menjemputnya dikolam pemandian, saat itu sang prajurit memang mengawal dalam posisi yang dekat dengan jaka Indi,  jadi Jaka Indi masih mengingatnya.

" Iya...aku ingat ...kamu prajurid yang mengawalku ke Istana…." Jawab Jaka Indi.

 "Benar Tuan, ....nama saya Achitya. sebentar tuan, katanya...   sambil satu persatu ia melepaskan persenjataannya, ia letakkan busurnya, lalu anak panah yang ada dipunggungnya, Pedang pendek yang dipinggangnya juga ditanggalkan, bahkan seragam prajurit yang terbuat dari kulit anti senjata tajam juga dilepasnya, dan diletakannya dilantai. Saat ini Achitya tinggal mengenakan selapis pakaian sutra , baju warna kuning emas dengan kain motif batik warna coklat. Ternyata Acitya tidak hanya berhenti disana, tapi justru melanjutkan untuk membuka pakaiannya ....

Lekas jaka Indi mencegahnya.... " sudah...sudah.... tidak perlu melepaskan pakaianmu lebih lanjut, kata Jaka Indi

" tapi aku ingin menunjukan suatu tanda yang ada ditubuhku tuan " .... tanpa jaka Indi sempat mencegahnya Achitya tetap melanjutkan membuka bajunya,  saat ini Achitya hanya tinggal mengenakan kain warna kuning emas penutup dada dan kain batik yang membalut pinggulnya kebawah, bahu dan perutnya yang berwarna kuning langsat terlihat jelas

" Lihatlah tuan, apakah tuan sudah dapat melihat tanda ditubuhku dengan jelas "

Jaka indi sekali lagi menatap tubuh Achitya .... tubuh yang langsing berisi, dada yang ranum terbalut kain emas, kulit yang berwarna kuning langsat nan cerah.... Tubuhnya bersih tanpa ada cacat sedikitpun.

Jaka Indi hanya bisa menghela nafas ... sambil berkata.... maaf nona,... aku tidak mengerti apa yang nona maksut dengan tanda tersebut…? aku tidak melihat ada yang janggal pada tubuh nona.

Achitya terdiam sesaat .... lalu ia merangkapkan kedua telapak tangannya didepan dada sambil membukukkan badannya, dan berkata.... " maaf tuan...maaf... sebelumnya.... maaf " kemudian secara tiba-tiba.... Achitya maju mendekati Jaka Indi dan memeluk jaka Indi dengan erat.... sambil berkata ....sekarang apakah tuan sudah dapat merasakannya....

Jaka Indi hanya terdiam saja, bahkan apakah harus menangis ataukah tertawa...... sungguh jaka Indi tak tahu... Jaka Indi dapat merasakan tubuh yang lembut dan dada yang padat yang menekan tubuhnya.... bahkan ada hawa hangat dan semakin memanas yg memancar dari tubuh Achitya...  Jaka Indi berusaha mendorong pundak Achitya untuk melepaskan diri dari pelukannya.

Tetapi bukannya menarik diri Achitya justru terus memeluknya dengan semakin erat.. " Tuan apakah tuan sudah dapat merasakan dan membedakannya ", sekali lagi Achitya bertanya dengan nafas yang sedikit memburu.....tanpa melepaskan pelukannya yang erat Saat itu Jaka Indi merasakan badan Achitya yang mulai bergetar, serta terlihat keringat yang menetes dileher jenjang Achitya dan bersamaan itu tercium aroma segar gadis remaja.

Tiba-tiba jaka Indi mendorong dan menyentakan tubuh Achitya,
" Huuaahhhh..... kamu manusia....! " kamu bukan peri !!  seru Jaka Indi, sambil menatap wajah achitya dengan terheran "

Bersambung .... ! !

No comments:

Post a Comment

Bill Gates Jelaskan Mengapa Anaknya Tidak Bisa Menikah Dengan Orang Miskin

Sambil nunggu update terbaru yang masih tertutup formasi ilusi  --------- "Beberapa tahun yang lalu saya menghadiri konferensi di Ameri...