Buat bacaan hiburan yang sedang
santai sendirian.
Dewi Achitya
Disuatu senja yang cerah, dalam
suasana hangatnya udara sore hari yang lembut menyapu alam
Terdapatlah seorang putri raja
yang cantik jelita sedang mandi di Kolam Air Harum di kebun istana tiba-tiba
sang putri mendengar suara ranting patah terinjak langkah kaki seseorang ....
" Siapa kamu…? Kamu mau
ngintip ya….? " tanya sang putri Raja yang sedang mandi di kolam tersebut.
Tak lama keluarlah pemuda tampan
yang lucu sambil berkata " Aku adalah Jaka Indi, sedang melakukan
perjalanan lintas dimensi dan kebetulan aku sampai disini. Terang Jaka Indi
panjang lebar.
" Ha ha ha ha... kamu
berbohong ya…? kamu pasti pemuda berandal. mana ada perjalanan lintas dimensi. Aku
juga belum pernah melihat orang berpenampilan seperti kamu, pakaian model apa
itu…? .... seraya menatap aneh, celana jean's dan t-shirt putih yang dikenakan
oleh jaka Indi
Aku akan memanggil prajurit
kerajaan untuk menangkapmu. Kamu akan dihukum mati " kata tuan putri ....
seraya menatap sinis.
" Tunggu dulu. Aku tidak
berniat jahat, duniamu dan dunia asalku berbeda. Sesungguhnya aku sedang
melakukan perjalanan Lintas Dimensi .... melalui portal ghaib, dan portal ghaib
itulah yang membawaku sampai kebun istana ini, Itulah asal muasal aku bisa
sampai kemari " Terang Jaka Indi panjang lebar.
Apa itu portal ghaib…?
Apa maksutnya dunia yang berbeda…?
Portal Ghaib ..... ya portal
ghaib.... dunia yang berbeda, maksuknya dimensinya yang berbeda,
" Baiklah. Aku tidak akan
memerintahkan penjaga menangkapmu. Tapi ada satu syarat yang harus kau penuhi "
Kata sang putri
" Apa itu….? " Tanya
jaka Indi penasaran.
" Begini. ...
Besok... pagi-pagi sekali bawa
aku keduniamu...
Sore harinya hantar aku kembali
keduniaku... ke Istana ini."
" Ouh... Tidak Bisa…!! "
kata Jaka Indi dengan tegas
" mengapa tidak bisa…?
Jawab Jaka Indi “ Karena Besok
Libur ...”
" Hei... !! " Pemuda
brandal, apa hubungannya besok libur dengan tidak bisa keduniamu….?
Begini tuan putri .... dinegeri
tempatku berasal, sedang ada peringatan hari raya, kami sedang libur panjang,
dan kesempatan ini digunakan sebahagian masyarakat kami untuk pulang kampung
alias mudik, termasuk penjaga portal ghaib negeri kami, yang biasa kami sebut
sang kuncen.... yang mana saat ini juga sedang mudik. Jadi portal ghaib baru
akan dibuka kembali minggu berikutnya.
" nampak sang putri
termenung sesaat, kemudian ia melanjutkan bertanya...."
Apa kita tidak bisa ke alam
duniamu, bila sang kuncen tidak berada ditempat…?
Garuk...garuk...kepala ... sambil
berfikir.... Sebenarnya sih bisa..... karena tidak semua portal ghaib ada
kuncennya ..... hanya saja portal ghaib yang tanpa kuncen, lokasinya terlalu
jauh.... ada yang di hutan pedalaman adapula pula yang di pesisir utara pantai.
Begini saja tunggu satu minggu
kedepan.... maka saya akan mengajak tuan putri ke alam dunia saya.
Tiba-tiba sang putri, bangkit
berdiri dari kolam pemandian.... sambil berteriak memanggil Penjaga.
" hai... para pengawal…!! "
cepat kemari.... disini ada seorang penyusup. segera tangkap dan penjarakan.
Tentu saja Jaka Indi menjadi
sangat terkejut, melongo, dan berdebar-debar jantungnya. Bukan terkejut karena
tuan putri memanggil penjaga untuk menangkapnya, bukan pula terkejut karena
akan dipenjarakan, melainkan terkejut saat melihat sang putri bangkit berdiri
dari kolam pemandian, ..... ternyata sang putri tidak mengenakan sehelai
benangpun, yang membuat tubuh polosnya terpampang jelas, tampak dadanya yang
menjulang terlihat penuh berisi, serta tubuh langsingnya yang padat, putih dan
mulus dengan lekukan yang sempurna, terlihat sangat mempesona,
Tapi yang lebih mengejutkan lagi,
ternyata sang putri tidak memiliki puser, layaknya manusia pada umumnya. Perutnya
nampak putih bersih, polos dan rata, tak sedikitpun bernoda, juga tak berpusar.
Jaka Indi segera memalingkan
wajahnya.... tak lama datanglah selusin pengawal istana yang bersenjatakan
lengkap, dan mereka semuanya wanita muda yang cantik, gagah dan berbadan tegap,
dibelakangnya tampak beberapa dayang-dayang mengikuti, membawa handuk dan
pakaian lengkap menuju sang putri.
Jaka Indi pasrah ditangkap dan
dibawa sang pengawal, kedalam istana. ..... dalam hati... gak-papa dipenjara
diistana negeri astral, .... anggap saja pengalaman baru...... lagian besok
masih Libur
Maka berangkatlah Jaka Indi
dikawal prajurit kerajaan menuju istana, hanya saja Jaka Indi merasa sedikit
risih, disamping karena seluruh pengawal adalah para wanita muda, juga karena
mereka suka melirik dan mencuri-curi pandang kearahnya, setelah berjalan
sekitar lima belas menitan, maka sampailah Jaka Indi didepan sebuah bangunan
yang besar, tinggi megah dan indah serta berwarna serba putih, didepan bangunan
terdapat tangga yang tinggi, ada sekitar 100 anak tangga untuk mencapai pintu
utama bangunan tersebut, pada kedua sisi bangunan terdapat Patung macan yang
terbuat dari batu pualam putih, patung macan itu ukurannya dua kali lebih besar
dari macan sesungguhnya.
Setelah menaiki anak tangga dan
sesampainya di depan pintu utama, nampak semakin terlihat jelas kemegahan
bangunan tersebut. Seluruh bangunan terbuat dari bahan-bahan alami kwalitas
terbaik. saat memasuki ruangan terlihat lantai kristal yang bening dan berkilau
.... didalam bangunan yang luas .... terlihat beberapa dayang-dayang istana yang
cantik..... serta beberapa prajurit wanita,.... tampak busana yang dikenakan
seperti perpaduan busana kerajaan cina kuno dan kerajaan jawa kuno, hanya saja
bahan-bahannya terbuat seperti dari sutra pilihan.
Pada bagian ruang utama terdapat
beberapa lukisan yang besar-besar, dan solah seperti lukisan hidup,...... tetapi
yang bikin Jaka Indi terkejut karena dari beberapa lukisan tersebut, terdapat
lukisan wali songo yang berjajar rapi, dan adapula beberapa lukisan raja-raja
Jawa.
" mengapa bisa ada lukisan
mereka di kerajaan ini,” termenung Jaka Indi memikirkannya...
Anehnya pula.... baik selama
dalam perjalanan bahkan sesampainya didalam istana, Jaka Indi tidak pernah
melihat anak-anak, orang tua bahkan tidak pula tampak seorang priapun, hanya
ada para wanita muda yang usianya sebaya, baru asyik - asyiknya menikmati keindahan
isi dan bangunan istana, tiba-tiba kepala pengawal prajurit berkata ....
" ikuti saya menuju ruang
pemeriksaan untuk menghadap kepala pengawas ".
Mereka berjalan kedalam ruang
istana, lantas berbelok menuju salah satu pintu disudut ruangan, hanya dua
pengawal dan kepala Prajurit yang mengiringi kedalam ruangan, para pengawal
lainnya menunggu diluar pintu, terlihat kepala pengawas juga seorang wanita
yang masih muda, ia mengenakan pakaian sutra serba biru, pada keningnya ada
hiasan permata kecil yang juga berwarna biru, kiri dan kanan kepala pengawas
didampingi dua orang wanita muda berpakaian sutra warna hitam, yang memiliki
sorot mata yang tajam. Salah satu wanita pendamping kepala pengawas tersebut
memiliki wajah yang sangat pucat dan memiliki pupil mata kemerahan, sedang yang
satunya lagi tampak seperti gadis pada umumnya
Jaka Indi dapat merasakan kalau
mereka semua memiliki kemampuan supranatural yang tinggi.
Setelah itu kepala Prajurit
tampak berbisik kepada kepala Pengawas, kemudian kepala Prajurit mempersilahkan
Jaka Indi duduk dibangku yang tersedia didepan kepala Pengawas, lalu kepala
prajurut berserta para pengawal pergi meninggalkan ruangan.
" duduklah " .
" kami hanya akan melakukan
beberapa pertanyaan, dan harap dijawab dengan sejujurnya, bila ternyata saudara
tidak bersalah, maka saudara akan kami perlakukan sebagai tamu kami, tapi bila
ternyata saudara terbukti bersalah, maka saudara akan kami tempatkan dalam
ruang tahanan kami, menunggu keputusan lebih lanjut tentang kepantasan hukumannya.
"
Jaka Indi, kemudian segera duduk,
sambil menundukan pandangan seraya menunggu pertanyaan kepala Pengawas.
“ Coba mulai dengan menjelaskan
nama saudara, dari mana saudara berasal, asal usul saudara dan maksut kedatangan
saudara ke negeri kami, serta bagaimana saudara bisa sampai kenegeri kami…?
“ Baiklah mbak kepala Pengawas, nama
saya adalah Raden Jaka Indi, asal dari dunia yang berbeda tepatnya dari dimensi
yang berbeda, asal negara saya Indonesia, disebut juga negeri katulistiwa, saya
bisa sampai kenegeri ini melalu Perjalanan Lintas dimensi dengan melewati apa
yang disebut Portal ghaib, leluhur saya berasal dari Trah Mataram salah satu
kerajaan ditanah Jawa. Sebelum mbaknya tanya lebih lanjut, sebaiknya mbaknya
juga memperkenalkan diri dan setidaknya menceritakan sedikit tentang negeri
ini.
Tiba-tiba gadis yang sisi sebelah
kanan dari kepala pengawas, yang berbaju hitam serta berwajah pucat dan
memiliki pupil mata berwarna kemerahan dengan sorot mata yg tajam.... berkata
ulurkan tangan saudara,
Jaka Indi seperti terkena
hipnotis langsung menjulurkan tangan kanannya... lalu gadis bermata merah
tersebut mengambil dan memegang tangan Jaka Indi dan membawanya ke atas mangkok
kristal yang berisi air bening yang ada dihadapannya, kemudian dengan gerakan
perlahan kuku panjang gadis bermata merah menggores sedikit lengan pergelangan
Jaka Indi, lantas meneteslah keluar darah Jaka Indi kemangkuk kristal yang
disediakan. setelah itu gadis bermata merah mengusap luka ditangan Jaka Indi,
dan hanya dengan sekali usapan luka goresan telah hilang dan pulih sebagaimana
sediakala.
Jaka Indi terkejut dan segera
menarik lengannya. sambil membatin .... gadis ini sungguh luar biasa.... bukan
saja wajahnya sangat cantik, tapi ternyata punya kemampuan hipnotis dan
kemampuan menyembuhkan luka, kalau saja wajahnya tidak pucat seperti mayat
hidup dan pupil matanya tidak berwarna merah seperti mata kuntilanak, pingin
rasanya saya jadikan pacar ... qiqiqiqiqi..... ( tentu saja hal ini hanya
berani dikatakan Jaka Indi dalam hati )
Kemudian Jaka Indi mengalihkan
pandangan kearah mangkok kristal yang telah berisi tetesan darahnya, ...darah
yang berada didalam mangkok tampak berputar kekiri lalu berbalik berputar
kekanan dan perlahan mengurai dan terpecah menjadi tiga bagian dengan warna
yang berbeda, pada gumpalan darah yang paling besar dominan warna biru, lalu
gumpalan lainnya berwarna merah dan berwarna hijau.
" Apa artinya ini…? " Tanya
Jaka Indi kepada kepala pengawas berbaju biru,
Gumpalan darah warna biru, menandakan
saudara Jaka Indi adalah keturunan bangsawan, sedang darah berwarna merah
lambang dari turunan manusia umumnya, dan yang berwarna hijau menandakan
saudara juga memiliki darah mahluk astral dari golongan darah kami, yaitu darah
para Peri.
" Perkenalkan namaku adalah
Dewi Sekar Arum, sebelah kananku menunjuk gadis bermata merah namanya Dewi
Kemala, dan sebelah kiriku Dewi Ambarwati, sedangkan putri yang Raden Jaka
temui dipemandian bernama Dewi Kirana.... Sesunguhnya dunia kami adalah dunia
para Peri, tidak berbeda jauh dengan dunia manusia umumnya, bahasa yang kami
gunakan juga sama dengan bahasa yang saudara gunakan, yaitu bahasa Nusantara,
disamping bahasa Nusantara yang merupakan bahasa resmi, dalam keseharian kami
juga menggunakan bahasa sansekerta dan bahasa jawi,"..... Jelas dewi Sekar
Arum lebih lanjut
Sekarang bisakah jelaskan lebih
jauh tentang nama-nama leluhur Mas Raden Jaka, dan dunia tempat Mas Raden
tinggal.
Hmmm.... ternyata .... sikap
mereka sekarang terlihat lebih bersahabat, bahkan yang sebelumnya memanggil
dengan sebutan saudara, sekarang telah merubah panggilan dengan sebutan Mas dan
nada bertanyanya juga mulai melembut. ( renung Jaka Indi dalam hati )
Leluhurku yang kuingat
diantaranya Bondan Kejawen, yang kemudian menurunkan Ki ageng Sela....Ki Ageng
Pamanahan lalu menurunkan raja-raja Mataram. Jaka Pekik, Jaka Kendil, Jaka
Sembung... dan umumnya para satria yang menggunakan nama Jaka, rata-rata masih
memiliki hubungan kekerabatan denganku.... sedang mengenai
duniaku....bla....bla...bla... dan seterusnya .... Terang jaka Indi menjelaskan
panjang lebar dunia tempat tinggalnya
Selama Jaka Indi bicara, terlihat
Dewi Ambarwati, gadis sisi sebelah kanan Dewi sekar Arum, membuka kitab besar,
yang sepertinya berisi catatan sejarah kerajaan dan silsilah orang-orang
penting.
Tak lama Kemudian Dewi Ambarwati
membisikan sesuatu kepada Dewi sekar arum, lalu menyodorkan kitab catatan yang
telah terbuka tersebut kepada jaka Indi,
Apakah ini nama silsilah keluargamu…?
tanyanya dengan menatap tajam,
Jaka Indi lantas melihat pada
kitab yang terbentang itu,... disana.. tertera ....
Silsilah Keturunan Dewi Nawang
Wulan
- Dewi Nawang Wulan + Jaka Tarub
- Nawangsih + Bondan Kejawen
(Putra Prabu Brawijaya)
-. Kyai Ageng Getas Pendawa
-. Kyai Ageng Sela
-. Kyai Ageng Anis
-. Kyai Ageng Pemanahan
-. Panembahan Senopati Mataram
-. Sunan Hanyakrawati
-. Sultan Agung Hanyakrakusuma
-. Sunan Amangkurat I / Sunan
Amangkurat Tegal Arum
-. Paku Buwono I
- .Amangkurat IV / Amangkurat
Jawi
-. Paku Buwono II
-. Paku Buwono III
-. Paku Buwono IV
-. Paku Buwono V
-. Kanjeng pangeran Sontokoesoemo
-. RM Pandji Koesoemo
-. R Ayu Asrinah + R.Ngabei
Mohammad Khosim
-. RM. Alam dzat
-. Raden Jaka Indi
" Wow..... !" komplit
sekali catatan silsilah ini, Benar sekali Mbak Sekar Arum, nama-nama yang
berada diatas namaku, itu semua adalah leluhurku, kata Jaka Indi pasti,
" hanya saja nama leluhurku
yang sebenarnya adalah bukan Jaka Tarub, melainkan Jaka Taqorrub ( Hamba yg
mendekatkan diri pada Allah ), alias Pangeran Sendang Sedayu alias JAKA SUPA
ANOM, tetapi dikarenakan masyarakat sekitar pada masa itu sulit menyebut kata
Taqorrub, maka mereka menyebutnya dengan Jaka Tarub
Lalu Jaka Indi melihat ketiga
putri didepannya tampak sedang berembuk sambil berbisik menggunakan bahasa
sansekerta yang tidak Jaka Indi mengerti,
Kemudian Dewi Sekar Arum berkata
pada Jaka Indi, baiklah ... saudaraku Raden Jaka Indi, kami memang memiliki
catatan silsilah keluarga kerajaan, sekalipun keturunan keluarga kami berpencar
kemanca negara....dan keberbagai dimensi alam, kami tetap berusaha mencatatnya.
Dan terima kasih karena telah menjelaskan semuanya dengan sebenarnya. Dan
memang berdasar tes darah dan catatan silsilah ini ...... membuktikan kalau Mas
Raden tidak berdusta
Sehubungan Dewi Nawang Wulan
adalah salah satu putri kraton yang berasal dari negeri kami dan juga leluhur
kami, maka Mas Raden Jaka Indi akan kami perlakukan sebagai tamu kehormatan di
kerajaan kami, nanti kami akan mengundang makan malam Mas Raden Jaka untuk
sekalian bertemu dengan Bunda Ratu.
bila ada yang ingin ditanyakan,
dapat ditanyakan kemudian saat makan malam. berikutnya Mas Raden akan dihantar
oleh Dewi Kemala ketempat istirahat diruang Paviliun sebelah,
Tolong kenakan tanda pengenal ini
didada Mas Raden jaka, untuk menandakan bahwa mas Raden Jaka adalah tamu
kehormatan kami,
Jaka Indi menganguk.... sambil
memperhatikan tanda pengenal yang diberikan tersebut, yg berbentuk pin dengan
gambar macan putih, ... kemudian oleh Jaka indi disematkanlah pin itu didada
pakaian sebelah kiri.
Sambil merenung.... Ehmmm.....
jadi dinegeri inilah asal asul nenek buyutku Dewi Nawang Wulan berasal, Apakah
beliau masih hidup…? adakah pula keturunan atau keluarganya…? semua ini menjadi
pertanyaan Jaka Indi dalam hatinya
Sesaat Kemudian dihantarlah Jaka
Indi oleh Dewi kemala, gadis cantik berparas pucat dan bermata merah menuju
suatu paviliun terpisah untuk beristirahat.... saat itu ashar telah
menjelang,... suasana mulai meremang, Jaka Indi perlahan mengiringi langkah
Dewi Kemala menuju Paviliun peristirahatan ...
Dewi Kemala mengenakan baju sutra
hitam semacam daster atau kimono sepanjang betis, dan mengenakan sepatu kain
dari sutra yang juga warna hitam, terlihat pinggangnya yg ramping dan lekukan
badannya yang proposional.... saat angin bertiup menghembus pakaian Dewi
Kemala,.... rambutnya yang hitam lurus tampak tergerai sepanjang bahu..... saat
berjalan beriringan Jaka Indi dapat mencium aroma harum bunga melati yang kuat
dari tubuh Dewi Kemala, dan juga ada semacam aura hawa dingin.... yang sangat
dingin .... yang memancar dari tubuh Dewi Kemala..... ditambah warna kulitnya
yang putih pucat, pupil matanya yang merah terang....membuat kesan misterius
dan terasa " menggidikkan hati " ....saat harus berjalan berdekatan..
walau dewi Kemala hanya berjalan perlahan..... tapi tidak mudah bagi Jaka Indi untuk
mengimbangi langkahnya, karena dewi Kemala berjalan hanya dengan menutul ujung
kakinya pada permukaan tanah atau rumput..... tapi sudah dapat melayang pesat
kedepan......
" Perlahan Dewi kemala"
!! tolonglah berjalan lebih perlahan........ " agar ku tak tertinggal
mengiringi langkahmu...."
Perlahan Dewi Kemala memperlambat
langkahnya seraya melirik sekilas kearah Jaka Indi.. " kemudian berkata
".... bisakah Mas Raden ceritakan kehidupan Dewi nawang Wulan dan Jaka
tarub, ... dan awal mereka berkenalan.....
" bisa.... bisa.... " jawab Jaka Indi,.... ehmm... tapi tolong
panggil aku Jaka Indi saja, maaf aku tak terbiasa dipanggil dengan nama
raden... kemudian Jaka Indi mensejajarkar langkahnya dan merapatkan dirinya
lebih dekat ke Dewi kemala.... Hmmm... mumpung bisa merapat ke Kunti yang
cantik..... Eh...ke Peri cantik... wkwkwkwk .... (senyum Jaka Indi dalam hati)
Begini ceritanya ....
Jaka Tarub adalah seorang pemuda
gagah yang rajin ibadah dan senang tirakat, hingga ia memiliki mata bathin yg
sangat peka, juga memiliki beberapa kesaktian, Ia sering keluar masuk hutan untuk berburu di
kawasan gunung keramat. di gunung itu terdapat sebuah telaga yang berlokasi di
desa Widodaren, Gerih, Ngawi. Saat sedang mencari hewan buruan, Tanpa sengaja,
ia melihat tujuh bidadari (7 Peri yang cantik) ..., yang sedang mandi di telaga
tersebut. Karena terpikat, Jaka Tarub mengambil selendang berwarna merah muda
yang tengah disampirkan dibatu, ...milik salah seorang bidadari. tersebut.....
Ketika para bidadari (peri) selesai mandi, mereka berdandan dan siap kembali ke
kahyangan.
Salah seorang bidadari bernama
Nawangwulan tidak mampu ikut kembali ke kahyangan karena tidak menemukan
selendangnya. maka Ia pun akhirnya ditinggal pergi oleh kawan-kawannya.....
karena hari sudah beranjak senja. Jaka
Tarub lalu muncul dan berpura-pura menolong. Dewi Nawangwulan pun bersedia ikut
pulang ke rumah Jaka Tarub dan singkat cerita, Dewi Nawangwulan akhirnya
menikah dengan Jaka tarub. Dari pernikahan ini lahirlah seorang putri yang
dinamai Nawangsih. Sebelum menikah, Dewi
Nawangwulan mengingatkan pada Jaka Tarub agar tidak mencari tahu rahasia
kebiasaan dirinya dalam menanak nasi.
Rahasia tersebut adalah bahwa
Nawangwulan selalu menanak nasi dengan hanya sebutir beras namun bisa
menghasilkan nasi yang banyak. Jaka
Tarub yang penasaran tidak menanyakan, tetapi suatu ketika karena rasa keingin
tahuannya, langsung membuka tutup penanak nasi. Akibat tindakan ini, kesaktian Nawangwulan
hilang. Sejak itu ia menanak nasi
seperti umumnya wanita biasa.
Akibat hal ini, persediaan gabah
di lumbung menjadi cepat habis. Ketika persediaan gabah tinggal sedikit,
Nawangwulan menemukan selendangnya, yang ternyata disembunyikan suaminya di
dalam lumbung agar ia tidak bisa kembali ke kahyangan.
Dewi Nawangwulan yang marah
mengetahui kalau suaminya yang telah mencuri benda tersebut mengancam
meninggalkan Jaka Tarub. Jaka Tarub memohon istrinya untuk tidak
meninggalkannya. Namun tekad Nawangwulan
sudah bulat. Hanya saja, pada
waktu-waktu tertentu ia rela datang ke marcapada untuk menyusui bayi Nawangsih.
Nawangwulan memerintah Jaka Tarub untuk membangun sebuah dangau. Setiap malam,
Nawangsih harus diletakkan disana agar Nawangwulan dapat menyusuinya tanpa
harus bertemu dengan Jaka Tarub.
Jaka Tarub hanya bisa melihat
dari jauh saat Nawangwulan turun dari kahyangan untuk menyusui Nawangsih.
Ketika Nawangsih tertidur, Nawangwulan kembali terbang ke kahyangan. Rutinitas
ini terus dilakukan sampai Nawangsih beranjak dewasa. Jaka Tarub dan Nawangsih
merasa ketika mereka ditimpa kesulitan, bantuan akan tiba-tiba datang.
Dipercaya bantuan tersebut datang dari Dewi Nawangwulan. Nawangsih disebut
sebagai wanita istimewa karena ia merupakan anak campuran dari manusia dan
bidadari.
Begitulah cerita atau legenda
Jaka tarub dan Dewi nawang Wulan yang hidup dimasyarakat "Terang...Jaka
Indi panjang Lebar....."
" Heumm..." tiba-tiba
Dewi kemala terlihat bergumam perlahan.... " benar kata pepatah, bahwa
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya "
Eih...!! maksutnya bagaimana Dewi
Kemala…? tanya Jaka Indi penasaran…?
hik... hik... hik..... Bukankah
mas Jaka Indi juga mengintip Putri Dewi Kirana saat sedang mandi.... " yang bertanda buah jatuh tidak jauh
dari pohonnya " sambil telapak tangan kanannya mencoba menutup mulut
kecilnya menahan tawa.... hik....hik...hik...hik...
" Upsd.... !! " jaka
Indi hanya bisa Garuk...garuk...kepala ..... sambil celakep terdiam....menahan
kesal .... tanpa dapat berucap satu katapun. Tak lama berjalan sampailah mereka
di gapura yg dijaga beberapa Prajurit wanita, setelah Dewi Kemala memberi
isyarat jari tangan para prajurit tersebut memberinya jalan, dibalik gapura
terdapat taman dan beberapa bangku tempat duduk bersantai, dan dibelakang taman
terdapat banyak bangunan paviliun berjajar yang didominasi oleh warna putih,
disanalah Jaka Indi mulai melihat para pria muda yg tampan tampak melakukan
berbagai aktifitas. mereka juga usianya sebaya, tidak tampak anak-anak ataupun
orang tua, ada yang duduk-duduk sambil membaca, ada yg menyiram dan merawat
bunga, ada yang sedang menyulam, ada yg asiiik menatap kelangit, ada yang
bermain catur, bahkan ada pula yang hanya bermalas-malasan,
Ini adalah Paviliun KaPutran ( paviliun
pria ), dimana kaum pria dari bangsa Peri bertempat tinggal, kata Dewi Kemala
saat sesampainya mereka ditempat tersebut. Sambil terus melajutkan berjalan
menuju salah satu bangunan yang paling sudut yang lokasinya terpisah dari
bangunan-bangunan lainnya.
Sesampainya ditempat, Dewi kemala
membuka pintu ruang berwarna putih dan berkata, masuklah, inilah tempat. Mas
Jaka Indi beristirahat, nanti bila saatnya makan malam tiba, akan ada
dayang-dayang istana yg akan menjemput Mas Jaka. .... di dalam lemari terdapat
beberapa stel pakaian pria, saya harap saat makan malam mas Jaka telah
mengganti pakaian yg sekarang dikenakan dengan pakaian yang kami sediakan.
Saat Dewi Kemala membalikan badan
untuk pergi berlalu, tiba-tiba Jaka indi memegang tangan sang Dewi kemala dan
menahannya,
" ada apa…? tanya dewi
Kemala, sambil menatap tajam mata Jaka Indi
" gak apa-apa hanya ada
beberapa hal yang belum saya ketahui, "
" saat kapankah makan malam
diadakan…? "
" mengapa jumlah wanita
ditempat ini jauh lebih banyak dari jumlah prianya…? "
" mengapa tidak ada kaum
pria didalam istana dan yang menjadi pengawal…? " dimanakah beradanya
anak-anak dan orang-orang tua…?
Nanti bila Mas Jaka Indi
mendengar suara kentongan dipukul tiga kali, itulah satnya makan malam, sedang
hal yang lainnya dapat ditanyakan pada Bunda ratu saat makan malam bersama.
Jaka Indi tetap tidak melepaskan
tangan Dewi Kemala, ia dapat merasakan tangan gilik yang lunak, halus dan
lembut, tapi terasa dingin seperti es, perlahan Dewi kemala menarik lepas
tangannya, dan pergi berlalu meninggalkan Jaka Indi.
Jaka Indi masih dapat merasakan
tangan dingin yang lembut dan aroma melati yang kuat, yang tertinggal setelah
kepergian Dewi Kemala
Jaka Indi mulai mengamati kamar
yang akan ditempatinya, terlihat hanya ada satu dipan kayu dilapisi selimut
sutra tebal, tanpa ada kasur, dengan satu buah bantal, disudut kamar terdapat
lemari berukir yang saat dibuka isinya terdapat beberapa stel pakaian seperti
pakaian tradisional jawa juga ada beberapa setel pakaian seperti kimono pria,
dan ada celana pendek warna putih, semacam boxer ( pakaian dalam pria ), disebelah
lemari ada meja dan kursi, yang mana diatas meja terdapat satu kendi air,
sekranjang kecil buah-buahan, juga sebuah lilin besar, serta ada Jam Pasir
sebagai penanda waktu, ada pula alat tulis dari bulu angsa dan 1 botol tinta,
juga beberapa lembar kertas putih kosong, disisi kanan sebelah meja tulis
terdapat rak buku yg tersusun rapi, saat
jaka Indi memeriksa.... ada beberapa kitab-kitab kuno, tapi....hanya
sebahagiannya saja yang dikenal oleh Jaka Indi, seperti Babad tanah Jawa, serat
centini, Serat Kalatida dan ada pula ramalan Prabu jayabaya dan Ronggowarsito,
bacaan-bacaan tersebut sudah pernah dibaca Jaka Indi, sedang sebahagian besar
kitab-kitab lainnya tidak dikenal oleh jaka Indi, selain karena tertulis dalam
bahasa sansekerta, ada yang dalam aksara cina, adapula yang hanya berupa
rangkaian gambar-gambar, serta tidak sedikit pula yang seperti tulisan Heroglif
Mesir ( kombinasi dari elemen logograf dan alphabet ) yang menariknya di
susunan rak tersebut ternyata juga terdapat kitab Suci al qur'an, Bibel dalam
bahasa Yunani dan Kitab Weda, hanya saja kitab-kitab tersebut seperti sudah
sangat tua usianya.
Didalam ruang terdapat kamar
mandi, didalam kamar mandi ada gentong besar untuk menampung air yang mengalir
keluar dari bambu kecil, serta ada pula gayung yang terbuat dari separuh batok
kelapa, di salah satu sudut kamar mandi terdapat kloset Jongkok. dan pada
dinding kamar mandi terdapat beberapa siwak ( sikat gigi dari akar / ranting
pohon ) juga ada beberapa botol kecil, seperti tempat sabun cair dan sampoo
Kemudian Jaka Indi, kembali
ketengah ruang dan mendekati keranjang buah yang ada dimeja, diambilnya sebutir
kurma, yang ukurannya dua kali lebih besar dari kurma umunya, ehmmm ...rasanya
manis dan daging kurmanya tebal juga terasa lembut. makan sebutir saja sudah
dapat mengeyangkan, lalu Jaka Indi mulai mengelurkan Keris Kyai Sengkelat dari
balik pakaiannya, juga mengeluarkan seruling kecil seukuran satu jengkal jari
tangan orang dewasa, yang terbuat dari bambu kuning, untuk diletakan dimeja ( kedua
benda pusaka ini adalah warisan leluhurnya ) kemudian jaka Indi membuka seluruh
pakaiannya dan pergi menuju kamar mandi untuk sekalian mandi, ...
Hmmm.... airnya seperti dari mata
air pegunungan, sangat bening dan segar,
Setelah mandi jaka Indi tetap
mengenakan celana Jeans warna biru miliknya, hanya mengganti T Shirtnya dengan
baju sutra putih lengan panjang, yang oleh Jaka Indi lengannya di gulung sampai
sesiku.
Sehabis mandi, jaka Indi sholat,
dengan menjama qhosor sholat dhuhur dan ashar, .... dilanjutkan dengan zikir
dan meditasi beberapa saat. untuk memperkuat Perisai Energi dirinya, mengingat
tadi Jaka indi merasa lengah, karena sempat terkena Hipnotis oleh Dewi kemala.
Setelah selesai meditasi lalu
diambilnya seruling kecil yang terbuat dari bambu kuning, dan ditiupnya dengan
irama tertentu ..... tak lama datanglah macan yang sangat besar dengan bulu
putihnya yang lebat, ...
" hauwmmm... Gheerrrrr..... ada
apa tuan muda memanggilku ....?
" hadeuuuwh..... paman
hamzah, keluh jaka indi, bukankah aku telah
berkali-kali mengatakan, agar paman
jangan memanggilku dengan sebutan tuan muda, panggil saja aku Jaka, terlebih
lagi Paman sudah seperti keluargaku, selalu mendampingiku sejak aku dilahirkan.
" Paman hamzah tak menjawab,
tapi hanya menjilat dengan lidahnya ... pergelangan lengan tangan Jaka Indi yg
tadi bekas tergores oleh kuku Dewi Kemala .... sambil mengoyang-goyangkan
kepalanya....
" ouwh ini hanya bekas luka
kecil dan sudah sembuh.... terang Jaka Indi "
Paman Hamzah yang berwujud
harimau putih ini sesungguhnya adalah Khodam pendamping Jaka Indi, khodam
warisan leluhur, namanya adalah Hamzah (Ø¡) yang
diambil berdasar Huruf Hijaiyah, Kata ayah Jaka Indi, setiap keturunan Prabu
Brawijaya yang merupakan titisan Raja Majapahit akan didampingi dan dijaga
Khodam macan putih, hanya saja Khodam Macan putih ini hanya akan menjadi
penjaga bagi "Keturunan tertentu " saja, tidak pada semua keturunan
Prabu brawijaya.
Khodam macan putih juga merupakan
kedaraan yang digunakan Jaka Indi saat melakukan perjalanan Lintas Dimensi,
yang jarak lompatannya dapat menjangkau sejauh mata memandang' Selama
mendampingi jaka Indi, Khodam macan
putih ini adalah pembantu yang sangat handal, juga selalu menang dalam setiap
pertarungan.
Kemudian jaka Indi
menggosok-gosok kepala dan badan Macan Putih, dengan kedua telapak tangannya, saat
macan putih ini merasa senang ia akan mengeluarkan semacam keringat pada
keningnya, dan bau keringatnya itu sangat harum seperti bau minyak misik /
minyak kesturi..
" Paman ... saat paman saya
tinggal dihutan istana, ketika saya dipanggil keluar oleh tuan Putri Kirana
yang sedang mandi, apa yang kemudian paman lakukan sepeninggal saya…? " Tanya
jaka Indi…"
" Tuan Muda, tadi saya
berkeliling kerajaan ini, hanya saja saya merasakan ada yang aneh dengan
kerajaan ini, karena pada beberapa bangunan tertentu, saya temukan beberapa
patung macan putih menyerupai saya .... apakah ada leluhur atau kerabat saya
yang memiliki hubungan dengan kerajaan ini…? dan saya juga merasakan adanya
energi yang sangat kuat, dan ini menandakan kalau ada orang-orang yang memiliki
ilmu yang tinggi di negeri ini
Jaka Indi termenung sejenak, lalu...garuk...garuk...kepala...
sambil berfikir..... 'sebenarnya memang banyak hal yang janggal di negeri ini, ehm...
baiklah...seraya menepuk-nepuk perlahan ... punggung paman macan putih ....
"
" nanti saya akan selidiki
soal itu, "
" sekarang pergilah paman,
dan tolong cari tahu informasi dan keberadaan seseorang yang bernama Dewi
Nawang Wulan,... " nanti pada saatnya saya akan memanggil paman. kembali
"
Sepeninggal Macan Putih Jaka Indi
menuju pembaringan untuk rebahan sesaat, ... Ia merasakan kalau keadaan
didunianya saat ini tidak bebeda jauh dengan didunia yg ia tinggali, hanya sa
waktu didunia yang ia datangi ini, terasa lebih panjang dan lebih lama dari
waktu didunianya, bahkan sampai saat inipun mahgrib belum juga menjelang, emmm....
mungkin ada baiknya aku keluar dan bicara dengan para pria yang ada ditaman
yang kulewati tadi, guna mencari informasi seluasnya.
Saat jaka Indi bangun beranjak
dari dipan, tiba-tiba terdengar suara ketukan dipintu.
" Masuklah....pintu tidak
dikunci kataJaka Indi " sambil berdiri menghadap kepintu."
Lalu masuklah seorang pengawal
wanita, masih berpakaian prajurid dengan persenjataan lengkap, ... kemudian ia
kembali menutup pintu dan menguncinya dari dalam.
Jaka Indi membiarkannya tanpa
menegur apapun, hanya menatap menunggu tindakan apa yang akan dilakukan
prajurid tersebut.
" Tuan...! " apakah
tuan ingat saya…? " tanyanya setelah membalikan badan dan menghadapkan
wajahnya ke Jaka Indi, jaka Indi menatap wajah prajurit wanita itu dengan
seksama sambil berusaha mengingatnya. Wajahnya terlihat cantik dengan potongan
wajah daun sirih dan nampak lesung pipit pada kedua pipinya, kulitnya kuning
langsat, rambutnya hitam lurus panjang sepinggang, hidungnya mancung,dan alis
matanya lurus memanjang laksana semut beriring, tubuhnya tinggi sintal padat
berisi, kecantikannya seperti kecantikan putri kraton Jawa. kalau dilihat dari
tampilannya usianya sekitar 20 tahunan
Ah.... tiba-tiba Jaka Indi
teringat pada prajurid yg suka melirik dan melihat sembunyi-sembunyi padanya, yang
menjemputnya dikolam pemandian, saat itu sang prajurit memang mengawal dalam
posisi yang dekat dengan jaka Indi, jadi
Jaka Indi masih mengingatnya.
" Iya...aku ingat ...kamu
prajurid yang mengawalku ke Istana…." Jawab Jaka Indi.
"Benar Tuan, ....nama saya Achitya. sebentar
tuan, katanya... sambil satu persatu ia
melepaskan persenjataannya, ia letakkan busurnya, lalu anak panah yang ada
dipunggungnya, Pedang pendek yang dipinggangnya juga ditanggalkan, bahkan
seragam prajurit yang terbuat dari kulit anti senjata tajam juga dilepasnya,
dan diletakannya dilantai. Saat ini Achitya tinggal mengenakan selapis pakaian
sutra , baju warna kuning emas dengan kain motif batik warna coklat. Ternyata
Acitya tidak hanya berhenti disana, tapi justru melanjutkan untuk membuka
pakaiannya ....
Lekas jaka Indi mencegahnya.... "
sudah...sudah.... tidak perlu melepaskan pakaianmu lebih lanjut, kata Jaka Indi
" tapi aku ingin menunjukan
suatu tanda yang ada ditubuhku tuan " .... tanpa jaka Indi sempat
mencegahnya Achitya tetap melanjutkan membuka bajunya, saat ini Achitya hanya tinggal mengenakan kain
warna kuning emas penutup dada dan kain batik yang membalut pinggulnya kebawah,
bahu dan perutnya yang berwarna kuning langsat terlihat jelas
" Lihatlah tuan, apakah tuan
sudah dapat melihat tanda ditubuhku dengan jelas "
Jaka indi sekali lagi menatap
tubuh Achitya .... tubuh yang langsing berisi, dada yang ranum terbalut kain
emas, kulit yang berwarna kuning langsat nan cerah.... Tubuhnya bersih tanpa
ada cacat sedikitpun.
Jaka Indi hanya bisa menghela
nafas ... sambil berkata.... maaf nona,... aku tidak mengerti apa yang nona
maksut dengan tanda tersebut…? aku tidak melihat ada yang janggal pada tubuh
nona.
Achitya terdiam sesaat .... lalu
ia merangkapkan kedua telapak tangannya didepan dada sambil membukukkan badannya,
dan berkata.... " maaf tuan...maaf... sebelumnya.... maaf " kemudian
secara tiba-tiba.... Achitya maju mendekati Jaka Indi dan memeluk jaka Indi
dengan erat.... sambil berkata ....sekarang apakah tuan sudah dapat
merasakannya....
Jaka Indi hanya terdiam saja,
bahkan apakah harus menangis ataukah tertawa...... sungguh jaka Indi tak
tahu... Jaka Indi dapat merasakan tubuh yang lembut dan dada yang padat yang
menekan tubuhnya.... bahkan ada hawa hangat dan semakin memanas yg memancar
dari tubuh Achitya... Jaka Indi berusaha
mendorong pundak Achitya untuk melepaskan diri dari pelukannya.
Tetapi bukannya menarik diri
Achitya justru terus memeluknya dengan semakin erat.. " Tuan apakah tuan
sudah dapat merasakan dan membedakannya ", sekali lagi Achitya bertanya
dengan nafas yang sedikit memburu.....tanpa melepaskan pelukannya yang erat
Saat itu Jaka Indi merasakan badan Achitya yang mulai bergetar, serta terlihat
keringat yang menetes dileher jenjang Achitya dan bersamaan itu tercium aroma
segar gadis remaja.
Tiba-tiba jaka Indi mendorong dan
menyentakan tubuh Achitya,
" Huuaahhhh..... kamu
manusia....! " kamu bukan peri !! seru
Jaka Indi, sambil menatap wajah achitya dengan terheran "
Bersambung .... ! !
No comments:
Post a Comment