Petikan dhawuh Habib Luthfi bin
Yahya Rhm :
" Bisa saja ilmu hikmah
terkait dengan karamah. Tapi sebenarnya karamah itu dikhususkan bagi waliyullah
atas kedekatannya di sisi Allah dan Rasul-Nya. Sekali lagi saya tekankan,
karamah bukan tujuan para awliya. Tapi Allah Taala yang memberikannya. Jadi,
mau diberi karamah apa pun, kalau Allah Taala memberi, sekalipun tidak masuk
akal bagi manusia, itu sangat mungkin terjadi. Karena Allah Taala tidak pernah
terikat oleh akal manusia. "
" Para awliya mempergunakan
karamahnya bila terdesak. Sekali pun mampu, karena malu, mereka tidak
sembarangan menggunakan. Apalagi karena itu bukan tujuan. Mereka tidak
membangga-banggakan karamahnya. Sewaktu-waktu bila terdesak dan sangat
diperlukan, baru itu akan keluar ".
" Orang yang menjalankan
ilmu hikmah diberikan karamah karena karamatul ayatillah, yaitu kekeramatan
karena ayat-ayat Allah yang memiliki kandungan 'asrar' (rahasia) yang luar
biasa. Karena itu Allah Taala menurunkan karamah. Tapi hakikatnya bukan karamah
si pelaku ilmu hikmah, melainkan karena pribadinya bertawasul kemudian mendapat
karamah karena ayat-ayat tersebut. Sedangkan para awliya tidak. Karamah itu
langsung dari Allah Ta'ala, karena ubudiah-nya. Itu perbedaannya. "
Nara sumber :
Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim
bin Yahya, (Pekalongan)
Ra’is Am Idarah ‘aliyyah
Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah.
No comments:
Post a Comment