Photo

Photo

Friday, 9 August 2019

Perintah Menempel Kaki Saat Sholat Berjama’ah


Gagal Paham Wahabi, Nabi Tidak Memerintahkan Menempel Kaki Saat Sholat Berjama’ah

Nabi Tidak Memerintahkan Menempel Kaki Saat Sholat Berjama’ah.

Para jema’ah Syeikh Sudaisy saja, Imam Masjidil Haram, tidak menempelkan kaki mereka. Begitu pula jumhur ( mayoritas )  ulama di Indonesia.

Dari buku pelajaran sholat Drs Moh Rifa’i, Penerbit PT Karya Toha Putra Semarang posisi kaki Aswaja dengan mazhab Syafi’ie itu jika sholat itu tegak lurus ke atas. Bukan sejajar bahu.

Kalau sejajar bahu sebagaimana anak” muda akhir zaman yang mencari” kaki orang lain untuk ditempel, niscaya akan ngangkang. Karena posisi bahu itu adalah posisi paling lebar di tubuh kita.

Rapat itu cukup bahu dengan bahu. Tidak perlu kaki. Yang menempelkan kaki itu cuma seorang sahabat tak dikenal. Jumlah jema’ah Nabi ada 1000 orang lebih. Lebih afdhol mengikuti 1000 orang jemaah seperti Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali ketimbang mengikuti 1 orang yang tidak dikenal.

Kaki ditempel biar setan tak bisa lewat, katanya. Lah setan itu bisa berhembus di hati manusia. Coba baca An Naas.

Justru dengan membuat orang lain jengkel dengan menempel”kan kaki, si penempel inilah setannya. Hik… hik… hik…

Sholat itu untuk menghadap kepada Allah. Harus khusyu cuma untuk Allah. Bukan malah untuk mencari” kaki manusia.

Hadits menempel kaki ini perawinya cuma 2 orang di level sahabat, yaitu Anas bin Malik dan An-Nu’man bin Basyir radhiyallahuanhuma.

Coba kita lihat dan teliti haditsnya:

1. Hadits Riwayat Anas bin Malik

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي وَكَانَ أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ»

Dari Anas bin Malik dari Nabi Muhammad shallaAllah alaih wasallam :
” Tegakkanlah shaf kalian, karena saya melihat kalian dari belakang pundakku. ”

Ada SEORANG di antara kami yang menempelkan bahunya dengan bahu temannya dan telapak kaki dengan telapak kakinya.( HR. Al-Bukhari )

Dari situ Nabi cuma bilang :
“ Tegakkanlah shaf kalian ”.

Sekali lagi Nabi cuma bilang : “ Tegakkanlah shaf kalian ”.

Nabi tidak bilang kita harus menempel telapak kaki.

Anas bin Malik menyatakan bahwa ada SATU ORANG ( أَحَدُنَا) yang menempelkan bahunya dengan bahu temannya dan telapak kaki dengan telapak kakinya. Orang tersebut bukan sahabat Nabi yang terkenal macam Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, dsb.

Jika benar, tentu namanya sudah disebut.

Jadi orangnya tidak kita kenal siapa. Cuma satu orang. Bukan semua sahabat atau pun sebagian. Tapi cuma SATU orang yang tidak dikenal. AHADUNA.

Dan Nabi juga tidak tahu apakah ada yang menempelkan kaki karena posisi Nabi ada di depan sebagai Imam. Paling banter Nabi hanya bisa melihat bahu.

Nabi tidak ditanya apa menempel kaki yang dilakukan oleh seorang sahabat itu benar. Jadi menempel kaki itu bukan perintah Nabi.

Bukan pula sunnah semua sahabat. Cuma sunnah seorang sahabat yang tidak kita kenal namanya.

Tegakkan sholat itu artinya tubuh dan kaki itu harus tegak.
Kalau kaki ngangkang, itu bukan tegak.
Rapat itu cukup bahu dengan bahu.

Memangnya setan tidak bisa lewat selangkangan…?

Di surat An Naas itu setan berhembus di hati manusia. Minal Jinnati wan Naas. Setan itu dari Jin dan Manusia.

Jadi siapa saja yang mengganggu orang sholat, sehingga tidak khusyuk mengingat Allah misalnya dengan memikirkan kaki, bukan Allah, itu adalah setan, hik… hik... hik…

Harusnya sholat itu khusyuk mengingat Allah.
Bukan sibuk mencari” kaki orang lain untuk ditempel.

Yang sibuk mencari kaki orang, bukan mengingat Allah, ini termasuk Fawailul lil Musholliin.

Orang” yang sholat tapi celaka karena lalai mengingat Allah dalam sholatnya.

Kaki ngangkang dan bahu tidak nempel itu salah.
Harusnya bahu yang menempel.
Kaki harus tegak lurus.
Tidak boleh seperti huruf X karena ngangkang

Hadits Riwayat an-Nu’man bin Basyir

وَقَالَ النُّعْمَانُ بْنُ بَشِيرٍ: رَأَيْتُ الرَّجُلَ مِنَّا يُلْزِقُ كَعْبَهُ بِكَعْبِ صَاحِبِهِ

Cuma Nu’man bin Basyir berkata : Saya melihat seorang laki-laki menempelkan mata kakinya dengan mata kaki temannya, dengkul dengan dengkul dan bahu dengan bahu.

Sekali lagi Nu’man cuma mengatakan dia melihat seorang laki” menempelkan mata kakinya dengan mata kaki temannya, dengkul dengan dengkul dan bahu dengan bahu.

Cuma seorang laki” yang tidak dikenal namanya.
Bukan sahabat utama.

* * * *

Hadits itu tidak seperti Al Qur’an yang kebenarannya dijamin Allah. Sahih Bukhari yang ditulis tahun 256 H itu antara Nabi dengan penulis hadits Imam Bukhari, ada 5-7 perawi hadits lain yang semuanya itu bukan maksum. Bisa salah.

Meski banyak hadits yang mutawattir secara sanad, namun jarang sekali hadits yang mutawattir secara matan / isi.

Jarang ada hadits yang susunan kata dan kalimatnya sama persis. Jadi memahami hadits itu tidak bisa lewat terjemahan apa adanya.

Contoh, bisakah anda saat sholat menempelkan bahu, dengkul, dan mata kaki anda saat sholat dengan orang” di kanan dan kiri anda….?

Bagaimana jika di kanan orangnya tinggi 190 cm sedang dikiri 150 cm.

Bagaimana cara anda menempelkan dengkul ke dengkul 2 orang tersebut…?
Bisa tinggi sebelah badan anda.

Sholat jadi tidak benar jika memahami hadits apa adanya.

* * * *

Kalau kaki ngangkang dan nempel, tapi bahu malah renggang, nah itu keliru.

Maksudnya itu kan agar sebanyak mungkin orang bisa sholat. Itulah makna dari merapatkan shaf.

Banyak orang bisa sholat. Kalau kaki ngangkang lebar” misalnya 1 meter, malah makan tempat dan tidak rapat.

Sepertinya gerakan menempel ini karena pengaruh buku “ Sifat Sholat Nabi ” karya Syeikh Nashirudin Al-Albani yang lahir tahun 1914 Masehi.

Albani ini hingga umur 20 tahun jadi tukang servis jam. Setelah itu membaca berbagai kitab hadits di perpustakaan tanpa berguru, kemudian dinobatkan jadi Ahli Hadits.

Makanya pemahaman haditsnya menyalahi para Imam Mazhab. Dianggap sebelum Albani bikin “ Sifat Sholat Nabi ”, orang2 Islam termasuk Imam Syafi’ie sholatnya tidak seperti Nabi.

Padahal justru Imam Mazhab yang merupakan generasi Tabi’in ( anak sahabat Nabi ) atau Tabi’it Tabi’in ( cucu sahabat Nabi ) itulah yang sholatnya mirip Nabi karena para sahabat sholat langsung dengan Nabi

Sementara Tabi’in sholat langsung dengan sahabat dan Tabi’it Tabi’in langsung dengan Tabi’in.

Albani yang lahir di abad 20 ini jelas bukan ulama Salaf.

Aneh jika dia bikin kitab “ Sifat Sholat Nabi ” yang akhirnya malah menyelisihi pendapat Jumhur Ulama.

Menurut Albani, sholat wanita dengan pria itu sama. Tidak ada bedanya.

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4484 - 4492

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4484-4492 Dave chen menebas dengan pedang, Sun tua langsung terguncang dan terbang keluar hingga satu kilometer, ...