Maulana Habib Muhammad Luthfi Bin
Yahya :
Tawassul itu menunjukkan
kerendahan hati seseorang. Ini dilakukan orang yang banyak amalnya tapi
menganggap amalnya di sisi Allah masih kurang dan masih banyak dosanya.
Tawassul itu mendidik kita menghilangkan sifat egois. Meski kita banyak
amalnya, kita tetap menggandeng orang yang saleh di sisi Allah. Bukan kita
minta kepada orang tersebut, tetapi kita tetap minta kepada Allah dengan
ditemani orang saleh itu.
Mari kita kembali kepada ajaran
para ulama kita. Mengapa mereka menyandang sebutan “ al-mukhlisun ”,
orang-orang yang ikhlas…? Mereka mampu mengamalkan perbuatan yang saleh tetapi
tidak membanggakan diri bahwa apa yang dilakukan itu adalah perbuatan saleh,
sebab apa yang mereka lakukan semata-mata karena anugerah Allah.
Kewajiban lainnya adalah mereka
itu “ Abdullah ”, hamba Allah, sehingga semata-mata mengabdi kepada-Nya. Dari
sinilah kita berangkat belajar ikhlas. Selanjutnya, kekurangan-kekurangan yang
ada dalam diri kita jangan sering kita lalaikan. Kita harus introspeksi atau
muhasabbah. Semua itu yang menyempurnakan adalah Allah. Tanpa petunjuk dan
fadhilah-Nya, apa yang dilakukan manusia tidak ada artinya.
Kita bisa memiliki sesuatu karena
kita diberi oleh Allah. Karena itulah, apa yang kita miliki kita kembalikan
kepada-Nya, sebagai Yang Maha Pemberi. Kita perbanyak menggapai pahala dari
Allah, semata-mata karena sifat ikhlas kita kepada Allah.
No comments:
Post a Comment