Kejadian ini terjadi beberapa
tahun yang lalu. Setelah Isya di Musholla Al-Anwar ada takbiran. Para santri
membaca takbir, dan ketika membaca :
* ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ، ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ، ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ، ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻭﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻛﺒﻴﺮﺍ، ﻭﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻛﺜﻴﺮﺍ، ﻭﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻜﺮﺓ ﻭﺃﺻﻴﻼ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﻧﻌﺒﺪ ﺇﻻ ﺇﻳﺎﻩ، ﻣﺨﻠﺼﻴﻦ ﻟﻪ ﺍﻟﺪﻳﻦ، ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ ....
Tepatnya pada kalimat:
ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ …
Sebagian dari mereka menambahi
dengan :
ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ، ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻤﺸﺮﻛﻮﻥ، ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻘﻮﻥ …
Syaikhuna yang waktu itu ada di
ruang tamu mendengar hal itu, Beliau memanggil salah satu santri Ndalem
kemudian beliau mengatakan :
“ Cong, sing moco takbir kandani,
lafale iku cukup ( Nak, yang membaca takbir diberi tahu, lafadnya cukup ) :
ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ .
Ojo muk tambahi ( jangan ditambah
) :
ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻘﻮﻥ .
Pada berbagai kesempatan, santri
tersebut bertanya tentang hal itu, dan Beliau menjawab :
Yen pengen nambahi yo cukup
ditambah ( kalau ingin menambahi, cukup dengan ditambah ) :
ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻤﺸﺮﻛﻮﻥ
Kerono sing kewarid nang Qur’an
iku mung loro, yoiku ( karena yang ada di dalam Al-Qur'an itu hanya dua, yaitu )
:
ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ
karo ( dan )
ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻤﺸﺮﻛﻮﻥ .
Dene ( adapun ) lafadz :
ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻘﻮﻥ
Ora ono nang Qur’an ( tidak ada
di dalam Al-Qur'an ).
" Wong munafiq iku senajan
haqiqote wong kafir, namung mlebu barisane wong Islam lan ngetokake islame,
kerono iku ojo dimungsuhi senajan gething. Yen dimungsuhi, lak podo dene mungsuhan
karo podo islame ".
( Orang munafiq itu walaupun
haqiqotnya orang kafir, namun masih termasuk barisan orang Islam dan mereka
memperlihatkan islamnya, karena itu, jangan dimusuhi walaupun mereka memusuhi.
Kalau dimusuhi, sama saja bermusuhan dengan sesama muslimnya ).
Dalam berbagai kesempatan Beliau
mengatakan ( saya ungkapkan dengan bahasa Indonesia dan dengan tata bahasa saya
) :
Al-Qur'an memang memerintahkan
untuk berjihad dan keras terhadap orang kafir dan munafiq. Tetapi Nabi pun
mempunyai politik sehingga raja-raja kafir pada zaman itu mengirimkan hadiah
berupa unta, kuda, bighol dan himar. Bahkan raja mesir Muqowqis mengirimkan
hadiah berupa wanita cantik, Maria Al-Qibthiyyah yang kemudian menjadi istri
Nabi. Pernikahan ini menurunkan seorang putra bernama Ibrohim.
Sedangkan orang munafiq, ketika
mereka ikut dalam sebuah peperangan, seperti perang badar, peperangan itu
dimenangkan oleh pihak muslimin. Sedangkan saat perang uhud, dan orang-orang
munafiq mengundurkan diri tidak mengikuti perang, pihak muslimin mengalami
kekalahan, walaupun awwalnya menang.
Hal itu pun disebabkan turunnya
para pemanah dari bukit uhud, setelah melihat kemenangan dan mereka melihat
ghonimah.
Di saat sebagian shohabat
mengatakan : " apakah tidak kami perangi orang-orang munafiq itu….? ".
Nabi bersabda :
ﻟﻮ ﻗﺎﺗﻠﺘﻬﻢ ﻟﻘﺎﻟﻮﺍ ﺇﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻗﺎﺗﻞ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ .
" Andaikan Saya memerangi
mereka, niscya mereka berkata : sesungguhnya Muhammad memerangi para
shahabatnya ".
Bahkan Abdulloh bin ubay bin
salul, pemimpin orang munafiq, setelah meninggal digali kuburnya dan diluluri
dengan air liur Nabi serta dikafani dengan kain dari Nabi. Hal itu dijelaskan
dalam kitab Syajarotul Maarif.
Tetapi Abdulloh bin Ubay tidak
disholati oleh Nabi karena ada larangan dari Al-Qur'an :
ﻭﻻ ﺗﺼﻞ ﻋﻠﻰ ﺃﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﻣﺎﺕ ﺃﺑﺪﺍ ﻭﻻ ﺗﻘﻢ ﻋﻠﻰ ﻗﺒﺮﻩ
( ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ 84 : ).
Syaikhuna Maimoen Zubair sangat
hati-hati dalam hal ini, beliau mengatakan : Orang munafiq itu terkadang masih
diampuni oleh ALLOH. Seperti dalam Al-Qur'an:
ﻭﺃﺧﺮﻭﻥ ﻣﺮﺟﻮﻥ ﻷﻣﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻣﺎ ﻳﻌﺬﺑﻬﻢ ﻭﺇﻣﺎ ﻳﺘﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻢ ﺣﻜﻴﻢ
" Dan ada (pula) orang-orang
lain yang ditangguhkan sampai ada keputusan ALLOH, adakalanya ALLOH akan
mengazab mereka dan adakalanya ALLOH akan menerima taubat mereka. Dan ALLOH
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana ".
Berikut lafadz Takbiran Id:
* ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ، ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ، ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ، ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻭﻟﻠﻪ ﺍﻟﺤﻤﺪ .
* ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻛﺒﻴﺮﺍ، ﻭﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻛﺜﻴﺮﺍ، ﻭﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻜﺮﺓ ﻭﺃﺻﻴﻼ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﻧﻌﺒﺪ ﺇﻻ ﺇﻳﺎﻩ، ﻣﺨﻠﺼﻴﻦ ﻟﻪ ﺍﻟﺪﻳﻦ، ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ، ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻭﻟﻠﻪ ﺍﻟﺤﻤﺪ .
* ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻛﺒﻴﺮﺍ، ﻭﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻛﺜﻴﺮﺍ، ﻭﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻜﺮﺓ ﻭﺃﺻﻴﻼ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ، ﺻﺪﻕ ﻭﻋﺪﻩ، ﻭﻧﺼﺮ ﻋﺒﺪﻩ، ﻭﺃﻋﺰ ﺟﻨﺪﻩ، ﻭﻫﺰﻡ ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ ﻭﺣﺪﻩ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ، ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻭﻟﻠﻪ ﺍﻟﺤﻤﺪ .
( Saat Idul Adlha Tahun 1436 H
Syaikhuna Maimoen membaca takbir dengan shighot di atas, dan pada akhir takbir
menambahkan sholawat, seperti ini ) :
* ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻛﺒﻴﺮﺍ، ﻭﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻛﺜﻴﺮﺍ، ﻭﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻜﺮﺓ ﻭﺃﺻﻴﻼ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﻧﻌﺒﺪ ﺇﻻ ﺇﻳﺎﻩ، ﻣﺨﻠﺼﻴﻦ ﻟﻪ ﺍﻟﺪﻳﻦ، ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ، ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ .
* ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻛﺒﻴﺮﺍ، ﻭﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻛﺜﻴﺮﺍ، ﻭﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻜﺮﺓ ﻭﺃﺻﻴﻼ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ، ﺻﺪﻕ ﻭﻋﺪﻩ، ﻭﻧﺼﺮ ﻋﺒﺪﻩ، ﻭﺃﻋﺰ ﺟﻨﺪﻩ، ﻭﻫﺰﻡ ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ ﻭﺣﺪﻩ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ، ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ .
Dan saya secara pribadi ( penulis
) saat masih dipesantren ( Ponpes Salaf Apik Kaliwungu ) juga pernah mendengar
sendiri Syaikhunaa KH. M. SHOLAHUDDIN HUMAIDULOH IRFAN melarang para santri
menambahi lafadz ولو كره المنافقون saat takbiran.
Semoga bermanfaat.
Dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment