Sekarang Wong Ndeso bersahabat
dengan santri dari sumatera ( Negeri Andalas, red ) namanya Pangeran Pengasih,
konon punya ilmu Pelet Tingkat Super. Saking supernya, ilmu itu kalau dibacakan
kepada hewan yang lain jenis dan lain RAS bisa membuat hewan tersebut saling “
jatuh cinta “. Kabarnya dulu saat masih di pondok lama, Pangeran Pengasih ini
dikeluarkan oleh gurunya gara-gara mencoba “ mengawinkan “ Sapi dengan Kerbau.
Tentu saja hal ini bikin geger warga sekitar pondok.
Takut ada “ pembalasan “ dari
pemilik sapi dan kerbau, dia buru-buru di keluarkan. Tapi itu Cuma kabar kabur
yang belum tentu benar….
Anehnya…. ada perobahan dari
Santri Ndeso ini. Dia jadi sering ngurusi kolam ikan punya Ibu Nyai. Padahal
belum ada memo dari pengurus pondok untuk santri ndeso bertugas sebagai pawang
ikan. Tapi kehadiran dia di sekitar kolam ikan malah membuat senang petugas
kolam.
Kenapa tidak… sekarang yang rajin
kasih makan ikan, bersihkan kolam dan merumput diambil alih santri ndeso semua.
Petugasnya malah asyik wiridan di kamar jaga. Alhamdulillah….
Tapi serapat-rapatnya menyimpan
kentut, akhirnya keluar juga. Gossip baru menyebar dengan cepat dikalangan
santri. Katanya Wong ndeso jatuh cinta dengan santriwati yang bernama Nyai Saidah.
Kata mas Wagiman Wara-wiri, (
namanya wagiman, tapi karna suka keluyuran akhirnya di juluki Wagiman
Wara-wiri, red ) Nyai Saidah itu santri asal sukabumi. Cantik jelita, hapal
kitab Nadzhom Imrithi, dan sekarang lagi proses jadi Hafidzoh.
Sudah sunnatullah bahwa laki-laki
itu berpasangan dengan perempuan. Selama proses itu dibenarkan didalam agama,
tidak mengapa untuk menata niat yang lebih bagus ke depannya. Tapi yang
dilakukan Santri ndeso ini, sedikit tidak dibenarkan. Niatnya melenceng dari
anjuran yang ada di kitab-kitab para shalafus sholih. Yang dilakukannya malah
untuk menundukkan dan membuat si perempuan takluk. Apalagi kalau bukan Ilmu
Pelet.
Jadilah dia sibuk mencari Ijazah
Ilmu Pelet kesana-kemari. Orang yang di anggapnya pas adalah Pangeran Pengasih
tadi. Kebetulan atau memang takdir, dua kepribadian yang sama di pertemukan.
Terjalin hubungan murid dan guru. Yang satu minta Ijazah dan yang lain berlaku
sebagai Mujiz.
Suatu malam Ijazah pun turun
disertai bunyi dasyat hujan deras dan petir yang berkilat ganas, duuh...
Ingsun amatak ajiku si setan
kober, setan kober sira sun konkon lebonana atine si jabang bayi …. ( nama si
korban ) …. yen ketemu turu gugahen, katemu turon lungguhna, katemu lungguh
degna, katemu ngadeg prenekna katemu ingsun, aja pati – pati mulih yen ora
bareng kekasih ingsun, teka welas teka asih si ….. ( nama si korban ) ….. marang
ingsun.
Begitulah mantra pelet yang
diterima Santri ndeso dari Pangeran Pengasih. Mengerikan, ganas dan penuh
dengan muslihat iblis. Ada satu yang terlupakan dalam hal ini, jika Iblis punya
pasukan untuk membantu orang yang berniat seperti itu, maka Allah pun punya
Pasukan Malaikat yang membantu hamba-hambanya yang shalih. Yang satu Malaikat
sanggup menghadapi 1000 Iblis sekaligus. Kekuatan Al-Haq yang Maha Dahsyat,
meliputi alam semesta sejagat Raya. Bahkan Iblis pun terbirit – birit hanya
karena mendengar kepakan sayap Sang Malaikat.
Santri Ndeso akhirnya menyadari
kesalahan. Bukan karena pelet yang di yakini ampuh itu gagal total, tapi Allah
menyayangi hambanya yang bertaubat.
Hujan Petir berganti Rahmat.
Dendang Bidadari menyambut kembalinya Hamba yang tersesat terdengar di penjuru
langit. Barisan para Nabi mengucap Syukur dan selamat kepada Junjungan seluruh
alam, An-Nabi SAW- atas akhir yang baik dari salah seorang umat beliau.
Begitulah… akhir kisah sebuah
Ilmu Pelet paling mujarab yang tunduk di hadapan Al-Haq.
No comments:
Post a Comment