Photo

Photo

Thursday 1 August 2019

Cinta Tanpa Syarat


Banyak yang mengisyaratkan ikhlas itu seperti lilin yang di bakar.

Itulah para ahli hakikat, mereka banyak menderita, tetapi mereka tidak pernah mengeluh.

Seperti lilin yang membakar dirinya untuk menerangi di sekitar nya tanpa sedikitpun ada keluhan.

Jika mereka ( para ahli hakikat ) mengeluh, mereka tidak dapat menanggung beban orang lain.

Seorang wali berdoa pada Tuhannya, " Wahai Tuhanku, bukalah Pintu-Mu untukku. "

Ia terus berdoa, berdoa dan berdoa... memohon Tuhannya untuk membukakan pintu untuknya.

Kemudian Tuhan menjawab, " Engkau ingin agar pintu-Ku dibukakan untukmu…? " 

Wali itu menjawab, " Ya, aku akan merasa terhormat. " 

Dia berfirman, " Kalau begitu engkau harus menjadi pembawa kesulitan bagi hamba-hamba-Ku. "

" Engkau harus menjadi tempat di mana mereka dapat membuang segala masalah dan kesulitannya.  Pada saat itu, barulah Aku akan membukakan pintu-Ku. "

Kalian tidak bisa bersantai-santai, bersenang-senang dan berkata, " Oh, aku senang, aku tidak peduli dengan orang lain. "  Tidak….!

Ahli hakikat harus menampung kesulitan mereka.

Mereka harus menjaga manusia dan memberikan apa yang mereka butuhkan ( semampu kita dalam mengupayakan ).

Dan mereka memberinya dari HATI mereka, meskipun mereka menderita…!

Seperti lilin ini, ia menderita sekarang... tetapi ia tidak mengeluh…!

Seseorang berkata pada saya bahwa, " Sufi itu adalah orang-orang yang toleran, mereka dapat bersikap toleran terhadap apa saja.... para ahli riyahdoh itu harus dapat bertenggang rasa. "

Saya katakan, " Toleransi saja tidak cukup…!  Kalian dapat mentoleransi orang hingga ke titik tertentu, tetapi yang paling penting adalah penerimaan untuk semua kalangan…! "

Kalian harus dapat menerima mereka dengan segala kondisi mereka, kalian harus toleran pada mereka dan menerima mereka.

Tidak hanya toleran tetapi kemudian tidak menerima mereka dengan mengatakan, " Tidak, mereka salah. "

" Aku toleran pada mereka hanya karena.... aku merasa bahwa aku harus membangun jembatan dengan mereka kepada Tuhan-Ku. " 

Tidak, itu tidak cukup. 

Membangun jembatan di antara masyarakat itu tidak cukup, tetapi kita harus juga dapat menerima mereka, menerima kehadiran dan keberadaan mereka sebagaimana kalian menerima kehadiran dan keberadaan kalian di hidup kalian saat ini.

Itulah sebabnya mengapa lilin ini bersikap toleran dan menerima dirinya terbakar untuk memberikan Cahaya pada kita…!

Dan setelah beberapa saat, panjenengan saksikan bahwa mereka lenyap sepenuhnya dan tidak ada yang tersisa...

Artinya ia mengorbankan dirinya untuk manfaat bagi orang lain. 

Itulah kesadaran spiritualitas.

Kesadaran Spiritualitas adalah mengorbankan diri kalian, dengan menanggung kesulitan orang lain dan memberi mereka apa yang dapat kalian tawarkan bagi mereka, agar mereka dapat hidup dengan damai dan hidup dengan bahagia. 

Itulah cinta tanpa syarat di ajarankan dan cinta universal bagi manusia.

Kenapa kita kok sibuk dengan bermanfaat sesama ….?

Kenapa kita sibuk dengan Hidup kita sendiri dulu, membenahi yang di sekitar dulu, baru untuk orang lain….?

Saya jawab, hehehe…. jika panjenengan melihat Kanjeng nabi Muhammad SAW memerintah kan putrinya ( sayyidatina Fatimah as Zahra ) untuk belajar kepada manusia lain ( ibu Siti muti'ah ), apakah beliau kurang cukup menjadi uswah ( contoh ) bagi panjenengan bahwa beliau pun mengajak dan mengajar kepada kita untuk belajar pada manusia lain di sekitar kita….?

Jangan merasa benar, hanya dengan halal dan haram belaka, salah dan benar saja, terlebih” menyatakan kebenaran dengan nada kebencian.

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...