Salah satu kebiasaan buruk
manusia ialah suka membawa-bawa nama Allah untuk kepentingan dirinya.
Seolah-olah apa yang ada dalam pikirannya selalu sesuai dengan yang dikehendaki
oleh Allah. Padahal sejatinya kadang justru malah berkebalikan. “ Ini bisa
membuat Allah tersinggung. ” kata Gus Baha.
Gus Baha seringkali memberikan
contoh tentang bagaimana Allah tersinggung bila ada hamba-Nya membawa-bawa nama
Allah untuk kepentingan egonya. Salah satu contohnya, Gus Baha menyebutkan dalam
Shahih Muslim dikisahkan ada seorang lelaki yang merasa dirinya benar karena
ibadahnya.
“ Ini riwayat shahih. Tidak bisa
tidak…” tegas gus Baha.
“ Ada orang sedang bersujud.
Sujud iku apik-apike ibadah. Sujud itu merupakan salah satu ibadah terbaik...”
Ketika Kang Fulan ini sedang
bersujud, ada seorang ahli maksiat yang menginjak kepalanya. Ketika diinjak,
Kang Fulan marah. Saking marahnya, dia bilang, “ Fawallahi. Laa yaghfirulllahu
laka. Demi Allah. Kamu tidak akan diampuni Allah…”
Merespon kejadian itu, Allah
memberi wahyu kepada seorang Nabi. “ Beri tahu kepada si Fulan yang sedang sujud itu. Bilang
padanya, bagaimana mungkin dia mengatasnamakan sifatku pada seorang hambaku. ”
Maksudnya dia membawa-bawa nama Allah karena kemarahan dalam dirinya sehingga
seolah-olah Allah tidak mungkin mengampuni orang yang menginjak kepalanya.
Gus Baha melanjutkan, “ Beri tahu kepada
si Fulan kalau Aku mengampuni orang yang menginjak kepalanya dan Aku tidak
menerima sujudnya .”
Dalam hal ini, kata Gus Baha, para
ulama hadis sepakat kalau Allah tidak suka namanya dicatut atau dibawa-bawa
oleh orang lain. Apalagi dalam kasus ini. Mana mungkin Allah yang memiliki
sifat Ghafuur ( zat yang maha banyak mengampuni ) kok tidak mengampuni dosa
orang lain. Sedangkan si Fulan malah menuduh Allah tidak mungkin mengampuni.
Ini suatu yang sembrono.
Betapa saat ini banyak orang yang
marah entah karena apa lalu membawa-bawa nama Allah untuk menghakimi orang
lain. Ini biasanya dilakukan oleh kelompok ekstremis dan orang yang suka
memvonis bid’ah. Jadi kita semua harus berhati-hati. Jangan gampang
mengatasnamakan Allah untuk memenuhi ego kita. Maka, kata Gus Baha, kita harus
mengaji lagi agar tahu sesuatu yang benar dan yang salah.
No comments:
Post a Comment