SAYA, kalian, dan orang Indonesia
rajin ceramah. Di warung kopi, di perempatan, di mana-mana kita ceramah. Itu
membuktikan, bahwa orang Indonesia, terlalu memikirkan orang lain dan negara
lain.
Sebab terlalu memikirkan orang lain,
lupa memikirkan diri sendiri yang belum lulus nahwu shorof, ngeyel jadi ustad.
Sebab terlalu memikirkan Palestina, lupa memikirkan negara sendiri yang
diserang pejuang syariat Islam. Kita turun ke jalan, marah-marah di jalanan,
mau melawan Israel berbekal Tempe Bongkrek.
Andai orang Indonesia suka
memikirkan diri sendiri, mustahil rajin ceramah, mending rajin olahraga
daripada jualan madu sakti. Mending rajin baca buku, daripada menyuruh orang
bersyukur. Mending jadi sales pembalut daripada jadi ustad ecek-ecek.
No comments:
Post a Comment