Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili
adalah tokoh besar dalam pengembangan tasawuf di dunia Islam. Syekh Abul Hasan
Asy-Syadzili juga pendiri tarekat Syadziliyah yang berkembang luas di berbagai
negara, termasuk di Indonesia.
Pada suatu kesempatan, almarhum
Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa mengisahkan mimpi Syekh Abul Hasan
Asy-Syadzili yang bertemu Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
“ Pada suatu hari, Imam Abul
Hasan Asy-Syadzili bermimpi dicium bibirnya oleh Rasulullah SAW. Syekh Abu
Hasan Asy-Syadzili kemudian bertanya : “ Wahai Rasulullah, kenapa engkau
mencium bibirku padahal ia banyak dosa…? ”. Maka kemudian Rasulullah menjawab:
aku tidak mencium bibir seseorang kecuali ia bershalawat padaku 1000 kali waktu
siang dan 1000 kali waktu malam, dan kau wahai Abul Hasan ( asy-Syadzili ) akan
mensyafa’ati ribuan orang pendosa dari ummatku kelak di hari kiamat. ”
Kisah ini membuat semua jama’ah
terharu, termasuk Habib Mundzir sendiri yang menceritakannya penuh getaran.
عن أبي بن كعب رضي اللَّهُ عنه : كانَ رَسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم إِذا ذَهَبَ ثُلثُ اللَّيْلِ، قامَ فقالَ : « يا أَيها النَّاسُ اذْكُرُوا اللَّه جَاءَتِ الرَاجِفَةُ تَتْبَعُهُا الرَّادِفَةُ، جاءَ المَوْتُ بما فِيهِ ، جاءَ المَوْتُ بما فِيهِ » قلتُ : يا رَسُولَ اللَّهِ إني أكْثِرُ الصَّلاةَ عَلَيْكَ ، فَكَمْ أَجْعَلُ لكَ مِن صَلاتي ؟ قال: « ما شِئْتَ » قُلْتُ الرُّبُعَ ؟ قال : « ما شئْتَ ، فَإِنْ زِدتَ فَهُوَ خَيْرٌ لكَ » قُلُتُ : فَالنِّصْفَ ؟ قالَ « ما شِئْتَ ، فإِنْ زِدْتَ فهو خَيرٌ لكَ » قُلْتُ : فَالثلثَينِ ؟ قالَ : « ما شِئْتَ ، فإِنْ زِدْتَ فهو خَيرٌ لكَ » قُلْتُ : أَجْعَلُ لكَ صَلاتي كُلَّها ؟ قال : إذاً تُكْفي هَمَّكَ، ويُغُفَرُ لكَ ذَنْبُكَ » رواه الترمذي.
Dari Ubay bin Ka'ab رضي اللَّهُ عنه
berkata : "Rasulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم itu setelah lalu sepertiga malam, beliau pun
bangunlah, kemudian bersabda yang maksudnya : "Hai sekalian manusia,
ingatlah engkau semua kepada Allah, datanglah kegoncangan besar - yakni tiupan
pertama - yang diikuti oleh peristiwa dahsyat - yakni tiupan kedua dan antara
kedua tiupan itu ada empat puluh tahun lamanya. Kematian itu datang dengan
segala macam kesengsaraannya, kematian itu datang dengan segala macam
kesukarannya - yakni ketika datangnya sakaratulmaut." Saya berkata:
"Ya Rasulullah, sesungguhnya saya memperbanyakkan bacaan shalawat atas
Tuan, maka seberapakah yang perlu saya jadikan untuk Tuan itu dari doaku?"
Rosulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم bersabda yang maksudnya : "Sekehendakmu
sajalah." Saya bertanya: "Seperempat?" Rosulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم bersabda yang maksudnya :
"Sekehendakmu, tetapi kalau engkau menambahkannya, maka itu adalah lebih
baik untukmu?" Saya bertanya lagi: "Separuh bagaimanakah?"
Rosulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم bersabda yang maksudnya :
"Sekehendakmu, tetapi kalau engkau menambahkannya, maka itu adalah lebih
baik lagi untukmu." Saya bertanya pula: "Kalau begitu, dua pertiganya
bagaimanakah?" Rosulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم bersabda yang maksudnya : "Sekehendakmu
sajalah, tetapi kalau engkau menambahkannya, maka itu adalah lebih baik
untukmu." Saya berkata: "Saya akan menjadikan semua doaku itu untuk
Tuan." Rosulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم bersabda yang maksudnya : "Jikalau
demikian engkau akan dicukupi perihatinmu - yakni urusanmu di dunia dan akhirat
akan dipenuhi seluruhnya - serta diampunilah dosamu."
Semoga Bermanfaat.
No comments:
Post a Comment