Photo

Photo

Friday 8 February 2019

Tazkiyatun Nafs “ Tahap-Tahapan Pembersihan Jiwa “


Mengapa manusia butuh mensucikan jiwa…?

" Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin dimintakan tanggung jawab atas kepemimpinannya itu."

Jadi Allah akan meminta pertanggungjawabkan pada diri kita semua, karena setiap orang adalah pemimpin, minimal memimpin keluarga dan dirinya sendiri.
" Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. " ( QS. 66 : 6 )

Abdullah bin Abbas menerangkan bahwa kata pelihara ini berarti "mendidik" diri dan keluarganya. Ingat doa yang diajarkan Rasul SAW :
" Ya Allah karuniakanlah pada jiwa ini ketakwaan kepada-Mu dan sucikanlah jiwaku, karena engkaulah pelindung dan pemiliknya. "

Tahap Mensucikan Jiwa

1. At-Tathahharu
2. At-Takhaluq
3. Al-Iqtida'


At-Tathahharu
Artinya: Mengangkat dan membersihkan jiwa dari segala penyakitnya.
Pembersihan diri ini diawali dengan taubat. Taubat yaitu kembali pada pangkuan dan pelukan Allah, meninggalkan segala dosa dan maksiat serta berusaha untuk tidak melakukannya lagi. Dan kemudian memulai hari-hari anda dengan indah yang dihiasi dengan keimanan dan keta'atan. Diri anda akan terasa ringan dan " plong " apabila anda berhasil mengangkat penyakit-penyakit hati atau penyakit jiwa/batin.

Apa saja penyakit jiwa…?

Kufur, Nifaq. Yaitu ingkar kepada Allah. Bila seseorang ditimpa bencana dan ancaman kematian, maka ia akan memohon kepada Allah dalam segala posisi saking takutnya, tetapi setelah bencana itu diangkat oleh Allah, ia lupa bahwa dengan kekuasaan Allahlah hal itu terjadi.

Syirik & Riya’. Syirik : menyekutukan Allah dengan selain Allah.

Riya’: syirik kecil, karena adanya pada diri manusia itu sendiri. Perumpamaan Rasul SAW : “Riya’ itu bagaikan semut hitam, di atas batu hitam, di dalam hutan belantara yang gelap pada waktu malam hari. "

Riya’ menyebabkan seluruh amal yang kita kerjakan karena Riya’ akan ditolak oleh Allah. Ingat salah satu doa yang diajarkan Rasulullah yang termuat dalam Al-Ma’tsurat:“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu terhadap apa-apa yang aku ketahui. Dan ampunilah aku terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui. ”

Hubbud dunya, atau cinta dunia ( wahn ).

" Dijadikan indah pada ( pandangan ) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik ( surge ). " ( QS 3: 14 ).

Hasad (kedengkian). Orang yang hasad tidak senang bila orang lain mendapatkan rezeki, nikmat, dll dari Allah. Rasulullah menasehati kita, “Jauhi sifat hasad, karena tanpa terasa kebaikan amal kita habis seperti api menghabiskan sepotong kayu.” Ingat kisah seorang sahabat miskin ( seorang buruh panggul ) yang dikatakan Rasul SAW sebagai ahli syurga padahal ketika diselidiki oleh seorang sahabat lain amalan lainnya biasa saja. Ternyata rahasianya adalah bahwa tiap malam ia berdoa agar terhindar dari sifat hasad dan mendoakan orang lain yang berniat atau telah melakukan kezaliman atas dirinya untuk diampuni oleh Allah.

Ujub, yaitu kekaguman seseorang terhadap dirinya sendiri. Kekaguman itu bisa terhadapkekaguman fisiknya ( narsisme ), ilmu pengetahuan yang dimiliki, dan yang paling bahaya adalah terhadap amal perbuatannya sendiri. Yang disebut terakhir Allah menggambarkan dalam surat 49:17 bahwa orang yang ujub merasa telah memberikan ni’mat ( rezeki, sedekah ) kepada orang lain dan merasa bangga disebut sebagai yang menyedekahi. Dengan kata lain ia melakukan amal perbuatannya karena ingin dilihat orang lain. Silakan dicek pula surat 7 : 44 ( bacaan para penghuni surga ketika masuk surge ).

Takabbur, atau sombong. Awal dari takabbur ini adalah sifat ujub. Bermula kagum pada diri sendiri kemudian ia merendahkan orang lain. Cukup banyak ayat yang menerangkan sifat takabbur ini. Lihat surat An-Nahl ( 16 ) : 22 – 25. Cara untuk menghilangkan sifat ini adalah banyak berdzikir ( kagum pada Allah ).

Ittiba’ul Hawa, atau selalu mengikuti hawa nafsu. Orang yang mengikuti hawa nafsu tidak mau dibatasi.

Allah mengijinkan disalurkannya nafsu, tetapi semua ada batasnya. Oleh karena itu fungsi kajian

Tazkiyatun Nafs ini adalah supaya nafsu tersalurkan sesuai porsinya.

Dan masih banyak lagi penyakit-penyakit hati yang nampak maupun tersirat dalam jiwa dan batih manusia, yang mengakar dalam hati insan.

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...