Andaikan
saja kita bisa menahan kentut ( buang
angin ) dihadapan orang-orang yang kita hormati, misalkan orang tua kita, atau
calon mertua (atau bahkan mertua) dan lain lain,..
Maka lebih
dari mereka semua, kita haruslah berlaku sopan dalam menghadap Allah yang
menciptakan kita dan mereka semua..
Jadi
batallah sholatnya dikarenakan wudhu nya batal. Dan batallah wudhunya
dikarenakan orang itu tidak suci lagi.
Lalu
mengapa yang dibasuh itu hanya Wajah, Tangan, Kepala, dan kaki..?
Dan
mengapa bukan bagian kentut itu yang kita basuh..?
Lalu
mengapa kalau kentut gak dibasuh lubang pembuangan anginnya..?
sekarang
saya balik bertanya lagi, kalo membasuh lubang pembuangan angin itu, apanya
yang mau dibersihkan..?
anginnya
sudah keburu kabur.. hehehe..
Kembali ke
hadits;
Rasulullah
saw. bersabda : “Barangsiapa yang sebelum bertaharah
(berwudhu/bertayamum) menyebut nama Allah, berarti ia telah mensucikan seluruh
tubuhnya..”
(HR.
Duruqthni dan Al-Baihaqi)
Jadi
jelaslah otomatis kita sudah mensucikan diri kita keseluruhan (kecuali jika
meninggalkan bekas seperti tinja, harus lah kita bersihkan dulu bekas
kotorannya, ataupun keluar air kencing, dll)
Juga
mengapa bila kita tertidur nyenyak harus berwudhu lagi (karena membatalkan
wudhu).
Penjelasannya
terdapat dalam hadits ini:
Ali bin
Abu Tholib ra. menuturkan, Rasulullah saw. bersabda
“Mata itu adalah pengikat dubur, maka barangsiapa tidur
hendaklah berwudhu”
(HR. Ibnu
Majah)
Penjelasan
:
”Orang yang tidur, tidak akan sadar bahwa dia telah kentut
atau mengeluarkan air kencing maka wajiblah berwudhu”
Logika
Sederhana:
Bila kita
sakit kepala, tidak harus selalu kepala kita yang di suntik bukan..?
Kira-kira
seperti itulaah...
Semoga
bermanfaat..
No comments:
Post a Comment