Sering acapkali dalam laku olah
ilmu terkadang sering kita berjumpa dengan adanya beberapa macam laku puasa
untuk memperoleh sebuah keilmuan itu, seperti puasa mutih, ngrowot, ngebleng,
pati geni dan juga bentuk puasa yang lain nya.
Terapan sarana laku-laku puasa
tersebut dianggap seperti sebagai sebuah keharusan dalam formalitas pencapaian
meraih keilmuan.
Biar pun bisa dibilang dan tidak
dipungkiri pula, bahwasanya banyak juga orang yang tidak dapat merasakan
hasilnya secara langsung dari olah laku tersebut.
Adalah memang benar sekali, jika
mempelajari sebuah keilmuan akan terasa lebih menyenangkan, bila bisa dapat
segera dilihat hasilnya dan bisa dipraktek kan atau dipertunjuk kan kepada
orang lain.
Mengenai hal tersebut, para pengkaji
nafsu atau orang yang telah mengenal nafsunya mengatakan :
Bahwasanya terapan sarana
laku-laku puasa diberlakukan dalam memperoleh sebuah keilmuan adalah supaya
para penggiat ilmu itu, bisa mengingat kembali tentang sejarah jati diri
nafsunya sewaktu dahulu dihukum oleh allah.
Dihukum sewaktu dimasuk kan
kedalam neraka dan dihukum dengan dahaga dan lapar.
Dari hukuman tersebut, nafsu
akhirnya bertaqwa dan bermakrifat kepada Allah.
Perlu diketahui bersama
bahwasanya nafsu itu, dahulunya adalah sudah bertaqwa kepada Allah, walau pun
sebelum bertaqwa, dia pernah membangkang kepada robnya.
Jadi terapan sarana laku puasa
diberlakukan supaya para penggiat ilmu bisa mengenang kembali sejarah jati diri
nafsunya.
Makanya ada ayat yang mengatakan " kutiba
'alaikumush shiyyam kama kutiba 'alal ladzina min qoblikum la'allakum
tattaqun"
Min qoblikum itu adalah nafsumu.
Perlu diketahui lagi, bahwasanya Allah
sering mengingatkan kita agar supaya nafsu kita bisa mengingat kembali tentang
ketaqwaan nya terhadap allah.
" ittaqullah haqqo tuqotih
wa la tamutunna illa wa antum muslimun "
Bila dalam terjemahan yang terjun
bebas artinya yaitu ingatlah ketaqwaan mu yang pada waktu dahulu wahai nafsu,
sebagaimana kamu pernah mati hancur lebur dalam neraka dan berserah diri
setelah dihukum dahaga dan lapar.
"wa fi anfusikum afala
tubshirun"
Juga bila dalam terjemahan yang
terjun bebas artinya yaitu dan didalam nafsumu mengapa kamu tidak perhatikan.
Apa yang harus diperhatikan…?
Didalam nafsumu itu ada ketaqwaan
dan sesungguhnya didalam ketaqwaan nafsumu ada ilmu laduni dan karomah.
" wattaqullah wa
yu'allimukumullah"
Dan bertaqwalah kepada allah dan
allah akan mengajarkan ilmu kepada kalian. (al-baqarah: 282)
“inna akromakum `indallahi
atqokum"
Sesungguhnya yang paling
berkaromah di sisi allah adalah orang paling bertaqwa di antara kalian” (qs.
Al-hujurat: 13).
Maka adalah laku puasa itu,
seharusnya dilakukan bukan untuk mencari ilmu tapi supaya untuk mengingat
kembali tentang ketaqwaan nya nafsu terhadap allah.
Salah besar bila laku puasa
diperuntuk kan mencari ilmu, karena sesungguhnya nafsu telah memperoleh
ilmu-ilmu langsung dan karomah-karomah dari allah.
Istiqomahilah ketaqwaan mu kepada
allah, wahai nafsu, karena 1000 karomah itu, berasal dari dirimu.
Barang siapa mengenal nafsunya
maka akan mengenal robnya.
Guruku berkata : Bagi orang yang
ingin mengenal nafsunya maka kajilah juga mengenai tentang ilmu makan, karena
nafsu akan mengenalkan dirinya kepada orang yang mengerti tentang ilmu makan.
Tak kenal maka tak sayang, jika
kita tak mengetahui ilmu makan maka kita tak akan mengenal nafsu dan jika tak
mengenal nafsu maka tak akan mengenal tuhan secara paripurna.
No comments:
Post a Comment