Photo

Photo

Wednesday, 28 November 2018

Kaji Makan, Bagian 3



Bila kita mengkaji mengenai persoalan makan dan makanan sebetulnya tidak hanya akan berhenti pada masalah fisiologis saja, akan tetapi juga pada budaya.

Makan dan makanan menduduki tempat yang esensial di dalam pemikiran manusia karena dua alasan.

Pertama yaitu keberadaan insani dan segala atributnya dan hal ini dapat terdefinisikan melalui sarana memasak.

Kedua yaitu memasak dan menyantap makanan dan hal ini menandai transisi dari alam ( nature ) ke budaya ( culture ).

Luasnya kajian tentang makan dan makanan dapat dilihat dari beragamnya aspek yang dibahas, ada yang membahas peranan simbolik dari makanan serta hubungan makanan dengan perubahan sosial, ada pula yang membahas makanan sebagai pembentuk identitas, baik identitas suku bangsa maupun identitas lain seperti gender, ras, status dan kelas.

Selain memiliki makna simbolik, makan dan makanan ternyata juga memiliki peran-peran simbolik diantaranya yaitu:

1. Makan dan makanan sebagai pengungkap ikatan sosial. Hal ini terlihat pada kebiasaan saling mengirim makanan antar tetangga dalam suatu masyarakat.

Mengirim atau menawarkan makanan memiliki makna bahwa si pemberi menawarkan kasih sayang, perhatian dan persahabatan.

Bagi si penerima, dengan kesediaannya menerima makanan yang ditawarkan itu, berarti ia mengakui dan menerima perasaan yang diungkapkan oleh si pemberi dan membalasnya suatu saat.

Sebaliknya jika seseorang tidak atau lalai menawarkan makanan dalam konteks seperti diharapkan, berarti menolak uluran cinta atau persahabatan, bahkan juga menunjukkan rasa permusuhan.

Makan dan makanan sebagai pengungkap ikatan sosial juga terlihat dari rasa aman yang dirasakan jika seseorang dapat makan bersama teman-teman dan orang-orang yang disayangi, karena kebanyakan bagi siapa pun tidak akan membagi makanannya kepada musuhnya.

2. Makan dan makanan sebagai pengungkap kesetiakawanan kelompok. Hal ini diwujudkan dalam bentuk makan bersama anggota keluarga, karena tidak setiap hari hal itu bisa terlaksana, maka kesempatan tertentu seperti memperingati kejadian-kejadian penting dalam daur hidup seseorang ( ulang tahun kelahiran, pernikahan ) dan hari raya keagamaan dipilih sebagai saat yang tepat untuk mengungkapkan rasa solidaritas kelompok. biasanya makanan yang disajikan pada kesempatan itu adalah makanan khas keluarga atau suku bangsanya.

3. Makan dan makanan sebagai pemberi rasa ketentraman dalam keadaan yang menyebabkan stres

Makanan tertentu yang menggambarkan identitas kelompok pada dasarnya dapat mengembalikan ketenangan jiwa orang yang sedang mengalami stres. Itulah sebabnya mengapa para imigran, dalam keadaan apapun akan selalu mempertahankan makanan tradisionalnya sehari-hari di tempat pemukimannya yang baru.

Orang Minang di Califonia, AS misalnya, akan berusaha untuk memasak rendang walaupun harga kelapa mahal di sana.

4. Makan dan makanan sebagai simbolisme bahasa.

Pada banyak bahasa di dunia, sifat suasana hati seseorang sering diibaratkan dengan kwalitas atau keadaan makanan, oleh karena itu makan dan makanan merupakan proses penting dari kehidupan manusia yang bisa menunjukkan hakikat identitas dirinya sebagai bagian dari kehidupan sosial manusia itu sendiri.

Siapakah nama malaikat yang diutus oleh Allah SWT untuk memberi makan kepada moyang kita yaitu Nabi Adam AS dan Siti Hawa, sewaktu moyang kita berada dibumi…?

Nabi Khidir AS dan Baluqiya pernah memakan apa yg telah pernah dimakan oleh moyang kita dari apa yg dibawa oleh malaikat tsb.

No comments:

Post a Comment

Bill Gates Jelaskan Mengapa Anaknya Tidak Bisa Menikah Dengan Orang Miskin

Sambil nunggu update terbaru yang masih tertutup formasi ilusi  --------- "Beberapa tahun yang lalu saya menghadiri konferensi di Ameri...