Bila kita mengkaji mengenai
persoalan makan dan makanan sebetulnya tidak hanya akan berhenti pada masalah
fisiologis saja, akan tetapi juga pada budaya.
Makan dan makanan menduduki
tempat yang esensial di dalam pemikiran manusia karena dua alasan.
Pertama yaitu keberadaan insani
dan segala atributnya dan hal ini dapat terdefinisikan melalui sarana memasak.
Kedua yaitu memasak dan menyantap
makanan dan hal ini menandai transisi dari alam ( nature ) ke budaya ( culture ).
Luasnya kajian tentang makan dan
makanan dapat dilihat dari beragamnya aspek yang dibahas, ada yang membahas
peranan simbolik dari makanan serta hubungan makanan dengan perubahan sosial,
ada pula yang membahas makanan sebagai pembentuk identitas, baik identitas suku
bangsa maupun identitas lain seperti gender, ras, status dan kelas.
Selain memiliki makna simbolik,
makan dan makanan ternyata juga memiliki peran-peran simbolik diantaranya
yaitu:
1. Makan dan makanan sebagai
pengungkap ikatan sosial. Hal ini terlihat pada kebiasaan saling mengirim
makanan antar tetangga dalam suatu masyarakat.
Mengirim atau menawarkan makanan
memiliki makna bahwa si pemberi menawarkan kasih sayang, perhatian dan
persahabatan.
Bagi si penerima, dengan
kesediaannya menerima makanan yang ditawarkan itu, berarti ia mengakui dan
menerima perasaan yang diungkapkan oleh si pemberi dan membalasnya suatu saat.
Sebaliknya jika seseorang tidak
atau lalai menawarkan makanan dalam konteks seperti diharapkan, berarti menolak
uluran cinta atau persahabatan, bahkan juga menunjukkan rasa permusuhan.
Makan dan makanan sebagai
pengungkap ikatan sosial juga terlihat dari rasa aman yang dirasakan jika
seseorang dapat makan bersama teman-teman dan orang-orang yang disayangi,
karena kebanyakan bagi siapa pun tidak akan membagi makanannya kepada musuhnya.
2. Makan dan makanan sebagai
pengungkap kesetiakawanan kelompok. Hal ini diwujudkan dalam bentuk makan
bersama anggota keluarga, karena tidak setiap hari hal itu bisa terlaksana,
maka kesempatan tertentu seperti memperingati kejadian-kejadian penting dalam
daur hidup seseorang ( ulang tahun kelahiran, pernikahan ) dan hari raya
keagamaan dipilih sebagai saat yang tepat untuk mengungkapkan rasa solidaritas
kelompok. biasanya makanan yang disajikan pada kesempatan itu adalah makanan
khas keluarga atau suku bangsanya.
3. Makan dan makanan sebagai
pemberi rasa ketentraman dalam keadaan yang menyebabkan stres
Makanan tertentu yang
menggambarkan identitas kelompok pada dasarnya dapat mengembalikan ketenangan jiwa
orang yang sedang mengalami stres. Itulah sebabnya mengapa para imigran, dalam
keadaan apapun akan selalu mempertahankan makanan tradisionalnya sehari-hari di
tempat pemukimannya yang baru.
Orang Minang di Califonia, AS
misalnya, akan berusaha untuk memasak rendang walaupun harga kelapa mahal di
sana.
4. Makan dan makanan sebagai
simbolisme bahasa.
Pada banyak bahasa di dunia,
sifat suasana hati seseorang sering diibaratkan dengan kwalitas atau keadaan
makanan, oleh karena itu makan dan makanan merupakan proses penting dari
kehidupan manusia yang bisa menunjukkan hakikat identitas dirinya sebagai
bagian dari kehidupan sosial manusia itu sendiri.
Siapakah nama malaikat yang
diutus oleh Allah SWT untuk memberi makan kepada moyang kita yaitu Nabi Adam AS
dan Siti Hawa, sewaktu moyang kita berada dibumi…?
Nabi Khidir AS dan Baluqiya
pernah memakan apa yg telah pernah dimakan oleh moyang kita dari apa yg dibawa
oleh malaikat tsb.
No comments:
Post a Comment