Bolehkah ketika makan niatnya
diarahkan untuk safar / traveling….?
Sejauh yang saya dapat dari
beberapa guru yang rasikh, bahwa aktifitas makan yang diarahkan niatnya untuk
safar adalah sesuatu hal yang utama karena memang ada dalil yang mendukungnya
dan juga terdapat banyak hikmah yang akan didapat.
Hal sifat khilafiyyah ( berbeda
pendapat ) sudah pasti ada tapi hendaknya apa yang ada dithread post ini jangan
dijadikan sebagai mufaroqoh.
Bila tidak sependapat maka
tinggalkan dan bila sependapat maka bisa dijadikan sebagai khazanah
pengetahuan.
Berikut beberapa dalil bab
mengenai berniat makan untuk diarahkan safar.
- Rasulullah SAW bersabda :
" Pada hari kiamat bumi
bagaikan sekeping roti, Allah Al Jabbar memutar-mutarnya dengan tangan-Nya
sebagaimana salah seorang diantara kalian bisa memutar-mutar rotinya dalam
SAFAR sebagai kabar gembira penghuni surga."
Selanjutnya ada seorang yahudi
dan berujar:
Kiranya Allah Ar Rahman
memberkatimu wahai Abul Qasim, maukah kamu kuberitahu kabar gembira penghuni
surga dihari kiamat nanti…?
" Baik " Jawab Nabi.
lanjut si yahudi : bumi ketika
itu bagaikan sekeping roti sebagaimana disabdakan Nabi SAW.
Lantas Nabi SAW memandang kami
dan tertawa hingga terlihat gigi serinya, kemudian Nabi berujar :
Maukah kamu kuberitahu lauk
penghuni surge…?
Lanjut beliau ; " lauk
mereka adalah bal-am ( banteng ) dan nun ( ikan paus ). "
Mereka bertanya ; apa
keistimewaan daging ini…?
Nabi menjawab : " sobekan
hati ikan nun dan bal-am itu, bisa disantap untuk tujuh puluh ribu orang. "
( Bukhari )
- Rasulullah SAW bersabda :
" Pada hari kiamat bumi itu
akan seperti satu potong roti yang akan di ratakan oleh Allah dengan tangan-Nya
hingga menjadi seimbang, sebagaimana roti yang diratakan oleh salah seorang
dari kalian dalam SAFAR sebagai hidangan bagi penghuni surga.
Kemudian seorang laki-laki dari
yahudi datang, ia berkata kepada Nabi SAW :
" Semoga Allah memberkahi
kepadamu wahai Abu Qasim.
Dia berkata kepada Nabi SAW :
maukah kamu kuberitahu tentang hidangan penghuni surga pada hari kiamat…?
Nabi SAW menjawab ; ' Ya. '
Dia berkata : bumi akan menjadi
satu potong roti sebagaimana sabda Rasulullah SAW tadi.
Maka Rasulullah SAW melihat
kepada kami dan tertawa hingga terlihat gigi serinya.
Nabi SAW bertanya; maukah
kuberitahukan kepadamu tentang lauk pauk mereka, lauknya adalah bal-am dan nun.
para sahabat bertanya; apakah itu…?
Beliau menjawab; yaitu seekor
banteng sedangkan nun adalah daging yang paling baik dari hatinya yang akan
dimakan oleh tujuh puluh ribu penghuni surga yang masuk tanpa hisab. (Muslim)
- Rasulullah SAW bersabda:
“ Sesungguhnya Allah SWT adalah
Dzat Yang Maha Baik dan Allah SWT tidaklah menerima amalan kecuali yang baik
dan sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan kaum mukminin sebagaimana
perintah-Nya kepada segenap Rasul:
“ Wahai rasul-rasul, makanlah
dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ ( Al-Mu’minun : 51 )
Allah SWT juga berfirman:
‘Wahai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu’.”
(Al-Baqarah: 172)
Setelah itu Rasulullah SAW
menceritakan keadaan seseorang yang telah lama safar, rambutnya kusut penuh
dengan debu.
Dia menengadahkan kedua tangannya
ke arah langit sembari berdoa, “Wahai Rabbku, wahai Rabbku.” padahal makanannya
haram, minumannya pun haram, pakaiannya juga haram, serta ia dibesarkan dari
yang haram. Lantas bagaimana mungkin doa yang ia panjatkan akan dikabulkan….? ”
ن ۚ وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ
Nun, demi kalam dan apa yang
mereka tulis, ( QS. 68 : 1 )
Ibn Abbas berkata :
Yang berkenaan, "Pertama
kali yang Allah ciptakan adalah Al Qolam dan Ia perintahkan untuk menulis.
Al Qolam itu bertanya, "Apa
yang mesti saya tulis…? "
Allah berkata, "Tuliskan
takdir semuanya ", Al Qolam menulis semua yang ada di saat itu hingga hari
kiamat.
Kemudian Allah menciptakan "
nun " dan Ia buat uap terangkat yang mana para langit diciptakan dan bumi
diletakan pada punggung nun, kemudian nun menjadi gelisah dan sebagai hasilnya
bumi mulai goncang, namun (Allah) mengencangkan (bumi) dengan gunung-gunung
agar bumi tidak bergerak.
Ibnu Abbas berkata :
Allah bersumpah demi Nun, yang
adalah Ikan paus yang membawa bumi di punggungnya ketika di air dan di bawah
itu adalah banteng, dibawah banteng adalah bebatuan.
Nama Ikan paus itu adalah Liwash,
dan dikatakan bahwa namanya adalah Lutiaya'; nama dari banteng itu adalah
Bahamut, dan beberapa mengatakan namanya adalah Talhut atau Liyona.
Ikan paus itu ada di laut yang
dinamakan 'Adwad dan itu bagaikan banteng kecil di lautan yang sangat luas,
lautan itu ada di bebatuan cekung dengan 4,000 celah dan dari tiap celah itu
air keluar ke bumi.
Guruku pernah berkata kepadaku :
tulis dan ceritakan padaku hasil dari travelingmu ( safar ) itu.....
No comments:
Post a Comment