Suatu ketika Imam Junaid
al-Baghdadi mendapat kunjungan dari seseorang yang baru saja pulang menunaikan
haji. Meski ritual haji telah ia jalani, orang ini belum menunjukkan perubahan
perilaku apa” dalam hidupnya.
“ Dari mana Anda…? ” tanya Imam
Junaid.
” Saya baru saja pulang dari
ibadah haji ke Baitullah…? ” orang itu menimpali.
” Jadi, Anda benar” telah
melaksanakan ibadah haji…? ”
” Tentu, Imam. Saya telah
menunaikan haji...”
” Apakah Anda sudah janji akan
meninggalkan dosa” Anda saat meninggalkan rumah untuk pergi haji…? ”
“ Tidak, Imam. Saya tidak pernah
memikirkan hal itu...”
“ Anda sejatinya tak pernah
melangkahkan kaki untuk haji, ” tegas Imam Junaid. “ Saat Anda berada dalam
perjalanan suci dan berhenti di suatu tempat semalaman, apakah Anda memikirkan
tentang usaha mencapai kedekatan dengan Allah…? ”
“ Itu semua tak terlintas di
benak saya…”
“ Berarti Anda tidak pergi menuju
Ka’bah, tidak pula pernah mengunjunginya...”
“ Saat Anda mengenakan pakaian
Ihram dan melepas semua pakaian yang biasa Anda kenakan, apakah Anda sudah
berketetapan untuk membuang semua cara dan perilaku buruk Anda, menjadi pribadi
lebih baik…? ” tanya Imam Junaid lagi.
“ Tidak, Imam. Saya juga tak
pernah berpikir demikian…”
“ Berarti Anda tidak pernah
mengenakan pakaian ihram, ” Imam Junaid menyayangkan. ” Saat Anda Wuquf ( berdiam
diri ) di padang Arafah dan bersimpuh memohon kepada Allah, apakah Anda
merasakan bahwa Anda sedang wuquf dalam Kehadiran Ilahi dan menyaksikan-Nya…? ”
” Tidak. Saya tak mendapat
pengalaman ( spiritual ) apa….”
Imam Junaid sedikit kaget, ” Baiklah,
saat Anda datang ke Muzdalifah, apakah Anda berjanji akan menyerahkan nafsu
jasmaniah…”
“ Imam, saya pun tak memikirkan
hal itu….”
“ Berarti Anda sama sekali tak
mengunjungi Muzdalifah. ” Lantas Imam Junaid bertanya, “ Ooo…, kalau begitu,
ceritakan kepadaku Keindahan Ilahi apa yang Anda tangkap sekilas saat Thawaf,
mengitari Ka’bah….”
“ Tidak ada, Imam. Sekilas pun
saya tak melihat…”
“Sama artinya Anda tidak
mengelilingi Ka’bah sama sekali. ” Lalu, “ Ketika Sa’i, lari-lari kecil antara
Shafa dan Marwa, apakah Anda menyadari tentang hikmah, nilai, dan tujuan jerih
payah Anda?”
“ Tidak...”
“ Berarti Anda tidak melakukan
Sa’i….”
“ Saat Anda menyembelih hewan di
lokasi pengurbanan, apakah Anda juga mengurbankan nafsu keegoisan untuk
menapaki jalan Allah…? ”
“ Tidak... Saya gagal
memperhatikan hal itu, Imam...”
“ Artinya, secara faktual Anda
tidak mengusahakan pengurbanan apa²….”
“ Lalu, ketika Anda melempar
Jumrah, apakah Anda bertekad membuang jauh kawan dan nafsu busukmu…? ”
“ Tidak juga, Imam…”
“ Berarti Anda sama sekali tidak
melempar Jumrah….”
Dengan nada menyesal, Imam Junaid
menyergah, “ Pergi, tunaikan haji lagi. Pikirkan dan perhatikan seluruh
kewajiban yang ada hingga haji Anda mirip dengan ibadah haji Nabi Ibrahim,
pemilik keyakinan dan kesungguhan hati sebagaimana ditegaskan al-Qur’an :
“ Wa ibrahima l-ladzi waffa. Dan
Ibrahim yang telah menyempurnakan janji...”
No comments:
Post a Comment