Saya kopaskan tulisan Gus Ghofur
Maimun. Bagus buat para jomblo. Ayo dipermudah nikahnya ya.. Yang penting
berani saja dulu. Hehe…. Selamat menikmati…! Semoga bermanfaat.
Menikah itu sederhana sekali.
Calon mempelai pria dan calon mempelai wanita telah siap untuk hidup bersama,
punya komitmen untuk bersama-sama mengarungi kehidupan, suka dan duka,
menghadap ke penghulu. Selesai.
Akan tetapi, kadang kita
menjadikannya rumit dan ruwet. Salah satu cara agar pernikahan berkah adalah menjalaninya
dengan apa adanya tanpa takalluf, memperberat dan memaksa diri.
Yuk baca cerita berikut ini.
Semoga jomblo-jomblo segera berani menghadap ke penghulu.
Rasulullah saw. sedang
duduk-duduk bersama para sahabatnya di masjid. Akrab dan penuh dengan keilmuan.
Meski majlis sangat berwibawa, akan tetapi sangat bersahaja, membuat nyaman
santri-santrinya.
Seorang perempuan datang, lalu
matur kepada Rasulullah saw. dengan berdiri :
" Yaa Rasulallah, saya
datang memberikan diriku kepada panjenengan. Monggo panjenengan paring dawuh…! "
Rasulullah diam dan menunduk tak
memberi jawaban. Wanita itu mengulanginya lagi hingga beliau menegaskan tak
bermaksud mengambilnya sebagai istri. Wanita itu pun mafhum.
Baginda Rasul lalu menawarinya
untuk dinikahkan dengan lelaki lain. Santriwati yang patuh itu mengiyakannya.
" Siapa yang ingin menikah
dengan perempuan ini…? " katanya kepada santri-santrinya.
Seorang lelaki dari sahabat
Anshar berdiri mengajukan diri.
Kembali Rasulullah merembugnya
dengan santriwatinya.
" Saya akan menikahkanmu
dengan dia jika berkenan .." kata beliau kepadanya.
" Selama jenengan ridha
untuk diriku, kulo nderek dawuh, " jawab santriwati itu. Sungguh jawaban
yang sempurna dari seorang santri kepada gurunya. Apalagi sang guru itu adalah
Baginda Rasul.
" Apakah engkau memiliki
sesuatu untuk maharnya…? " dawuh Baginda kemudian pada santrinya.
" Mboten …"
" Tidak bisa begitu...
pulanglah ke keluargamu. Cari…! siapa tahu engkau menemukan sesuatu..."
Laki-laki itu pergi, lalu kembali
lagi.
" Tidak .. demi Allah, wahai
Rasulallah. Saya tak menemukan apapun…! "
" Cari lagi... meskipun
cincin besi….! "
Kembali lelaki itu pulang
memenuhi perintah Rasulullah. Ia berusaha mencari akan tetapi tak menemukannya.
" Tidak... Demi Allah, wahai
Rasulullah. Tidak ( juga ) cincin besi. Akan tetapi, ini sarungku. Dia mendapat
setengahnya ( sebagai maharnya ), "
matur lelaki itu dengan penuh keluguan.
" Apa yang bisa engkau
lakukan dengan sarungmu itu…? " kata Baginda, " Jika engkau
memakainya dia tak bisa memanfaatkannya sedikit pun…."
Lelaki itu lalu duduk. Setelah
lama ia duduk ( mungkin termenung sedih ), ia pun meninggalkan majelis.
Rasulullah memberi perintah agar memanggilnya.
" Apa yang telah engkau
hafalkan dari Al-Quran…? " tanya Rasulullah setelah ia berada di majelis
kembali.
Lelaki itu lalu menyebutkan
hafalan-hafalannya
" Saya nikahkan engkau
dengan ( mahar ) hafalan-hafalan Al-Quran mu..."
No comments:
Post a Comment