Sungguh tidak benar bila dikatakan
kalau Baginda Harun Al Rasyid itu bukan seorang ahli pikir.
Hal ini terbukti dari cara beliau
berkata, mengajukan pertanyaan dan tahu kapan harus bicara atau diam.
Bahkan baginda itu cermat dalam
bertindak.
Meskipun Baginda Harun al Rasyid
terkenal cerdik, namun beliau tidak segan-segan bertanya apabila memang tidak
mengerti.
Suatu contoh saja misalnya ketika
Baginda Harun menunaikan ibadah haji. Beliau bertanya dalam hati kenapa orang
berputar-putar mengelilingi Ka'bah Baitullah.
Padahal orang yang menunaikan ibadah
haji adalah tamu Allah.
Kenapa kalau sebagai tamu Allah tidak
dipersilahkan masuk ke dalam Baitullah satu persatu. Pertanyaan ini belum
terpecahkan hingga Baginda kembali ke Baghdad Irak.
Untuk kesekian kalinya, Abu Nawas
dipanggil ke istana untuk menghadap Baginda Raja.
Kemudian Baginda bertanya, " Wahai
Abu Nawas, apakah arti Ka'bah Baitullah…? "
" Ka'bah Rumah Allah, Paduka yang
mulia. " jawab Abu Nawas.
" Sebagai apakah orang yang
menunaikan ibadah haji itu….? " tanya Baginda selanjutnya.
" Sebagai tamu Allah, Tuanku yang
mulia, " jawab Abu Nawas.
" Kalau mereka sebagai tamu Allah
mengapa tidak dipersilahkan masuk saja ke dalam Baitullah…? " tanya
Baginda lagi.
" Baitullah hanyalah sebagai
lambang, " kata Abu Nawas.
" Kalau begitu dimanakah Allah
bersemayam….? " tanya Baginda ingin tahu.
" Di dalam hati orang mukmin, "
jawab Abu Nawas.
" Karena tidak ada suatu ruang
yang bagaimanapun luasnya mampu menampung Dzat Allah kecuali hati orang mukmin.
Qalbul Mukmin Baitullah ( hati orang mukmin adalah rumah Allah ), " jawab
Abu Nawas menjelaskan.
" Mengapa Baitullah dijadikan
kiblat….? " tanya Baginda.
" Untuk memudahkan pemahaman orang
awam, Paduka yang mulia. " kata Abu Nawas.
" Baitullah itu terlihat mata.
Dari itu shalat syariat kiblatnya adalah Baitullah, yang waktunya ditentukan
dan dengan bacaan tertentu pula.
Sedangkan shalat tharikat kiblatnya
hati, waktunya bisa setiap saat dan bacaannya dzikir kepada Allah, " Abu
Nawas menjelaskan.
Baginda Raja Harun pun puas dengan
jawaban Abu Nawas ini.
No comments:
Post a Comment