Photo

Photo

Friday, 19 October 2018

Benarkah Tuhan Itu Ada


Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita juga tidak pernah bercakap-cakap dengan Tuhan. Karena itu, tidak heran jika orang-orang atheist menganggap Tuhan itu tidak ada. Cuma khayalan orang belaka.

Ada kisah tentang orang atheist yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah : “ Benarkah Tuhan itu ada ” dan “ Jika ada, di manakah Tuhan itu…? ”

Ketika orang atheist itu menunggu bersama para penduduk di kampung tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika orang atheist dan para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim tersebut.

“ Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka sungai menjadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang. Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya ketika jatuhnya, sehingga jadi satu batang yang lurus, dan kemudian menjadi perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu tersebut.”

Begitu orang alim itu berkata. Si Atheist dan juga para penduduk kampung tertawa. Si Atheist berkata kepada orang banyak, “ Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak pohon bisa jadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya…! ”

Orang banyak pun tertawa riuh. Setelah tawa agak reda, orang alim itu-pun berkata, “ Jika kalian percaya bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya bahwa bumi, langit, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya…? Mana yang lebih sulit, membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya ini…? ” ...

Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri.

“ Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua,” kata si Atheist. “ Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada…? ” Orang atheist itu berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada.

Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa kesakitan. “ Kenapa anda memukul saya…? Sakit sekali. ” Begitu si Atheist mengaduh. Orang Alim itu lalu bertanya, “ Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya ? ”

“ Ini sakitnya di sini, ” si Atheist sambil menunjuk-nunjuk pipinya.

“ Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin sekalian melihat sakitnya…? ” Si Alim bertanya ke orang banyak.

Orang banyak itu berkata, “ Tidak ! ”

“ Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya. ” Demikian si orang Alim berkata.

Sederhana memang pembuktian orang alim tersebut. Tapi pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru..

Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada.

Betapa banyak benda langit yang jauh jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan tahun cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada…?. Berapa banyak atom / zharrah berukuran sangat kecill, bahkan nucleus / inti atom ( contoh rambut yang dibelah 1 juta kali sampai bentuk yang paling terkecil yang tak dapat dibelah lagi ), sehingga manusia tak bisa melihatnya,.. ternyata benda itu ada,  ( manusia baru bisa melihatnya jika meletakan benda tersebut ke bawah mikroskop yang amat kuat seperti mikroskop electron pengembangan terakhir dari ilmu pengetahuan modern saat ini ).

Berapa banyak gelombang ( apa itu gelombang radio, elektromagnetik, Listrik, dan lain-lain ) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada. Semua itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya. Kemampuan manusia untuk melihat warna-pun hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian juga dengan suara.

Terkadang sinar yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia. Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada yang tak bisa didengar juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran manusia.

Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha Pencipta…!!

Semoga kisah ini menjadi pelajaran dan i’tibar bagi kita semua. Aamiin

Silahkan " BAGIKAN ", Jika dinilai baik & bermanfaat bagi sahabat semua. Semoga menjadi kebaikan Kita semua.

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4475 - 4477

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4475-4477 "Tuan Zhou, Penatua Chu akan pergi ke Kota Canglang secara langsung, dan Anda akan membawa beberap...