Kita tidak pernah melihat Tuhan.
Kita juga tidak pernah bercakap-cakap dengan Tuhan. Karena itu, tidak heran
jika orang-orang atheist menganggap Tuhan itu tidak ada. Cuma khayalan orang
belaka.
Ada kisah tentang orang atheist
yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai
ada atau tidak adanya Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah : “ Benarkah Tuhan
itu ada ” dan “ Jika ada, di manakah Tuhan itu…? ”
Ketika orang atheist itu menunggu
bersama para penduduk di kampung tersebut, orang alim itu belum juga datang.
Ketika orang atheist dan para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan
datang, barulah muncul orang alim tersebut.
“ Maaf jika kalian menunggu lama.
Karena hujan turun deras, maka sungai menjadi banjir, sehingga jembatannya
hanyut dan saya tak bisa menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang
pohon yang tumbang. Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan
dahannya ketika jatuhnya, sehingga jadi satu batang yang lurus, dan kemudian
menjadi perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu
tersebut.”
Begitu orang alim itu berkata. Si
Atheist dan juga para penduduk kampung tertawa. Si Atheist berkata kepada orang
banyak, “ Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak pohon bisa jadi perahu
dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan sendirinya tanpa ada yang
membuatnya…! ”
Orang banyak pun tertawa riuh.
Setelah tawa agak reda, orang alim itu-pun berkata, “ Jika kalian percaya bahwa
perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya bahwa bumi,
langit, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya…? Mana yang lebih sulit,
membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya ini…? ” ...
Mendengar perkataan orang alim tersebut,
akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka
sendiri.
“ Kalau begitu, jawab
pertanyaanku yang kedua,” kata si Atheist. “ Jika Tuhan itu ada, mengapa dia
tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada…? ” Orang atheist itu berpendapat,
karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada.
Orang alim itu kemudian menampar
pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa kesakitan. “ Kenapa
anda memukul saya…? Sakit sekali. ” Begitu si Atheist mengaduh. Orang Alim itu
lalu bertanya, “ Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya
? ”
“ Ini sakitnya di sini, ” si
Atheist sambil menunjuk-nunjuk pipinya.
“ Tidak, saya tidak melihat
sakit. Apakah para hadirin sekalian melihat sakitnya…? ” Si Alim bertanya ke
orang banyak.
Orang banyak itu berkata, “ Tidak
! ”
“ Nah, meski kita tidak bisa
melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena
kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski
kita tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya. ” Demikian si
orang Alim berkata.
Sederhana memang pembuktian orang
alim tersebut. Tapi pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada hanya karena panca
indera manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang
keliru..
Berapa banyak benda yang tidak
bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada.
Betapa banyak benda langit yang
jauh jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan tahun cahaya yang tidak pernah
dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada…?. Berapa banyak atom / zharrah
berukuran sangat kecill, bahkan nucleus / inti atom ( contoh rambut yang
dibelah 1 juta kali sampai bentuk yang paling terkecil yang tak dapat dibelah
lagi ), sehingga manusia tak bisa melihatnya,.. ternyata benda itu ada, ( manusia baru bisa melihatnya jika meletakan
benda tersebut ke bawah mikroskop yang amat kuat seperti mikroskop electron
pengembangan terakhir dari ilmu pengetahuan modern saat ini ).
Berapa banyak gelombang ( apa itu
gelombang radio, elektromagnetik, Listrik, dan lain-lain ) yang tak bisa
dilihat, tapi ternyata hal itu ada. Semua itu ada, tapi panca indera manusia
lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya. Kemampuan manusia
untuk melihat warna-pun hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu,
demikian juga dengan suara.
Terkadang sinar yang amat
menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia.
Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada yang tak
bisa didengar juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran manusia.
Jika untuk mengetahui keberadaan
ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui
keberadaan Sang Maha Pencipta…!!
Semoga kisah ini menjadi
pelajaran dan i’tibar bagi kita semua. Aamiin
Silahkan " BAGIKAN ",
Jika dinilai baik & bermanfaat bagi sahabat semua. Semoga menjadi kebaikan
Kita semua.
No comments:
Post a Comment