Photo

Photo

Friday, 15 November 2019

Bahaya Menyampaikan Ayat Al-Quran atau Hadis Sepotong-Sepotong


Ngaji Gus Baha'..

Dalam salah satu pengajiannya, Gus Baha' pernah menjelaskan mengenai bahaya dari mengutip suatu ayat, hadis maupun perkataan ulama secara sepotong-potong.

" Memang semenjak dunia medsos, dengan tanda kutip sudah kecelakaan. Mengutip perkataan tokoh atau apa hanya sepotong-potong, ” katanya.

Gus Baha menjelaskan mengenai fenomena banyaknya orang yamg menyampaikan sesuatu tidak secara utuh atau lengkap, dengan argumen mengikuti hadis nabi yang berbunyi, " Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat…”

Jika ditelaah, dalam kitab Sahih al-Bukhari, hadis ini masih terdapat lanjutannya...

Selain itu, hadis itu dalam kitab Imam al-Bukhari tidak dimasukkan dalam bab dakwah, tetapi malah dalam bab mengenai sesuatu yang diucapkan dari Bani Israel. Jadi, salah besar apabila hadis tersebut dijadikan dalil untuk berdakwah dengan modal ilmu yang minim.

Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan maksud hadis itu dalam kitab Fathul Bari bahwa hadis itu bermaksud agar para sahabat yang mendengarkan ayat yang diturunkan pada Rasulullah saw segera menyampaikannya pada sahabat lain. Sebab tidak semua sahabat dalam satu tempat saat suatu ayat turun.

“ Al-quran, kalau waqafnya salah, ya bahaya, misalnya begini, ada orang waqaf ( berhenti membaca ayat ) sembarangan di depan orang yang paham bahasa Arab, ” lanjut Gus Baha'

Gus Baha mengutip surat al-Baqarah ayat 26 : “ Sesungguhnya Allah tidak malu ( segan ) untuk membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih dari itu ”.

Misalkan saja, ada seseorang yang membaca ayat ini dengan membaca waqaf pada lafaz " la yastahyi…" Gus Baha mengatakan bahwa tentu ayat ini akan punya arti yang bahaya, yaitu Allah swt tidak mempunyai rasa malu.

“ Di Al-quran itu, ada waqaf yang haram, yaitu waqaf yang merusak makna, ” terang Gus Baha

Jadi ( maksud ) ballighu ‘anni walau ayat itu bukan ayat Al-quran yang potongan, akan tetapi ayat yang muhkamah,” tutur Gus Baha.

Apa yang disampaikan oleh Gus Baha memang benar apa adanya. Penjelasan atau penafsiran suatu ayat Al quran maupun hadis tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang dengan modal ayat yang sepotong-sepotong

Menjaga Keluhuran Adat Istiadat, Seni Dan Budaya Jawa


Jika menurutmu tidak bermanfaat, jangan disebarluaskan

Dulu mereka berpikir, saya di anggap berlebihan dalam menjaga keluhuran adat istiadat, seni dan budaya jawa. namun berjalannya waktu justru kini mereka sadar, bahwa selama ini mereka terlalu berlebihan memuja bangsa lain sehingga lupa asal usulnya.

Pesan saya :
Ojo wedi di ino
Ojo seneng di alem
Ora penting di anggep apik
Sing penting dadi wong becik

( jangan takut dihina, jangan senang dipuji, tidak penting di anggap baik, yang penting jadi orang baik )

Kowe kabeh sedulurku

Jika Mobil Mogok Di Perlintasan Kereta Api, Tekan Klakson Untuk Nyalakan Mesin


Ini penjelasannya…

Jika mobil anda mogok diperlintasan Kereta Api, apa yang akan kamu lakukan…? Yang pasti kamu akan panik dan mencoba menstarter mobil anda untuk menghidupkannya kembali. Namun, rata-rata usaha tersebut tidaklah berhasil dan sia-sia. Nah, kali ini kita akan belajar dari pengalaman seseorang yang dishare melalui jejaring sosial. Mudah-mudahan bermanfaat.

Barusan jam 7 pagi tadi, saya berangkat kerja seperti biasa menuju ke arah roxy melewati kolong jembatan yang baru dan juga rel perlintasan kereta api. Ketika mobil saya sedang pas diatas rel kereta api, tiba-tiba saja mesin mobil saya mati, dan pada pas itu juga sayup sayup terdengar bunyi tut… tut… tut… tut… tut…

Ternyata ada kereta api yang akan lewat. Saya tengok ke kanan, kereta sudah kelihatan, namun masih jauh.

Saya pun teringat kejadian 2 tahun lalu, saat om dan tante saya terjebak di atas rel kereta api di Surabaya

Mobil mereka tiba-tiba berhenti mendadak, tidak bisa dihidupkan. Mereka panik dan refleks saja om saya tekan klakson mobil berkali-kali dan waktu om saya coba starter lagi eh… mesin mobil hidup lagi dan saat itu kereta api udah benar-benar mendekat, semua orang di sekitar sudah pada berteriak, “ keluar… keluar... keluar… !! ” . Akhirnya selamat…!

Berdasarkan pengalaman tersebut, saya pun juga ikut mencoba membunyikan klakson, Saya bunyikan klakson terus. Eh… tiba-tiba tape mobil saya menyala. Dan mobil saya pun berhasil distarter. Antara percaya dan tidak, saya juga masih heran kok bisa ya nyala sendiri…?

Karena penasaran, saya pun mencari tau…

Mengapa mesin kendaraan bisa mati mendadak ketika melintasi rel kereta api…? Dan kenapa bisa hidup kembali setelah membunyikan klakson…? ini penjelasan ilmiahnya…?

Ternyata rel kereta api dapat menghantarkan listrik dan magnet yang sangat tinggi akibat gesekan yang terus menerus, dan medan magnet itu bisa tersimpan selama 3 jam, bayangkan kalau kereta berlalu lalang setiap 5 / 1 menit, berapa medan magnet yang di simpan rel itu…? dan akibatnya yaitu membuat mesin mobil atau sepeda motor bisa mati mendadak, jika kita terlalu lama di atas rel / medan magnet itu.

Akan tetapi itu bisa diatasi dengan bunyi yang tinggi seperti klakson dan ternyata memang berhasil memutuskan rangkaian listrik dan medan magnet di sekitarnya.

Teman-teman tolong SHARE info ini ya… karena banyak ditemui kecelakaan kereta api vs mobil / motor karena kendaraan mati mendadak di tengah rel Kereta Api.

Semoga Bermanfaat.

Bayangno Mas, Renungan Go Wong Lanang


Jalukan ku rak muluk²
Dadi bojoku ora harus alim, lugu, gak neko²
Mabuk oleh,
Judi karepmu,
Wedokan hakmu,
Aku grayangi awak ku dewe
Aku ora nuntut ndue bojo sempurna.. 
Setia alhamdulilah..
Jujur syukur,
Ngapusi hak mu.. 
Apik yo bojoku
Elek yo bojoku
Keno tak dandani ayo, rak keno tetep tak enteni..

Kabeh butuh waktu.. 
Merubah sifat wong ora semudah nyanyi pok ame ame belalang kupu kupu...

Yen galak ku
Omonganku
Amuk an ku
Ancamanku
Sindiranku
Dan kelucuan anak anak ora mampu merubah khilafan bojoku..
Cuma siji sing iso tak lakoni
" tak dongakno sak sadare "

Aku ora wedi di tinggal ngliyo...
Sing tak wedeni cuma siji.... 

Ketika bojoku lagi mabuk utowo sedang dalam maksiat bersama teman teman nya... 
Lagi enak enak e jogetan neng club atau lagi janjian karo PSK misale.. 

Ajal datang menjemput...
Seketika tanpa diberi waktu tobat.. 
Lalu bagaimana nasibnya di alam kubur nanti…? 

Aku bayangno betapa ngerinya mangkat numpak mobil mulih mulih di mot ambulance... 

Iki kanggo  wong lanang.. Untuk bahan renungan.. 
Bayangno pas mabuk jantungmu ngancing gagal napas mati...
Anak iseh cilik²...
Bojo iseh enom
Mati mlebu neroko.. 

Mulane wong wedok iku di Desain judas cerewet hobi nyindir dan di rancang kuat atine kuat ragane karna tugase SABAR menghadapi apapun masalahnya... 

Wong wedok iku rak pengen bojone gene gene
Pengene yo sehat panjang umur selamet... 
Wong wedok nglarang bojone ngrokok, nglarang bojone mendem, yo tujuane ben sing lanang ora gelis modar... 
Di tinggal wong sing di cintai iku sakit rasane..
Ditinggal selingkuh wae loro, opo meneh ditinggal mati...

Ketauilah para bapak bapak kejudasan istrimu semata mata ben koe ora cepet turu ning kuburan...

Dan waspadalah bapak bapak nek koe hobi mabuk nyabu ngrokok medok atau lain nya, bojomu biasa wae ora misoi ora ngandani mungkin bojomu wis siap kok tinggal modar

Trus golek liyane…

Koe modar bojomu dadi rondo koe mlebu neroko bojomu tambah ayu di pek wong liyo, bayangnoooo...

Tidak Usah Seperti NU


Tak Usahlah berkeinginan untuk memiliki kefahaman matang terhadap Al-Qur'an dan Al-Hadist seperti yang dimiliki oleh Prof.Dr.Muhammad Quraish Shihab, MA, karena kau hanya akan dituduh sebagai penganut Syiah.

Tak Usahlah Bercita-cita memiliki keluasan ilmu dan kelembutan tutur kata seperti yang dimiliki oleh KH.MUSTOFA BISRI, karena kau hanya akan dicap sebagai kaum liberal.

Tak Usahlah berangan-angan untuk memiliki keluasan ilmu Balaghah, dan Mantiq seperti DR. KH.Said Aqil Siradj, karena kau hanya akan dituduh antek Syiah, Liberal, dan Sekuler

Tak Usahlah meminta kepada Tuhan agar kau dijadikan orang yang ma'rifat seperti anugerah yang diperoleh KH.Abdurrahman Wahid, karena kau hanya akan dicap sebagai manusia sesat dan antek yahudi.

Tak Usahlah bersikap toleransi terhadap kaum minoritas bila ilmu engkau belum bisa memahami sikap pancasilais seorang DR. KH Nuril Arifin Husein, MBA  ( Gus Nuril ), sebab engkau akan dicap Kiyai Pendeta.

Tak usahlah engkau pandai dan hebat soal fiqih hadist seperti KH Sahal Mahfudz, salah satu sesepuh NU dan ulama sepuh no 1 di MUI, karena engkau akan di tuduh liberal dan melindungi syiah.

Tak usahlah kau belajar berfikir kritis menanggapi dogma-dogma agama dan giat menyerukan sains seperti Dawkins dan Hawking, karena kau hanya akan dicap sebagai Atheist.

Bertakbirlah sekencang-kencangnya di sepanjang kerumunan, maka kau akan dianggap sebagai kekasih Tuhan.

Berjubahlah dan bersopanlah dalam berbusana, monopolilah surga, dan tuduhlah kafir kepada sesama, maka kau akan dianggap sebagai ahli agama.

KH Marzuki Mustamar

Jangan Menyakiti Pemeluk Agama Lain


Ngaji Gus Baha'

Dulu, kata Gus Baha, saking semangatnya beragama, banyak dari Sahabat Nabi SAW menghina berhala Uza. Dapat serangan dari orang Islam, orang musyrik balik menyerang.

“ Tuhan kalian juga ‘jancuk’, ” teriak orang musyrik.

Karena umat waktu itu kisruh, saling menghina, yang muslim menghina orang musrik dan yang musyrik juga tak mau kalah menghina. Akhirnya Allah memerintahkan kepada Muhammad agar umatnya jangan saling menghina.

" Hai Muhammad, umatmu jangan menghina keyaknian lain. Nanti mereka menghina saya. Saya korbannya. ” Begitu dalam bahasa Gus Baha.

Dari kekisruhan itu turunlah ayat Alquran yang artinya : “ Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan…”

“ Jadi, jika kamu ingin agar Islam tidak disakiti, maka kamu jangan sakiti agama lain. Ini bagian dari mencintai Islam. Tidak menghina agama lain, hormat pada agama lain bukan karena ikrar. Tidak. Itu agar Islam tidak dihina. Ini bagian dari mencintai Islam, ” begitu kira-kira yang diutarakan oleh Gus Baha dalam satu kesempatan di Pesantren Lirboyo belum lama ini.

Shalawat Yang Tak Akan Sirna Pahalanya


Abul Hasan al-Bakri, Abu 'Umarah bin Zaid al-Madini dan Muhammad bin Ishaq al-Mathlabi meriwayatkan,

Suatu hari ketika Rasulullah berada di masjid, tiba-tiba seorang lelaki bercadar datang menemui beliau. Lelaki itu membuka cadar yang menutupi wajahnya dan berkata dengan fasih, " Salam sejahtera untukmu duhai manusia yang memiliki kemuliaan yang menjulang tinggi dan tak tertandingi…."

Nabi kemudian mendudukkan lelaki tersebut di antara beliau dan Abu Bakar radhiyallahu 'anhu. Abu Bakar memandangi lelaki tersebut kemudian berkata kepada Rasulullah , " Duhai Rasulullah, mengapa engkau meletakkannya di antara aku dan engkau sedangkan aku mengetahui bahwa di muka bumi ini tidak ada seseorang yang engkau cintai melebihi diriku…? "

Rasulullah kemudian bersabda, " Duhai Abu Bakar, Jibril memberitahuku bahwa lelaki ini suka bershalawat kepadaku dengan sebuah shalawat yang belum pernah dibaca oleh siapapun sebelumnya..."

Sayyidina Abu Bakar pun lantas berkata, " Duhai Rasulullah ajarkanlah kepadaku shalawat yang ia baca agar aku dapat bershalawat kepadamu dengannya…."

Rasulullah kemudian menyebutkan shalawat tersebut :

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد في الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ، وَفِي الْمَلأِ الأَعْلَى إِلَى يَوْمِ الْدِّينِ.

Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala a-li sayyidina muhammadin fil awwalina wal a-khirin, wa fil mala-il a'la ila yaumiddîn

Abu Bakar kemudian bertanya, " Duhai Rasulullah, apakah balasan yang akan diperoleh seseorang yang membaca shalawat ini…? "

Rasulullah menjawab, " Duhai Abu Bakar, engkau telah menanyakan sesuatu yang aku tidak mampu menghitungnya. Seandainya lautan menjadi tinta, pepohonan menjadi pena dan para malaikat menjadi juru tulis. Maka lautan akan kering, pepohonan akan habis sedangkan para malaikat belum selesai mencatat pahala shalawat ini..."

Hadits ini diriwayatkan oleh Abul Faraj dalam Al-Muthrib.

Agenda Menghancurkan Indonesia


Kalau ada warga bangsa yang percaya, bahwa  khilafah itu adalah upaya untuk memperjuangkan syariat Islam secara kaffah, maka ia adalah bagian dari korban proxy war.

Khilafah yang dicitakan para penganutnya sebagai sistem pemerintahan global di bawah seorang Imam,  atau khalifah, atau seorang amirul mukminin yang adil, sesungguhnya tidak memiliki dasar teologis dan praxis yang kuat.

Para ahli tafsir terkemuka berpendirian dengan tegas, bahwa tidak ada satu ayat pun di Al-Qur'an yang mewajibkan bagi umat Islam untuk mendirikan sistem pemerintahan atas dasar khilafah.

Sekiranya ditemukan  2 terma  khalifahfatu fil Ardy dalam dua ayat di Al-Qur'an, hal itu lebih dimaksudkan sebagai perintah kenabian dari Allah SWT.

Dalam dunia praxis kekinian,  tidak ada satu negara islam di muka bumi ini yang mempraktekkan konsep khilafah dalam sistem kenegaraan dan pemerintahannya, termasuk di negeri di  Timur Tengah.

Kebanyakan negeri-negeri di gurun pasir menganut sistem monarchi, dengan raja sebagai kepala negara dan pemerintahan, seperti Arab Saudi dan Yordania.

Sebagian yang lain menganut sistem demokrasi-presidential, di mana kepala negara dan pemerintahan  dipimpin seorang presiden, seperti Mesir, Iran, dan Irak.

Lantas... mengapa khilafah terus menguat...? bahkan bisa menghancurkan kedaulatan sebuah negara....?

Di sinilah Khilafah didisain sebagai strategi proyek politik global, dengan tujuan utama penguasaan sumberdaya.

Siapa pemain utamanya....?

Bisa berbentuk strong state atau korporasi multi nasional, bahkan bisa kedua-duanya.

Dulu di era kolonialisme, untuk menguasai dan mengambil alih sumberdaya sebuah negara, negeri adidaya perlu aneksasi wilayah dengan mengerahkan pasukan dan  alat tempur dalam jumlah besar, dan karenanya perlu biaya besar.

Kini di era revolusi industri dan post truth,  aneksasi dipandang tidak lagi efektif.

Melalui Proxy War, penguasa negeri adidaya dari jauh mengendalikan  peperangan  dengan lebih dulu mencipta pion-pion politik radikalis dan sparatis dalam sebuah negara yang diincar sumber daya nya.

Melalui soft-operation, para pion politik radikalis dan sparatis ini dibiayai dan dipersenjatai dengan tingkat militansi kelompok yang tinggi.  

Pada saat yang tepat, biasanya lewat momentum Pemilu,  digunakan untuk melawan dan menggulingkan Pemerintah yang sah. 

Saat yang sama melalui operasi fire house of falsehood',  sesama anak bangsa dibikin saling curiga, saling tidak percaya, saling membenci, bahkan saling menghabisi atas nama tegaknya negara khilafah.

Proyek politik global ini berhasil gemilang di negeri gurun pasir, melalui radikalis HT, IM, dan ISIS, menyusul keberhasilan di negeri Asia Selatan lewat pion-politik radikalis Al-Qaidah.

Di Afghanistan dan Pakistan, hingga kini terus perang saudara seolah tidak pernah tahu kapan berakhir.

Baik di negara Timur Tengah maupun Asia Selatan, kini yang tersisa adalah puing-puing kehancuran peradaban manusia.

Atas nama membela khilafah yang hanya utopi itu, jutaan nyawa manusia telah melayang, sementara jutaan anak dan ibu-ibu  menjadi pengungsi dan gelandangan.

Kini di Indonesia, setelah sumber minyak timur tengah dan asia selatan dikuasai dan dikuras habis oleh negara adi daya, kini Proxy War sedang beroperasi masif di Indonesia.

Pola nya hampir sama,  Radikalis dan Sparatis dididik, dibiayai, dan dipersenjatai.

Saat yang sama melakukan persetubuhan politik, dengan kelompok politik dalam negeri yang haus kekuasaan.

Gagal lewat momentum politik Pemilu 2019, karena Jokowi yang menang,  kini upaya menggulung habis Indonesia terus dicoba dengan mengoperasikan dua kekuatan sekaligus, yakni radikalis dan  sparatis.

Radikalis terus bergerak masif dengan isu khilafah, sementara kelompok sparatis  bergerak untuk isu referendum Papua merdeka.

Keduanya  dikesankan tidak berhubungan satu sama lain, dan  seolah-olah berdiri sendiri.

Tapi sebenarnya, keduanya dimanegeri oleh kekuatan yang sama dengan target politik yang sama pula, JOKOWI GAGAL DI PERIODE KEDUA, dan Indonesia menjadi luluh lantak seperti negeri di Timur Tengah.

Pertanyaanya, berhasilkah proxy war di Indonesia....? 

Jawabannya adalah, Selama TNI, Polri, dan Rakyat Nusantara masih bersatu padu untuk tegakkan NKRI, untuk tegakkan Pancasila dan UUD 1945, maka selama itu pula operasi proxy war pasti akan  gagal, dan sebaliknya.

Proxy War boleh berhasil di Asia Selatan dan Timur Tengah, karena di negera-negara tersebut tidak memiliki Pancasila.

Karena di negera-negara tersebut, justru militer nya yang terpecah-belah dan haus kekuasan, tapi tidak di Indonesia.

Jadi sekali lagi, tidak di Indonesia.

Demi keutuhan dan kejayaan negeri,  bersatulah TNI-Polri.

Gulung musuh-musuhmu, dengan kekuatan juang dan patriotmu.

Rahayu

“ Carilah Ulama Yang Benar Anakku , Yang Hidup Dan Ibadahnya Tidak Mengharapkan Surga “


Dikisahkan ada seorang Pemuda Ahli Maksiat yang mencari cari Ulama untuk jadikan Gurunya.

Sang Pemuda mencari Ulama sebab ibunya sebelum wafat berwasiat “ Carilah Ulama Yang Benar anakku yang hidupnya tidak mengharapkan Syurga tetapi takut akan Neraka “.

Sang Pemuda mulai mencari Ulama yang dimaksudkan ibunya dan bertemulah Sang Pemuda dengan Ulama Alim dan bertanya, " Wahai Ulama Alim apakah engkau hidup dan beribadah karena Syurga…? ", " Ya betul wahai Anak Muda, hidup ini hanyalah pilihan antara Syurga dan Neraka." Jawab Ulama Alim itu. " Terima kasih jawabannya wahai Ulama Alim…! " Jawab Sang Pemuda yang sangat simple.

Sang Pemuda berfikir ini bukan Ulama yang dimaksudkan ibuku.

Suatu saat Sang Pemuda bertemu lagi dengan Ulama Alim dan bertanya, " Wahai Ulama Alim apakah engkau hidup dan beribadah kerana Syurga…? "

" Ya betul wahai Anak Muda, hidupku hanya tertuju kepada Syurga kerana Syurga adalah tempat yang dijanjikan Allah untuk orang yang taat dan aku berani mati untuk Syurga…." Jawab Ulama Alim itu.

" Terima kasih jawabannya wahai Ulama Alim…! " Jawab Sang Pemuda yang sangat simple.

Lagi Sang Pemuda berfikir ini bukan Ulama yang dimaksudkan ibuku.

Sang pemuda terus mencari cari Ulama yang dimaksudkan ibunya tetapi tidak berjumpa juga.

Suatu masa, Sang Pemuda memberanikan diri untuk menemui Imam Al Ghazali r.a, Sang Sufi yang sangat tersohor namanya.

Sang pemuda bertemu dengan Sang Sufi dan bertanya kepada Imam Al Ghazali, " Wahai Hujjatul apakah engkau beribadah kerana Syurga…? "

Imam Al Ghazali tersenyum lalu menjawab dengan lembut.

 " Ketahuilah Anak Muda, Syurga hanyalah ciptaanNya, bukan Maha Pencipta dan jika aku beribadah kerana Syurga nescaya aku adalah yang menduakan Allah SWT..."

" Jadi kerana apakah engkau beribadah wahai Hujjatul….? "

" Aku beribadah semata mata kerana CINTA ku kepada Tuhanku…" Jawab Sang Hujjatul.

Sang pemuda menangis seraya berseru, " Ibu, aku sudah bertemu Ulama yang engkau maksudkan..."

Maka terdengarlah suara ghaib, " Ikutilah dia wahai anakku. Sesungguhnya dia adalah Ulama Sejati yang hidup dan ibadahnya tidak berharap Syurga seperti halnya Para Sahabat..."

Berkata imam alghazali dalam kita nya Bidayah “ Lari engkau dari ulama Shu' seperti larinya engkau Dari kejaran Harimau…”

Wallahu alam

Mendidik Anak “ Jangan Berani Kepada Anak, Nanti Kalian Bisa Celaka, ”


Ngaji Gus Baha...
     
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab dengan sebutan Gus Baha’ punya cara pandang yang tak lazim terkait pola mendidik anak. Beliau dalam suatu kesempatan pernah menyampaikan bahwa, “ jangan berani kepada anak, nanti kalian bisa celaka, ” kata beliau menggunakan bahasa jawa di salah satu forum pengajian di Surabaya tempo dulu.

Kemudian beliau melanjutkan, “ bagi saya, yang selalu mendengar, jangan berani sama orang tua, nanti celaka ”. Gus Baha’ membalik kalimat tersebut, bahwa anak harus dihormati.

Anak selamanya adalah anak
Gus Baha’ menjelaskan bahwa anak mempunyai ikatan yang tidak akan putus. Berbeda dengan istri, ketika cerai maka hak dan kewajiban yang pernah melekat akan gugur seketika.

Ikatan yang tak akan putus tersebut, meskipun jika anak mempunyai kelakuan yang nakal, mbedugal dan ndableg, mereka akan tetap menjadi anak, bahkan jika anak dan orang tua saling berjanji tidak mau mengakui hubungan mereka, maka tetap saja secara syariat mereka tetap mempunyai hubungan, jika salah satu di antara mereka yang meninggal dunia, maka warisan tetap berlaku. Jika perempuan, maka walinya tetap saja adalah ayahnya.

Begitulah anak. Statusnya akan selalu melekat tanpa sekat.

Anak adalah penerus Kalimat Tauhid

Gus Baha’ memberikan poin penting tentang kalimat tauhid. Baginya, kalimat tauhid adalah kalimat kebenaran yang universal dan absolut. Sehingga jika kalimat tersebut diucapkan oleh orang gila sekalipun, kalimat tersebut akan selalu benar.

Kebenaran kalimat tauhid tidak bisa dimonopoli oleh siapapun. Meskipun diucapkan oleh seorang pendosa sekalipun kalimat tauhid tidak menjadi hina, begitu pula jika diucapkan oleh orang saleh sekalipun kalimat tersebut juga tidak akan bertambah mulia.

Siapapun orang yang mengucapkan kalimat tauhid akan menjadi mulia, siapapun orangnya. Sebab itulah Gus Baha’ menghormati anaknya, sebab anaknyalah yang kelak akan meneruskan kalimat tauhid tersebut.

Tumbal Tanah Jawa


Tanah Jowo, jika dilihat dari Negara lain, laksana istana berlian, terang seperti lampu. Seluruh orang di dunia ingin datang dan ingin memiliki pulau Jawa.

Pada waktu itu, pulau Jawa angkernya bukan main, setiap ada orang yang mau datang ke pulau Jawa, belum sampai menginjakkan kakinya, sudah meninggal dunia.

Karena pulau Jawa dihuni oleh jutaan bangsa jin, rajanya jin bernama Eyang Noyo Genggong. Alhasil, seluruh dunia, tidak ada yang bisa menaklukkan tanah Jawa.

Ada satu orang yang punya kekuatan ampuh, namanya Syeh Ghobah. Dia berhasil masuk ke pulau Jawa, karena kesaktiannya itu, semua bangsa jin tidak berani melawannya.

Demi anak cucu supaya bisa tinggal di tanah Jawa, Syeh Ghobah melakukan tirakat di Gunung Tidar selama 200 tahun. Meskipun Syeh Ghobah sakti, tapi dia tetap tidak bisa mengusir para demit dan kerajaannya.

Sekali lagi, seluruh dunia tidak ada yang bisa menaklukkan angkernya tanah Jawa.

Yang bisa menaklukkan pulau Jawa cuma cucunya Kanjeng Nabi, yakni Sayyid Muhammad Al-Baqir, dikenal dengan nama Syekh Subakir.

Syekh Subakir masuk ke pulau Jawa dan mengusir para demit priprayangan dengan menggunakan kalimat.

سبحان من اهتجب بجبرته عن خلقه ولاعين تراه لاندا ولاندا سواه

“ Subhana man ihtajaba bijabarutihi an kholqihi wala ainun tarohu la nidda wa la nidda siwahu. ”

Ketika kalimat diatas dibaca oleh Syekh Subakir, seketika itu juga tanah Jawa langsung gonjang ganjing. Kerajaan jin yang selama ini menguasai jagat langsung hancur berantakan, para demit lari berhamburan menuju laut selatan. Semua jin penghuni tanah Jawa habis, yang tersisa cuma rajanya, Eyang Noyo Genggong.

Eyang Noyo Genggong menghampiri Syekh Subakir yang sedang wiridan dan mengajaknya singgah ke kerajaan jin yang bermarkas di Alas Purwo.

Eyang Noyo Genggong lalu berkata :

“ Sayyid....! bala tentaraku poro demit priprayangan wes nyingkreh tekok tanah Jowo, manggon nang segoro kidol. Tapi Sayyid, Monggo pulau Jowo niki disawang tekok wetan, pulau Jowo niki koyok prahu mereng ngidol. Artine anak putune Sayyid ora bakal krasan manggon nang tanah seng miring ngidol. ”

Sayyid Muhammad al-Baqir lalu meminta bantuan kepada malaikat untuk mengangkat pulau Jawa agar tidak miring ke selatan.

Eyang Noyo Genggong lalu melanjutkan :

“ Sayyid…! Senajan tanah Jowo niki saget jejek, tapi suatu saat tanah Jowo niki saget mereng ngidol maneh, amergo pulau Jowo niki letak e ten nduwure ombak segoro. Supoyo ora kesusu mereng ngidol, monggo dipon paring tumbal…”

Tumbalnya pun dipasang, siapa tumbalnya itu…?

Mereka adalah anak cucunya Kanjeng Nabi yang dikenal dengan sebutan Wali Songo. Makanya seluruh makamnya Wali Songo ada di utara Jawa.

Suatu hari nanti, kalau tumbal-tumbal itu sudah tidak dihiraukan lagi, maka tumbalnya akan kembali ke tanah suci, gelem ora gelem, pulau Jowo bakal mereng ngidol maneh.

Pertanyaannya sekarang, apakah tanah Jawa sudah kembali miring ke selatan…?

Jawabannya: sudah.

Kemarin Gunung kelud meletus, arah meletusnya ke timur dan utara. Menurut perkiraan, Pare dan Mojokerto bakal hancur terkena lahar panas. Tapi anehnya, lahar yang ambyor ke timur dan utara puter ke arah barat, naik ke gunung, lalu anjlok nang segoro kidol.

Ini menandakan bahwa pulau Jawa ini sudah miring ke selatan.

Pantes nek bencana ora pernah leren, gempa bumi dan sunami, mergo pulau Jowo wes mablek tekok asale, mereng…! Makanya Eyang Ronggowarsito ( Syekh Burhanuddin ) dawuh :

“ Dimulai dari jaman Jepang, tidak sampai 500 tahun, pulau Jawa bakal kelem menjadi lautan...”

Wallahu A’lam.

* Kisah ini disarikan dari Ngaji Mbah Kyai Husein Ilyas Mojokerto pada 7 Mei 2017 di Mojokerto.

Umat Muslim Haram Pakai Cadar


Sebelum Njenengan Menyimpulkan dan setuju Bahwa Ummat Muslim Haram pakai Cadar, Monggo di simak coretan berikut ini :

Fenomena cadar menjadi menarik ketika diangkat ke ranah publik. Banyak pihak yang mau bicara atau turut berkomentar tapi " takut " ketika dibenturkan dengan konsep agama. Apalagi ketika berhadapan dengan tudingan penghinaan atas syariat Islam.

Mari kita coba telaah secara lugas, tidak ada yang perlu disembunyikan. Pada umumnya ketika berbicara masalah cadar, tidak ada satupun rujukan dari Al Quran dan jumhuriyah ulama sedunia sudah sepakat bahwa wajah wanita bukanlah aurat.

Adapun pemakaian cadar adalah tafsir atas kewajiban bagi wanita untuk melindungi diri. Sekali lagi, dalam hal ini adalah tafsir. Bukan asli nash suci Islam. Sehingga masalah yang muncul adalah pada tataran khilafiyah. Maka sampai kapanpun tetap menjadi khilafiyah.

Dan khilafiyah inipun sebenarnya hanya berlaku bagi kaum Muslimin yang mengenal Madzhab. Jika ada golongan anti madzhab dan merasa ingin istiqomah untuk " kembali ke Quran Hadits ", maka tidak layak juga membawa-bawa Qoul Qodim Imam Syafi'ie, pendapat Imam Hanbali maupun pemikiran minoritas Syiah konservatif yang mewajibkan cadar.

Mengapa….? Sebab mereka tidak mengenal madzhab, jadi ya harus konsisten. Jangan bawa-bawa pendapat atau tafsir para Imam Madzhab beserta Imam Mujtahidnya sebagai pembenaran atas cadar.

Jika kita jujur dalam penilaian secara subjektif ( objektif dalam hal ini hanyalah kumpulan subjektif secara mayoritas ) dalam konteks keindonesiaan masa kini, pertama: aslinya memang tidak ada hubungan antara cadar dengan radikalisme atau terorisme. Tapi ketika ada teroris tertangkap jika masih berhubungan dengan istrinya / sefaham, keseluruhan dari mereka bisa dipastikan “ bercadar. “

Kedua, mengapa hampir keseluruhan wanita bercadar itu cenderung asocial…? Hanya satu-dua saja yang bercadar dan tetap bergaul sebagaimana mestinya di lingkungan masyarakat. Artinya, bukan masyarakat yang mendiskriminasi atau menyingkirkan, melainkan merekalah yang menarik diri dari pergaulan sosial. Dan yang bergaul dengan baik di masyarakat umumnya juga diterima dengan baik, tidak didiskriminasikan.

Selanjutnya, kita menjadi jelas di sini, bahwa urusannya bukanlah sekedar adat kebiasaan masyarakat di Indonesia, tetapi sudah lebih dari itu. Ketika berhadapan dengan berbagai aturan sosial atau lembaga. Ada waktu-waktu tertentu yang memang harus melepaskan cadarnya. Sebagai bentuk ketaatan aturan ulil amri setempat.

Kita tetap berpegang teguh: memaksa orang lain memakai cadar maupun memaksa orang lain melepaskan cadar sama-sama bertentangan dengan kemanusiaan yang adil dan beradab. Sehingga dalam hal ini kita harus tetap proporsional menempatkan cadar sebagaimana mestinya.

Kita hormati mereka yang bercadar, dan yang bercadar juga wajib menghormati tata aturan yang diberlakukan sebagai bentuk ketaatan sosial kita. Tanpa perlu saling mencaci maki atau merendahkan, saatnya kita bergandeng tangan sebagai anak bangsa Indonesia.

Nah…, Setuju kan Kalau Ummat Muslim Haram pakai Cadar…? Kalau Muslimat Ya masalah Khilafiyah

Modus Operasi Baru Pencurian Kendaraan


Modus operandi baru di resepsi pernikahan..

Muncul orang necis berbusana rapi sungguh baik hati menemui....

Namun…

Waspada Modus Penipuan dilakukan ditempat resepsi Pernikahan

Seorang  menampilkan diri  simpatik tutur katanya.

Meyakinkan layaknya Panitia  namun sebenarnya  mereka Panitia Gadungan / Palsu.

Modus Sang Panitia Palsu masuk ruangan dan berbisik dengan seorang tamu meminjam Kunci Motor / Mobil untuk di geser.

Dipindahkan karna ada mobil mau keluar, dan akhirnya diberikan tanpa curiga.

Sebenarnya mereka sudah mengawasi tamu yang datang dan memarkir kendaraannya.

Akibatnya,
Ditunggu lama kunci tak dikembalikan, keluarlah  dari gedung pemilik kunci tersebut, setelah dicek mobil sudah tidak ada ditempat

Ternyata…

Panitia Palsu tadi yang minta kunci sudah lenyap dengan membawa mobilnya.

Waspadalah, Modus inipun berlaku juga untuk kendaraan roda 2.

Oleh karena itu lebih amannya…
Pindahkanlah sendiri Motor / Mobil anda, jika diberitau orang.

Jangan lugu terlalu percaya dengan menyerahkan kunci kepada orang yang tidak anda kenal.

Cerita pengalaman dari orang yang pernah mengalami....

Semoga bermanfaat  siapapun menjadi waspada.

Wednesday, 6 November 2019

Televisi Saja Kamu Jadikan Sanad, Ko’ Imam Syafi'i Tidak Kamu Jadikan Sanad …?


Ngaji Gus Baha’ “ Televisi Saja Kamu Jadikan Sanad, Ko’ Imam Syafi'i Tidak Kamu Jadikan Sanad …?

Dalam pengajiannya, Gus Baha' menerangkan tentang ciri ahlussunnah wal jama'ah dizaman akhir.

Ciri ahlussunnah dizaman akhir itu, dalam aqidah menganut Abu Hasan Al Asy'ari dan menganut Imam Abu Mansur Al Maturidi.

Dalam fiqih mengikuti salah satu mazhab 4 yaitu : Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i Atau Imam Ahmad Bin Hambal. dan dalam tasawuf mengikuti salah satu mazhab antara Abbul Qosim Al-Junaidi Atau Imam Ghozali.

Mengapa menjadi definisi begitu…? Karena, dulu firqoh di arab banyak yang menentang. “ Itu pengertian apa…? ” Nabi tidak pernah menjelaskan begitu.

Kalian jangan terjebak dengan ucapan mereka, bahwa Nabi tidak pernah mengeluarkan definisi tentang ciri ahlussunnah wal jama'ah seperti itu. ya tentu nabi tidak akan mengatakan seperti itu, karena di zaman nabi belum ada Imam Ghozali, belum ada Abbul Qosim Al Junaidi.

Tapi kita percaya dengan definisi seperti itu. Mengapa? Karena kita percaya bahwa aswaja itu, orang yang seperti di katakana nabi :

“ Ma ana alaihil yauma wa ashabi ”
Yaitu “ Orang yang mengikuti perilaku saya dan mengikuti para sahabat saya. ”

Itu teks yang disampaikan nabi. Lalu kenapa kita harus menyebut nama imam-imam kita dan sanad kita…? Karena kalau kita tidak menyebut sanad, akan muncul pertanyaan.

“ Kamu ko’ bisa tahu Shahabat melakukan itu kata siapa…? ” jawabnya “ Kata guru saya. ” Kita kan tidak bisa langsung mengatakan “ kata Nabi

Kata Nabi itu yang meriwayatkan siapa…? Contoh Imam Bukhori. Imam Bukhori itu siapa…? Beliau itu muridnya Imam Syafi'i. Karena Imam Bukhori itu periodenya setelah Imam Syafi'i. Saya hafal sanadnya Imam Bukhori sampai ke Rasulullah Saw. Dan saya ( GUS BAHA'-red ) punya sanad sampai Imam Bukhori.

Misalkan kalian ditanya, “ kamu tahu Amerika…? ”

Terus kamu jawab “ Tahu...”

“ Ko’ bisa tahu Amerika…?

Dan kamu jawab “ lihat di TV….”

Televisi saja kamu jadikan sanad kok Imam Syafi'i tidak kamu jadikan sanad.

Misalkan lagi. “ Kamu ko’ tahu kalau ketua DPR tersangka….? ”

“ Kata TV….”.

Sanadmu dari mana….?

“ Kan dari TV….”

Dan misal kamu bilang “ tahu sendiri ” itu tidak mungkin, kan tidak mungkin kamu tahu sendiri ketika ada sidang di KPK.

Contoh lagi, misalkan kamu ditanya suatu hal, terus kamu jawab “ Nabi itu berkata gini, jadi tak perlu Ulama, harus ke Nabi saja langsung. Lha kamu ko’ tahu kalau Nabi bilang seperti itu kata siapa…?. Apa kamu mau jawab lewat mimpi…? Akhirnya mau tidak mau kamu harus menyebutkan guru.

Makanya ada tradisi menyebut Sanad, atau disebut juga menyebut Ulama. Tapi orang-orang sekarang juga kadang bodoh. Ada orang yang bilang nggak usah lewat Ulama, yang penting langsung ke Nabi. Ulama bisa salah, kalau Nabi kan tidak bisa salah.

Lha kamu itu ko’ bisa bilang kalau Nabi tidak bisa salah kata siapa…? Jawabmu pasti “ kata Ulama atau kata guru. ” Padahal katanya tidak percaya Ulama….?

Makanya kalau bodoh jangan kebangetan. Apalagi sudah bodoh ngajak-ngajak lagi. Dan saya juga heran dengan orang model seperti itu. Bodoh kok bisa seperti itu sanadnya gimana.

Itulah mengapa, masyur di dalam ilmu Thariqah dan ilmu Hakikat pepatah yang bilang begini :

“ Laula Murobbi Lamma arofna robbi, wa laulal ulama lamma arofnal ambiya ”

“ Umpama tidak ada yang mendidikku tentu kita tidak tahu Tuhan ku itu siapa, Dan umpama tidak ada ulama tentu kita tidak tahu para Nabi "

Kita mengetahui Tuhan karena ada yang mengajari. Kamu tidak mungkin bisa mengetahui Tuhan secara langsung. Tapi diajari guru, bahwa Allah itu Wujud, Qidam Baqa dan seterusnya. Anehnya kadang dikenalkan oleh gurunya terus lama-lama sombong, malah membantah gurunya. Tapi itu sekedar sombong saja, hakikatnya tetap saja mengetahui Allah itu lewat guru.

Misalnya lagi kamu tahu Nabi lewat saya. Saya itu muridnya Kyai Maimoen, Kyai Maimoen muridnya Kyai Zubair, Kyai Zubair muridnya Kyai Faqih Maskumambang, Kyai Faqih muridnya Kyai Mahfudh Tremas, Kyai Mahfudh itu murid Sayyid Abu Bakar Satho' yang mengarang kitab I'anatut Tholibin, beliau muridnya Sayyid Zaini Dahlan, muridnya Syech Ustman Addimyati terus sampai ke Imam Syafi'i. Nah Imam Syafi'i muridnya Imam Malik yang punya guru Ibnu Sihab Azzuhri punya guru Imam Nafi' punya guru ABDULLAH Bin UMAR yang bertemu Rasulullah Saw.

Kamu harus hafal sanad, kalau tidak hafal ya nitip saja tidak apa-apa. Pokoknya, kata Gus Baha', begitu saja. Lah iya gampang saja kan lebih gampang sudah ada yang ahli. Tanya saja selesai.

Kemudian agar klaim tentang Nabi tidak bias, maka buatlah kriteria siapa sanadnya yang paling akurat tentang tauhid. Kita menyebut Abu Hasan Al Asy'ari dan Abu Mansur Al Maturidi. Siapa yang paling akurat dalam sanad Ilmu Tasawuf. Kita menyebut Abbul Qosim Al-Junaidi dan Imam Ghozali. Siapa yang paling akurat dalam Sanad Fiqih. Kita menyebut Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Ibnu Hambal, ini sesuai periode.

Karena Imam Syafi'i itu lahir ketika hari wafatnya Abu Hanifah. Yang jelas tahunnya sama. Sehingga kita harus nyebut Abu Hanifah dulu karena lebih senior.

Wallahu’alam Bisshawab.

Perintah Kaisar Naga : 4890 - 4894

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4890-4894 Dunia tangga ketujuh adalah padang bintang, tanpa aura dan tanpa makhluk hidup! Yang ada hanya seorang ...