Mengapa Engkau Membenci Jokowi...
Mengapa anak kesayangan si mbok
begitu benci kepada pak Jokowi….?
“ Selalu larut kau pulang , le. “
Kata si mbok ketika membukakan pintu untuk putra tertuanya .
“ Mbok tak tahu apa yang kau
kerjakan di langgar sampai selarut ini. Lihatlah badan kau sudah kurus. Mata
cekung. Nanti sakit kau. Siapa yang repot…? “ sambung si mbok dengan celotehnya
seraya masuk kekamar .
“ Tenang sajalah Mbok... Aku
sedang berjuang mencerahkan masyarakat kampung agar mereka tidak salah pilih
dalam pemilu nanti .”
“ Apa hubungannya dengan kau…? Si
mbok menengok kebelakang kearah anaknya yang duduk di kursi meja makan .
“ Aku dapat tugas dari Jakarta,
mbok…. Ini tugas maha penting untuk kemaslahatan umat .“
“ Tak paham aku. Dan lagi sejak
setahun lalu kau tidak lagi kembali ke Jakarta. Tak enak anak bujang tinggal
dikampung tanpa penghasilan. Untuk beli rokok saja kau tergantung dari adikmu
yang supir angkot… “
“ Mbok berdoa sajalah. Setelah
Pemilu semua akan lebih baik nasib kita. Kezoliman harus dihentikan. Dan itu
hanya lewat Pemilu….“
“ Tak paham aku….“
Si mbok masuk kamar .
Bejo terhenyak di ruang tengah
sambil menghisap rokok dalam dalam. Pikirannya jauh entah kemana ...
Keesokan paginya setelah pulang
dari langgar untuk sholat Subuh, diteras rumahnya sudah ada paman nya...
“ Paman “ kata Bejo seraya
menudukkan tubuh seraya menyalami pamannya .
“ Duduklah lee. Paman mau bicara
,” kata pamannya. Si Mbok, segera berdiri masuk kedalam rumah. Bejo mengambil
tempat duduk berhadapan dengan pamannya .
Pamannya belumlah terlalu tua. Ia
adik ibunya. Namun sebagai pedagang dia memang tergolong terhormat di kampung.
Bukan karena hartanya tetapi karena gemar berbagi kepada siapapun. Termasuk
menjaga ponakan dan handai tolan .
“ Paman dapat cerita dari Mbok mu
,“ kata paman seraya menatap matanya dengan tajam .
" Ada apa sebenarnya yang
terjadi dengan mu…? "
Bejo hanya diam .
“ Bicaralah lee. Paman ini
pengganti Ayahmu. Setelah kalian Yatim, paman yang menanggung biaya kalian.
Termasuk biaya kuliah mu di Jakarta. Tadinya paman senang ketika dapat kabar
kau sudah bekerja di Bank tetapi sekarang paman baru tahu kau berhenti kerja .
Sudah setahun dikampung kau
semakin tidak jelas hidupmu. Ada apa ?”
Bejo tetap diam .
Pamannya terus menghisap rokok
sambil menatap kearah jalan raya. Sekali kali dia mengangguk ketika orang
menyapanya .
“ Paman ,” kata bejo dengan
santun .
“ Boleh kita diskusi…? Maaf kalau
keponakanmu ini lancang .“
“ Bicarahlah. Kau bukan lagi anak
anak. Apalagi kau sudah sarjana .“
“ Aku harus berjuang agar Pemilu
nanti bisa menjatuhkan rezim yang berkuasa. Target kami adalah mengganti sistem
yang ada. Sistem yang ada sekarang ini tidak diridhoi Allah. Karena Pancasila
itu tidak sesuai dengan Syariah Islam ."
“ Jadi rencana kau dan teman temanmu
mau mengganti Pancasila…? "
“ Ya Paman .”
“ Coba sebutkan dengan bahasa
sederhana Syariah yang kau maksud. Kalau kau bisa yakinkan paman orang kampung
ini, maka tentu bisa meyakinkan orang lain yang lebih pintar .“
“ Begini paman. Negeri ini tidak
akan mendapatkan rahmat Allah kalau tidak didirikan atas Tauhid ," katanya
.
" Ya, kamu benar. Itulah
Ketuhanan Yang Maha Esa ."
" Tapi pamah juga harus
paham landasan Tuhan harus teraktual kan dalam bentuk Kemanusiaan. Jadi agama
dalam perbuatan akhlak mulia ," kata Buyung lagi dengan tangkas .
" Benar, Anakku . . . !
Itulah Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ," kata pamannya .
" Tapi ada lagi . . . . .
"
" Apa , sebutkan…! "
" Itu harus memastikan rasa
aman dan damai bagi berbagai kaum dan kelompok yang berbeda. Karena Islam itu
rahmatanlilamin yang menjamin mereka yang berbeda dapat bersatu tanpa
berseteru ."
" Benar, Anakku. Itulah
Persatuan Indonesia ."
" Tapi ada lagi bahwa
kepemimpinan atas dasar kerakyatan dan dilaksanakan atas dasar musyawarah bagi
mereka yang hikmat dan bijaksana ," katanya dengan retorika utopia .
" Oh itu kan Kerakyatan yang
dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
Ya kan ," kata Paman .
" Tapi . . . . ."
" Apalagi . . . . ."
" Tujuan akhirnya adalah
keadilan sosial. Itu tujuan dari berdirinya negara. Adil itu dekat kepada Takwa
".
" Ya Anakku. Itu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indoensia "
“ Paman . . . . .” Bejo berusaha
menjelaskan lebih jauh .
" Benar . . . . . Kamu hebat
bisa paham syariah bahwa itu adalah Pancasila itu sendiri . Ada lagi…?
" Ya . . . Paman . . .
Tetapi sistem yang ada sekarang banyak orang korupsi ”
" Kalau orang Islam korupsi,
mencuri apakah itu sama dengan agama Islam yang salah…? Engga kan. Yang salah
itu manusianya. Begitu juga dengan Pancasila. Kalau ada yang korup, itu bukan
Pancasila yang salah tetapi orangnya salah. Hati hati kau menilai dan
menghakimi sesuatu bila pengetahuan kau tidak cukup. Nanti kau nampak bodoh
dihadapan orang lain…."
Pamannya menatap mata bejo denga
keras .”
" Ada lagi yang mau dibahas
, lee… ? "
“ Tetapi rezim sekarang sudah
menyimpang dari keadilan sosial. Kemiskinan terus bertambah. Harga semua naik.
BUMN dijual ke asing. Dan semakin jauh dari ulama. Kita harus berjuang akan ini
bisa dihentikan….”
“ Lee…. Paman ini hidup dari
sejak dari beberapa presiden sampai kini presiden ke tujuh. Baru kini kegiatan
ekonomi didesa begitu bergairah. Jalan begitu bagusnya. Mudah kita membawa hasil
tani ke kota. Irigasi terbangun meluas . KIta dapat produksi padi lebih mudah.
Butuh modal juga mudah dan murah daripada pinjam ke rentenir. BPR tumbuh pesat.
Kini sudah ada pula Bank wakaf. Kalau sekarang orang miskin maka itu yang salah
dirinya sendiri karena dia malas seperti kau ini. Tetapi kalau dia terus
bekerja keras, hanya masalah waktu dia akan makmur. Karena semua untuk itu kini
tersedia. Yang penting sabar dan terus kerja keras . . .”
“ Tetapi harga semua naik... “
“ Kenapa pula kau pusing kan soal
harga naik. Dari dulu harga terus naik. Kau harus pikirkan bagaimana
penghasilan bisa meningkat agar mampu membeli berapapun harga dipasar. Kau
sarjana. Cerahkan rakyat kampung agar mereka bisa meningkatkan
penghasilannya. Bukan memprovokasi mereka membenci kepada pemerintah dan
memberikan angin sorga agar memilih jagoan kau. Itu racun anakku .“
“ Paman, bukan itu saja. Saat
sekarang negara kita tergadaikan dengan asing karena hutang. BUMN terpaksa
dijual. Aku tahu betul itu, paman. Kita harus selamatkan bangsa ini ”
“ Kalau kau maksud Jokowi itu
biang masalah sehingga membuat negeri ini tergadaikan. Paman jadi bertanya
dengan kau .
Jokowi itu hanya menang tipis
dengan Prabowo. Partainya pun bukan mayoritas di DPR. Manapula kekuatan seperti
ini bisa menjual negeri kini kepada asing. Belum dia jual sudah jatuh dia oleh
kekuatan DPR . Entahlah Lee…, paman ini orang kampung tetapi tidak terlalu
bodoh untuk memahami aturan main negeri ini .
Tak baik orang terpelajar seperti
kau ini sibuk mencari cari kesalahan pemerintah sementara kau sendiri untuk
beli rokok uang dari adikmu ."
“ Paman saya tahu betul soal
Jokowi itu. Dia Penipu. Pembohong. Munafik ”
“ Lee, kau orang Jawa. Harus
berakal. Harus bedakan mendengar dari orang tentang Jokowi dengan mengenal
seorang Jokowi .
Kau tidak mengenal Jokowi. Siapa
kau sehingga sangat yakin tahu segala galanya tentang Jokowi . . . ? Sehingga
merasa benar mengadili Jokowi dengan prasangka burukmu. Sikap kau itu akan
menjauhkan rezeki dan mengeraskan hatimu. Mungkin Jokowi sudah memaafkan mu
tetapi sebaiknya kau mulai membersihkan hati agar hidup kau tenang dan fokus
mengubah hidupmu lebih baik .”
“ Pilihan saya bukan Jokowi,
Paman…. ”
“ Itu hak kau. Bukan urusan paman
.”
“ Terima kasih Paman sudah
mengerti sikapku .”
“ Aku tidak mengerti Lee...
Karena sampai kini paman tidak pernah mendengar siapa yang menentang Jokowi
menyampaikan gagasan yang lebih baik dari Jokowi. Mereka hanya bisa menebar
kebohongan untuk mengundang kebencian orang lain terhadap Jokowi. Sementara
Jokowi tidak pernah menyalahkan mereka. Dan tidak membalas hujatan mereka ."
“ Baiklah paman. Boleh tahu
mengapa paman memilih Jokowi….? "
“ Karena dia paling banyak di
fitnah dan di hujat. Agama mengajarkan kita, kalau ingin memilih pemimpin maka
pilihlah yang paling banyak di fitnah dan dia sendiri tidak pernah membalas
fitnah itu. Dia sabar dan tersenyum menyikapinya. Itu artinya dia orang baik.
Itu sifat penerus Nabi. Paham kau .“
“ Paham paman .”
“ Paman hanya ingin kamu kembali
kedunia nyata. Tak elok menggantang asap dan melukis diawang awang, sementara
hidup kau tak berubah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Malulah sebagai
putra Jawa. Jangan rusak tradisi keluarga kita...
No comments:
Post a Comment