Seorang murid bertanya kepada GURU nya Imam Al Ghazali
“ Syeikh, bukankah dzikir bisa membuat seorang beriman lebih
dekat dengan Allah Ta’ala dan syaitan akan berlari jauh darinya…? ”
“ Benar, ” Jawab Imam al-Ghazali.
“ Namun kenapa ada orang yang semakin rajin berdzikir justeru
malah semakin dekat dengan syaitan…? ” Lanjut sang murid.
Gurunya yang diberi gelar Hujjatul Islam ini pun bertutur, “ Bagaimana
pendapat-mu, Jika ada orang yang mengusir anjing, namun dia masih menyimpan
tulang dan berbagai makanan kesukaan anjing di sekitarnya….? ”
“ Tentu, anjing itu akan kembali datang setelah diusir. ” jawab
sang murid.
Imam al-Ghazali menjelaskan, demikian juga dengan orang-orang
yang rajin berdzikir tapi masih menyimpan berbagai penyakit hati dalam dirinya.
Syaitan akan terus datang dan mendekat bahkan bersahabat dengannya.
Penyakit-penyakit hati itu ialah seperti kesombongan, irihati,
dengki, syirik, bersikap kasar, riya, merasa sholeh, merasa suci, ghibah, marah
dan berbagai penyakit hati lainnya. Ketika penyakit-penyakit itu menghinggapi
diri seorang hamba, maka syaitan terlaknat akan senantiasa datang, mengakrabkan
diri, kemudian menjadi sahabat karibnya.
Inilah esensi dari dzikir yang kerap dilupakan oleh mayoriti
kaum Muslimin. Mereka hanya fokus pada dzikir jahr dan melupakan dzikir sirr.
Meskipun, mereka masih lebih baik daripada orang buruk yang
tidak berdzikir. Sebagaimana dinasihatkan oleh Imam Ibnu Athailah as-Sakandari,
“ Orang yang lalai saat berdzikir lebih baik daripada orang lalai yang tidak berdzikir.
”
MAKA CARILAH GURU MURSYID AGAR TERBIMBING DZIKIR KITA....
No comments:
Post a Comment