Al-Ustadz Syekh Kyai Kajie Aziz
yang saya kenal sejak di Pondok Ploso memang sangat ahli dalam banyak disiplin
ilmu di Pondok. Terbukti beliau menjadi Santri The Best pada 1999 bersama Syekh
Fadil Messi dan Syekh Muhammad Abrori Sholih.
Kepiawaian dalam merangkai kata
juga terlihat dalam Bahtsul Masa'il. Termasuk kali ini saat membela Tabarruk
dengan berbagai jawaban dari celah tanya seperti tulisan Imam ar-Razi (فان قيل ... قلت).
Selamat membaca:
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Beredarnya video bikinan tim “ da’wah
” Ustadz Khxxx benar-benar sangat berhasil membuat saya -wong ndeso ini-
merangkai tulisan-tulisan yang saya dedikasikan buat tim beliau agar dibaca.
Bukan karena saya lebih bisa,
karena ternyata Ustadz Khxxx lebih terkenal daripada saya.
Bukan karena saya banyak tahu, tapi karena saya ingin meluruskan orang-orang yang sok tahu.
Terlebih dalam video itu ada sosok Kiai yang kami -para santri- sangat kagumi dan sangat hormati. KH. Maimun Zubair. Juga sosok santri dan situasi pesantren.
Baik Tim Ustadz Khxxx,
Ketika santri berebut mencium tangan Kiai, mereka berharap berkah dari beliau. Apakah itu salah…?
Sama sekali tidak. At-Tabarruk atau berharap berkah artinya : berharap tambah dan berlipatnya nilai ibadah. Bertabarruk bukan menyembah. Pahami itu.
Dalam Al Qur’an, konsep tabarruk
telah ada, seperti tertuang dalam :
Surat Al Baqoroh ayat 125 :
وَاتَّخِذُواْ مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
“ Kenapa sholat di Maqam Ibrahim…? ” Ini ada unsur tabarruk.
Dan Surat Yusuf ayat 93 dan 96
اذْهَبُواْ بِقَمِيصِي هَذَا فَأَلْقُوهُ عَلَى وَجْهِ أَبِي يَأْتِ بَصِيرًا
فَلَمَّا أَن جَاء الْبَشِيرُ أَلْقَاهُ عَلَى وَجْهِهِ فَارْتَدَّ بَصِيرًا
“ Kenapa baju Nabi Yusuf yang dijadikan sebagai pelantara kesembuhan Mata Nabi Ya’qub…? ” Ini juga Tabarruk.
Dalam Hadits Rasulullah Riwayat
Muslim ( 1305 ) konsep tabarruk tertuang ketika Rasulullah membiarkan rambut
mulianya dimiliki oleh para sahabat.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَتَى مِنًى فَأَتَى الْجَمْرَةَ فَرَمَاهَا ثُمَّ أَتَى مَنْزِلَهُ بِمِنًى وَنَحَرَ ثُمَّ قَالَ لِلْحَلاَّقِ « خُذْ ». وَأَشَارَ إِلَى جَانِبِهِ الأَيْمَنِ ثُمَّ الأَيْسَرِ ثُمَّ جَعَلَ يُعْطِيهِ النَّاسَ.
“ Kenapa Rasulullah membiarkan rambut beliau dibagi-bagikan kepada para sahabat…? ” Karena Beliau meridloi tabarruk.
Kenapa ketika perang Yarmuk,
Kholid bingung mencari pecinya padahal bisa saja ia memakai peci yang lain atau
peci apa saja…? Karena dalam pecinya ada rambut Rasulullah yang beliau cukur
saat berumroh, dan tidak ada satupun peperangan yang ia hadiri dengan memakai
peci itu kecuali Allah memberikan kemenangan kepada umat islam. Inilah
tabarruk...
Ada sebuah sumur di Madinah yang
bernama sumur Bidla’ah. Nabi pernah meludahi air dalam sumur ini, sehingga
setiap melewati sumur ini, Muslimin hampir pasti tidak akan menyia-nyiakan
kesempatan meminum airnya. Tabarruk juga ini namanya. ( Majma’ Az Zawa’id Wa Manba’ Al
Fawa’id, Nuruddin Ali bin Abi Bakar Al Haitsamy )
Belum lagi riwayat Imam Bukhari
tentang bagaimana para sahabat ketika tangannya berhasil menangkap dahak
Rasulullah, ia mengusapkan keseluruh tubuhnya. Ketika Rasulullah berwudlu, para
sahabat hampir seperti akan berperang hanya karena berebut sisa air wudlu
Beliau. Semua itu dalam konsep Tabarruk bukan…?
Mungkin kalian akan berkata : “ Ah,,,,
itukan kepada Rasulullah. Kalau selain Rasulullah beda dong...? gak boleh
dong...?
Oke, coba perhatikan yang berikut
:
Seorang Abdurrahman bin Razin
(Tabi’in) bergegas mencium tangan Sahabat Salamah bin Akwa’ berharap keberkahan
dari tangan yang pernah bersentuhan dengan Rasulullah.
Begitu pula alasan Tsabit
Al-Bunani ( Tabi’in ), ketika ia mencium tangan Sahabat Anas bin Malik setelah
bertanya : “ Apakah engkau menyentuh Rasulullah dengan tangan ini…? ” dan
Sahabat Anas menjawab : “ Ya ”.
Abu Aliyah, seorang ulama Salaf, mencium dan mengusap-usapkan apel pemberian sahabat Anas karena menganggap apel itu telah dipegang oleh tangan yang pernah menyentuh Rasulullah.
Semua dengan alasan tabarruk
lo...
Kalian akan membantah lagi : “ Loh,,,
itu kan masih ada hubungannya dengan Rasulullah. Pasti beda dong kalau tanpa
ada hubungannya dengan beliau ”
Eits... jangan ambil kesimpulan
terburu-buru dong, emang terbiasa begitu kalian ya.... Perhatikan yang berikut
ini dulu :
Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah
pernah mencium tangan dan kedua kaki pamannya Sahabat Abbas.
Ketika bertemu, Imam Muslim
mencium wajah gurunya -Imam Bukhari- diantara kedua mata beliau, lalu meminta
restu agar beliau dapat mencium kedua kaki gurunya itu.
Apa alasannya, tabarruk...
Bahkan, Rasulullah pernah
bertabarruk kepada kaum muslimin.
Dalam sebuah kitab yang bernama
Al Jami’ As Shoghir Wa Ziyadatih ( Al Fath Al Kabir ) yang ditulis oleh
Muhammad Nashiruddin Al Albani ( pasti kalian kenal dong beliau itu siapa )
tertulis sebagai berikut :
" كان يبعث إلى المطاهر فيؤتى بالماء فيشربه , يرجو بركة أيدي المسلمين
"
Bahwa Rasulullah meminum air dari tempat bersucinya para muslimin seraya berharap keberkahan mereka.
Disebuah kesempatan Rasulullah jelas tidak suka para sahabat mengambil air dari sumur Kaum Tsamud lalu memerintahkan mereka mengambil air dari sumur yang pernah diminum airnya oleh unta Nabi Sholeh. Hal ini tertuang dalam Hadits berikut :
عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ أَخْبَرَهُ أَنَّ النَّاسَ نَزَلُوا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَلَى الْحِجْرِ أَرْضِ ثَمُودَ فَاسْتَقَوْا مِنْ آبَارِهَا وَعَجَنُوا بِهِ الْعَجِينَ فَأَمَرَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُهَرِيقُوا مَا اسْتَقَوْا وَيَعْلِفُوا الإِبِلَ الْعَجِينَ وَأَمَرَهُمْ أَنْ يَسْتَقُوا مِنَ الْبِئْرِ الَّتِى كَانَتْ تَرِدُهَا النَّاقَةُ.
Jadi, saudaraku sesama muslim,
tim da’wah Ustadz Khxxx yang terhormat,
Bertabarruk itu boleh kok, bertabarruk itu dianjurkan kok. Jadi kalau kalian tidak menemukan referensi tentang itu, please deh, jangan terus kalian anggap amaliah kami salah, syirik dan lain sebagainya. Kami lo memaklumi kalau kalian begitu dibatasi dengan literasi dan pemahaman yang mudah dan instan tanpa penggalian lebih dalam ala santri, karena kalian tidak akan mampu seperti santri yang mau mengenyam pendidikan lebih lama guna bertafaqquh fid diin.
Oh iya, ada ya kopi sampai
bernilai jual tinggi karena ada unsur tabarruk…?
Kalau ada, emang kalian gak setuju ya…?
Lalu....
Kenapa ya, di Negeri Wahabi ada sebuah gedung mewah dan megah yang didedikasikan untuk Syekh Utsaimin dan bahkan menganggap “ keramat ” pena yang terakhir beliau pakai sebelum beliau meninggal lalu menyimpannya dengan sistem keamanan tinggi bak menyimpan berlian bernilai triliunan rupiah…?
Hmmmm... sudahlah, emang kalian
begitu sih.
Ada satu lagi, pesan Ustadz
Khaxxx agar tidak meminum air sisa minumannya dan tidak mencium tangannya
ketika bertemu, dengan senang hati akan kami jalankan. Karena, kriteria
orang-orang yang pantas dicium tangannya dan diminum air sisa minumannya
-sangat kebetulan- tidak terdapat pada diri beliau. Jadi jangan khawatir, tanpa
dimintapun, kami tak akan melakukannya.
Wallahu A'lamu Bis Showab.
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.
H. Abdul Aziz. AR
Alumni PP. Al Islah (Daerah Y)
Sidogiri Pasuruan.
Alumni PP. Al Falah Ploso Mojo
Kediri.
Anggota Team Kiswah Aswaja NU
Center PCNU Bangil.
No comments:
Post a Comment