Di salah satu pesantren di Jawa, santri-santri dilarang keras
merokok. Dan sang Kiai pengasuh pondok pesantren itu tidak segan-segan
memberikan takzir (hukuman) berat pada santri yang ketahuan melanggar aturan
merokok di pesantren itu. Namun tentu saja ada santri nakal yang nekat
melakukan pelanggaran.
Bahkan, sering beberapa santri yang tidak tahan ingin merokok
mencari-cari kesempatan di malam hari, pada saat gelap di sudut-sudut asrama
atau di gang-gang kecilnya, atau di tempat jemuran pakaian atau di pekarangan
sang Kiai. Bahkan ada juga yang tidak jijik merokok di dalam WC sambil
pura-pura sedang BAB.
Satu hari, saat malam telah larut, salah seorang santri
perokok ingin kembali melakukan aksi terlarangnya. Meski sudah agak mengantuk
karena kelamaan menunggu waktu yang aman untuk merokok, ia pun bergegas ke
kebun belimbing, di belakang salah satu gedung pesantren itu. Santri itu lalu
mendekati seseorang temannya di kejauhan yang sedang menyalakan rokok. Suasana
disekitar yang jauh dari lampu penerangan membuat tempat itu memang agak gelap
dan aman untuk merokok.
"Kang, minta rokoknya... sekalian dengan
api-nya...sup." katanya sambil menyodorkan jari tengah dan telunjukknya.
Temannya langsung menyerahkan sebungkus rokok yang
dipegangnya. Santri perokok itu tanpa memperhatikan temannya itu langsung
buru-buru mengisap rokok.
"Alhamdulillah, asyik sup..." katanya. Diteruskan
dengan isapan kedua, sambil memejamkan mata seakan menghayati isapan rokoknya.
Rokok semakin menyala, dan... dalam gelap dengan bantuan nyala
rokok itu lama-lama kelamaan si santri mulai sadar dengan siapa dia sebenarnya
saat itu sedang merokok bareng. Namun santri belum yakin betul dan diteruskan
dengan isapan selanjutnya...
Isapan yang dalam sehingga membuat rokok itu
semakin menyala terang.
Dan...
Ternyata... yang dia mintai rokok adalah Kiyai nya sendiri.
Bukan main, si santri itu sangat kaget dan ketakutan. Dia
langsung kabur, lari tunggang langgang tanpa sempat mengembalikan rokok yang
dipinjamnya.
Sang Kiai pun marah besar sambil berteriak :
" Hei... rokok saya jangan dibawa, itu tinggal satu-satunya,....
No comments:
Post a Comment