Syekh Abdurrahman Bajalhaban yang memiliki istri super
cerewet, suka ngamu’an atau pemarah. Suatu ketika Syekh Abdurrahman pamit untuk
berkhalwat di sebuah Gua. Di Gua itu beliau bertemu dengan dua orang. Pada saat
ketiga orang ini butuh makanan, maka dua orang ini berdoa pada Allah sambil
tawassul pada Wali Allah, dan saat itu juga Allah memberi tiga roti. Dan
tibalah giliran pada Syekh Abdurrahman untuk berdo’a, beliau sempat bingung
do’a apa dan tawassul pada siapa dua temannya itu saat berdo’a. Akhirnya Syekh
Abdurrahman berdo’a dan bertawassul seperti apa yang dua orang itu bertawassul,
Alhamdulillah Allah SWT ketika itu juga memberi enam roti ( dua kali lipat dari pemberian sebelumnya )
Setelah ketiga hamba Allah ini makan roti lalu
berbincang-bincang dan Syekh Abdurrahman Tanya kepada dua orang itu. Ya Akhi, saat kamu berdoa tadi bertawssul pada
siapa…? dua orang itu menjawab saya bertawssul kepada Syekh Abdurrahman
Bajalhaban yang masyhur punya istri super cerewet di negeri ini, dan karena
sikap istrinya yang pemarah dan Syekh Abdurrahman sabar, Allah mengangkatnya
menjadi Waliyullah.
Mendengar penuturan dua orang itu Syekh Abdurrahman langsung
bilang saya inilah Abdurrahman. Dua orang itu tertegun, heran dan merasa
bersyukur pada Allah karena sudah dipertemukan dengan Syekh Abdurrahman.
Kemudia Syekh Abdurrahman pulang kerumahnya, belum masuk rumah
tahu-tahu istrinya sudah menghadang di depan pintu dengan omelan yang memarahi
Syekh Abdurrahman. Beliau tidak membalas omelan dan cercaan istrinya. Karena
terus menerus dimarahi oleh istrinya Syekh Abdurrahman hanya menjawab dengan
kata-kata ‘’Jangan begitu jadi istri ’’, sepontan istrinya menjawab ; sampean
ini jadi Waliyaullah karena sikap saya !.
Mustmi’iin tertawa mendengar cerita itu, karena fakta sosial
yang ada seringkali rumah tangga retak karena tidak bisa menjaga kesabaran.
Jadi kesabaran itu tidak hanya sabar dalam taat pada Allah dan
sabar dalam menghadapi maksiat, tapi juga sabar saat ditimpa musibah rumah
tangga terutama menghadapi istri,.
Disadur dari Tausiah Gus Shalah yang juga santri dari Mbah Yai
Maimun Zubair.
No comments:
Post a Comment