"Apa semua doa kita dikabulkan Tuhan, bang ?"
Sebuah pertanyaan mampir di inbox. Saya suka pertanyaan
seperti ini, menggali kembali nilai-nilai spiritual sekaligus sebagai
pengingat.
"Hidup itu ada kuncinya. Kenali kunci-kunci hidup, maka
selamanya kamu akan berjalan dengan tenang karena kamu paham.." Kata salah
seorang teman yang juga guruku dalam memahami semuanya.
Dan perjalanan mencari kunci-kunci itu kutuangkan dalam buku
"Tuhan dalam secangkir kopi" dan "Bukan manusia angka".
"Jika melihat sifat-Nya yang Maha pengasih dan Maha
penyayang, secara logika, Tuhan pasti akan mengabulkan doa manusia - jika itu
bersifat kebaikan. Meskipun doa atau harapan itu sifatnya hampir tidak mungkin
kita dapatkan...
Sebagai contoh, pada kondisi yang miskin seperti sekarang,
kamu berdoa supaya jadi Hari Tanoe kedua.
Mungkinkah ? Mungkin saja. Dan dikabulkanlah doamu saat itu
juga..."
Masih ada secangkir kopi meski sudah dingin. Lumayanlah,
daripada gak ada. Kulanjutkan menulis jawaban untuk dia.
"Tetapi ada sifat lain dari Tuhan yang manusia lupa,
bahwa Ia Maha adil. Terkabulnya doamu bukan berarti keinginanmu langsung jatuh
di hadapanmu, tetapi ditempatkanNya di satu tempat.
Analoginya, ketika kamu sekarang berdoa ingin menjadi Hari
Tanoe kedua, maka saat itu Tuhan kabulkan doamu segera dan ditempatkan di
puncak gunung Jayawijaya. Kamu harus berjalan kesana dan mengambil sendiri apa yang
kamu pinta...
Semakin tinggi doamu, maka semakin jauh dan berat perjalananmu
menujunya. Kamu yang punya keinginan, kamu yang harus meraihnya..."
Kubakar sigaret yang tersisa. Sudah malam, apa masih ada
warung buka ya ?
"Yang menarik, dalam perjalananmu menuju keinginanmu,
Tuhan menawarkan peluang-peluang yang memungkinkan kamu raih saat itu juga.
Peluang itu dihadirkan melalui seseorang atau peristiwa.
Dan kamu - dengan akalmu - akan meraihnya, sehingga sedikit
demi sedikit perhatianmu teralihkan. Dengan begitu, maka keinginanmu juga bisa
bergeser. Karena puncak Jayawijaya masih terlalu jauh, puncak pass juga gapapalah..."
Apa masih ada warung yang buka ya ? Kalo tutup semua kan asem
mulutku semalaman ?
Kuselesaikan bait terakhir apa yang ingin kusampaikan.
"Perlahan-lahan akalmu berproses dan menerima kenyataan,
bahwa sebenarnya menjadi Hari Tanoe kedua bukanlah keinginanmu sebenarnya. Kamu
dituntun melalui peristiwa2, menuju dimana sejatinya dirimu berada.
Bisa jadi, awalnya pengen jadi orang sangat kaya, ternyata
kamu malah menikmati menjadi orang biasa yang merdeka bebas dari ikatan materi
yang ada. Karena menjadi kaya ternyata tidak senikmat yang kamu kira awalnya...
Itulah kenapa Tuhan selalu memerintahkan manusia untuk
berfikir dan menggunakan akalnya. Karena semua peristiwa mempunyai makna dan
manusia harus mampu mengambilnya.
Berjalan sajalah. Berdoalah supaya mendapatkan kebaikan dan
biarkan Dia yang mengatur kita. Berusaha lalu ikuti arusnya, tidak usah melawan
dan memaksakan keinginan..
Karena keinginan manusia sejatinya hanyalah nafsu. Manusia
kebanyakan punya keinginan, lalu berdoa supaya Tuhan mengabulkannya. Tuhan dijadikan pesuruh tanpa sadar.
Dan jika tidak sesuai keinginan, lalu menghibur diri 'mungkin
Tuhan tidak mengabulkan'. Padahal bukan Tuhan tidak mengabulkan, tapi kita
sendirilah yang tidak keras usahanya menuju tempat terkabulnya doa..."
Ku "send" tulisanku, dan langsung bergegas mencari
warung. Semoga masih ada yang buka.
Iseng kuambil gelas kopiku dan menyeruputnya. Puihhh, tinggal
ampasnya !
No comments:
Post a Comment