Photo

Photo

Wednesday 29 March 2017

MENYIBAK TABIR SHOLAWAT

Rahasia Sholawat Menggapai Ma'rifat

Fatwa sayyid Abdur-Rahman bin Musthofa Al-Idrus
Al-Allamah sayyid Abdurrohman bin musthofa Al-Idrus ( tinggal di mesir ), menyatakan (dalam penjelasan Beliau tentang sholawatnya sayyid Ahmad Al-Badawi.
Komentar ini di tulis dalam kitab yang berjudul Miraatu Al-Syumus fi manaqibi Aali Al-Idrus

Bahwa di akhir zaman nanti, ketika sudah tidak di temukan seorang murobbi (Mursyid) yang memenuhi syarat, tidak ada satu pun amalan yang bisa mengantarkan seseorang wushul (marifat) kepada Allah kecuali bacaan Sholawat kepada Nabi SAW, baik dalam keadaan tidur maupun terjaga.
Kemudian setiap amalan itu mungkin di terima dan mungkin juga di tolak kecuali bacaan sholawat kepada Nabi SAW yang pasti di terima, karena memuliakan kepada Nabi SAW.
Sayyid Abdur Rohman meriwayatkan keterangan tersebut berdasarkan kesepakatan ulama. Ketahuilah sesungguhnya para ulama telah sepakat atas diwajibkannya membaca Sholawat dan Salam untuk Baginda Nabi SAW. Kemudian mereka berselisih pendapat mengenai kapan kewajiban itu harus dilaksanakan?.
Menurut Imam Malik, cukup sekali dalam seumur. Menurut Asy-Syafii, wajib dibaca pada tasyahud akhir dalam sholat fardhu. Menurut ulama lainnya, wajib dibaca satu kali dalam setiap majlis. Ada juga ulama yang berpendapat, wajib dibaca setiap kali mendengar nama Nabi Muhammad saw disebut. Dan ada juga yang mengatakan wajib untuk memperbanyak sholawat, tanpa di batasi bilangan tertentu.
Secara umum, membaca sholawat kepada nabi, merupakan hal yang agung dan keutamaannya pun sangat banyak. Membaca sholawat, merupakan bentuk ibadah, yang paling utama dan paling besar pahalanya.

Sampai-sampai sebagian kaum arifin, mengatakan :
sungguhnya sholawat itu, bisa mengantarkan pengamalnya untuk marifat kepada Allah, meskipun tanpa guru spiritual ( mursyid ) .
Karena guru dan sanadnya, langsung melalui Nabi.
Ingat ! setiap sholawat yang dibaca seseorang selalu diperlihatkan kepada beliau dan beliau membalasnya dengan doa yang serupa ( artinya nabi tahu siapa saja yang membaca sholawat kepada beliau dan nabi menjawab sholawat dengan doa yang serupa kepada pembacanya tadi ).
Hal ini berbeda dengan dzikir-dzikir ( selain sholawat ) yang harus melalui bimbingan guru spiritual/mursyid, yang sudah mencapai maqom marifat. Jika tidak demikian, maka akan dimasuki syaithon, dan pengamalnya tidak akan mendapat manfaat apapun.

Hasyisyah Ash-Showi la Al-Jalalain, Hal :287,Juz III, Toha Putra 

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...