Tulisan
shalawat juga ternyata selalu diletakkan di awal-awal sebuah karangan atau
tulisan.
Mengapa
demikian..?
Alasannya
adalah berdasarkan sebuah hadits qudsi yang menyatakan bahwa alam dan segala
isinya ini diciptakan karena rauh Nabi Muhammad yang agung, intinya alam ada
karena adanya ruh nabi Muhammad, kalau saja ruh nabi tidak ada, maka alam pun
tak akan diciptakan, dengan demikian Nabi Muhammad adalah perantara yang agung
atas adanya kehidupan, maka layaklah seseorang bershalawat kepadanya sebelum
memulai sesuatu, karena Muhammadlah yang menjadi perantara kita ada dan bisa
membuat sebuah karangan/tulisan.
Alasan
lain adalah menjalanakan sebuah hadits Nabi yang isinya Barang siapa yang
menulis shalawat di awal tulisan/karangan lalu membacanya, maka para malaikat
akan senantiasa menduakan orang tersebut dan meminta ampunan baginya, selama
tulisan tersebut ada dalam kitab tersebut.
Apa arti
shalawat kepada Nabi..?
Inti dari
shalawat kepada nabi adalah mendoakan bertambahnya rahmat dan kemulyaan
kepadanya, keluarganya dan para sahabatnya.
Kalau ada
yang bertanya, bukankah Nabi Muhammad telah dijamin keselamatannya..?
Lalu
kenapa kita malah mendoakan beliau yang jelas-jelas sudah pasti keselamatanya
di akhirat, sedangkan kita sendiri belum tentu selamat atau tidaknya..?
Ismail Al
Hamidi berpendapat bahwa sebetulnya membaca shalawat kepada Nabi itu adalah
sebuah wasilah atau perantara untuk keselamatan diri kita.
Semakin
banyak kita membaca shalawat, berarti menandakan kecintaan kita kepada Nabi,
kalau seseorang telah cinta kepada Nabi, maka Nabipun akan rela menggunakan
keistimewaanya untuk melindungi dan memperjuangkan umat yang mencintainya
dengan cara memberi pertolongan atau syafaat terutama nanti di akhirat.
Kalau Nabi
Muhammad sebagai kekasih Allah yang meminta syafaat untuk kita, maka
kemungkinan besar Allah akan mengizinkan syafaat Nabi buat kita, karena Allah
mencintai Nabi Muhammad.
Jadi jelas
bahwa bacaan shalawat yang kita baca, ujung-ujungnya bermanfaat buat
kepentingan kita sendiri.
Dalam
redaksi shalawat, disamping ditujukan kepada Nabi Muhammad, juga ditujukan
kepada keluarga dan sahabatnya.
Yang
dimaksud keluarga nabi, sebetulnya terbagi 2 golongan, yaitu dilihat dari segi
maqam du’a dan maqam zakat.
Yang
dimaksud keluarga nabi dilihat dari maqam du’a adalah seluruh umatnya yang
membutuhkan do’a walaupun ia berdosa.
Dengan
demikian kita juga termasuk keluarga beliau.
Sungguh
indah, dengan membaca shalawat berarti kita satu sama lain saling mendoakan
bersama-sama.
Adapun
jika dilihat dari maqam zakat, yang termasuk keluarga Nabi adalah dari golongan
Bani Hasyim dan Bani Muthalib.
Dikatakan
maqam zakat, karena mereka terlarang menerima harta zakat dari orang lain,
sebab harta zakat itu sebenarnya harta kotor yang harus dikeluarkan muslimin
dan mereka terpelihara dari jemis harta-harta tersebut.
Sedangkan
definisi sahabat Nabi adalah mereka yang pernah berkumpul bersama Nabi atau
melihat nabi setelah Nabi Muhammad mendapat risalah dari Allah (setelah
diangkat menjadi Rasul), dalam keadaan mengimani atau mengakui risalah beliau.
Berbeda
tentunya dengan tabi’in, kalau tabi’in adalah mereka yang tidak bertemu langsung dengan Nabi
tapi pernah bertemu dengan para sahabat beliau dalam keadaan iman
No comments:
Post a Comment