Haji Bejo,
pemilik salah satu usaha batik dan olahan texstil terkemuka di Sebuah Desa
memang dikenal masyarakat atas kedermawanannya, seakan harta telah begitu tak
berharga baginya. Seakan dunia telah begitu hina dimatanya.
Inilah
mungkin sosok nyata orang yang dunia di tangannya dan akhirat di hatinya. Maka
beberapa orang pengusaha muda yang bersemangat mendatangi beliau.
'Ajarkan
pada kami Ji, bagaimana caranya agar kami bisa seperti pak haji Bejo. Bisa bisnis
maju sukses, tidak cinta pada harta dan tidak sayang pada kekayaan… hingga
seperti haji Bejo, bersodaqoh terasa ringan'.
'Waaah…',
sahut Haji Bejo tertawa, 'Anda salah alamat' !
'Lho ?'
'Lha iya... kalian
datang pada orang yang salah.
Lha saya ini
* SANGAT SAYANG
DAN MENCINTAI HARTA SAYA. *
Saya ini
sangat mencintai Aset yang saya miliki '.
'Lho…???'
'Kok lho.
Lha sebab saking cinta dan sayangnya saya pada harta, SAMPAI SAMPAI
SAYA TIDAK
RELA MENINGGALKAN HARTA SAYA DI DUNIA INI.
AKAN SAYA
BAWA KEKUBUR DENGAN HARTA BISNIS SAYA....
Saya itu
TIDAK MAU BERPISAH dengan kekayaan saya.
Makanya
sementara ini saya titip titipkan dulu :
TITIP pada
Masjid.
TITIP pada
anak Yatim.
TITIP pada
Fakir miskin.
TITIP pada
Madrasah.
TITIP pada
Pesantren.
TITIP pada
pejuang fii sabilillah.
TITIP pada
Guru” Agama.
TITIP pada
Karyawan yang rajin Ibadah.
TITIP pada
sodara dan karyawan yang dirawat sakit.
Alhamdulillah
ada yang berkenan mau dititipi, saya senang sekali.
Alhamdulillah
ada yang sudi diamanati, saya bahagia sekali.
Insya Allah
DI AKHIRAT NANTI SAYA BISA AMBIL LAGI, TITIPAN SAYA.
Saya ingin
kekayaan saya itu dapat saya nikmati berlipat lipat di Alam kubur dan di
Akhirat'.
Jadi..!
Siapa bilang harta tidak dibawa mati ?
Harta itu
dibawa mati !!
Caranya ?
*JANGAN BAWA
SENDIRI*...minta tolong dibawakan oleh anak Yatim, Fakir miskin, orang orang
yang berjuang di jalan Allah para Dai, Guru Ngaji, Para Penghafal Quran dll
Khawatirnya
anak dan keluarga saya cuma kasih kain kafan putih saja ketika saya sudah
meninggal nanti.
No comments:
Post a Comment