Seorang
anak muda ingin mendekatkan diri kepada Sang Penciptanya mencari ilmu kesana
kemari, tanya sana - tanya sini dicarinya orang pinter, pinter dalam segala
hal. sudah beberapa orang pinter menyarankan untuk membaca dan mengerti isi
segala kitab, mulai kitab yang tebal sampai kitab yang terbuat dari daun lontar
semua telah dibaca dan dikupas bersama orang-orang pinter.
Selama
sepuluh tahun lebih orang ini tidak pernah keluar dari "padepokannya"
semua waktu tercurahkan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. mengupas
tuntas semua ajaran dan ayat-ayat suci. digembleng sesuai dengan tuntunan yang
tertulis dalam kitab.
Setelah
sepuluh tahun lebih berguru dan mengurung diri saatnya anak muda ini pergi
keluar untuk mengamalkan segala ajaran dan tuntunan yang telah didapat. Ketika
bertemu orang lain dia bingung dengan keadaan orang yang ditemuinya. situasi
dan kondisinya lain dengan apa yang dipelajari di padepokan. dan itu terjadi
berulangkali. akhirnya orang ini merasa resah dan bingung.
Ketika
orang ini duduk di pinggir sungai di bawah pohon rindang, datanglah bapak tua.
banyak yang diomongkan . akhirnya keluarlah keluhan dari mulut si anak
padepokan bahwa segala kitab dan buku sudah dipelajarinya ..... tetapi kok tidak
mendapatkan kehidupan seperti yang telah tercatat di buku suci.
" Nak
setelah aku mendengarkan ceritamu. kamu ini hidup persis seperti pertapa yang
bertapa selama 5 tahun duduk di atas tape singkong. " kata sang bapak.
Si anak
muda ini tidak mengerti apa yang dimaksud oleh pak tua ini. dia melihat mata
pak tua yang duduk di hadapannya yang menyedot rokok klobot di bibirnya
sehingga nampak pipinya yang kempong karena berusaha untuk mendapatkan asap
kenikmatan dari si klobot.
" Begini maksudku nak, orang yang bertapa selama 5 tahun duduk di atas tape
singkong memang telah bertekat untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta,
khusuk sekali sampai - sampai dia tidak mau tahu dengan keadaan tape singkong
itu. tapenya jadi hancur ... baunya tambah badheg tapi dia tak perduli. itulah
gambaran hidupmu di padepokan. kamu mempelajari segala ilmu tetapi kamu tidak
mau tahu dengan sekitarmu, kamu tidak mengerti apa - apa di kehidupan
masyarakat. kamu tidak mau perduli dengan mereka. sepertinya hidupmu bak katak dalam
tempurung yang kamu pelajari hanya tulisan bukan kehidupan " tegas pak tua
sambil mengisap dalam-dalam rokok klobotnya.
No comments:
Post a Comment