Suatu
ketika Abu Nawas dipanggil oleh Raja Harun Ar Rasyid di istana kerajaan dan
terjadilah percakapan di antara keduanya. Rupanya kali ini Abu Nawas sedang
memperingatkan rajanya perihal harta dunia yang tidak akan dibawa mati ke
kuburan karena Abu Nawas mengetahui bahwa ia dipanggil karena ingin diikat
sebagai saudara raja dengan tali ikatan hadiah.
Sesampainya
di istana kerajaan, Abu Nawas dengan santainya menegur langsung kepada Raja
Harun tanpa basa-basi terlebih dahulu.
"Wahai
Amirul Mukminin, bagaimana nanti jika Allah SWT menghadapkan Anda di
hadapan-Nya, lalu meminta pertanggungjawaban Anda tentang lalat hitam, burung
kenari dan kulit ari," kata Abunawas kepada Raja Harun.
Begitu
mendengar penuturan Abunawas yang tiba-tiba itu, menyebabkan Raja Harun Ar
Rasyid sedih, sehingga menangis tersedu-sedu. Melihat rajanya bersedih, salah
seorang kepala pengawal segera bertindak dengan memarahi Abu Nawas.
"Wahai
Abu Nawas, engkau diamlah, engkau telah menyakiti hati sanga Raja!" bentak
kepala pengawal kerajaan kepada Abu Nawas. "Biarkan dia," kata Raja
Harun.
"Sebenarnya
yang merusak dan menyakiti itu Anda," kata Abu Nawas dengan berani.
"Begini
Abu Nawas, saya ingin mengikat tali persaudaraan denganmu dengan pemberian
fasilitas dan hadiah-hadiah," kata Raja Harun Ar Rasyid.
"Kembalikan
saja semua harta dari tempat semula yang hendak paduka berikan kepada
hamba," jawab Abu Nawas.
"Lalu
bagiaman dengan kebutuhanmu?" tanya Raja Harun.
"Aku
ingin Anda tidak melihatku dan akupun tidak melihat paduka. Ketahuilah wahai
Amirul Mukminin, Aiman bin Nail dari Qudamah bin Abdullah al-Kalaby pernah
berkata, Aku telah
melihat Rasululah SAW melempar jumrah Aqabah di atas ontanya yang
kemerah-merahan, tanpa ada pukulan dan tidak pula dengan pengusiran,"
jawab Abu Nawas.
Setelah
berkata demikian, Abu Nawas segera meninggalkan istana sambil bernyanyi.
"Nyanyian
Abu Nawas":
Persiapanmu
telah memenuhi bumi sepenuhnya
Hambamu
mendekat dan sekarang apa?
Bukankah
engkau bakal mati dalam kuburan?
Pewarismu
mengelilingi, hartamu tak dapat engkau gunakan lagi.
No comments:
Post a Comment